Indonesia dan negara di Asia Tenggara lainnya sempat dihebohkan dengan laporan munculnya penyakit cacar monyet atau monkeypox di Singapura pada Mei 2019. Alasannya, penyakit ini awalnya berasal dari wilayah Afrika Tengah dan Barat dan sangat jarang ditemukan di benua Asia. Namun Anda tidak perlu panik menghadapi isu munculnya penyakit ini. Yuk, simak beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang monkeypox atau cacar monyet.
Penyebab dan Penularan Virus Monkeypox
Seperti jenis cacar lainnya, cacar monyet disebabkan oleh infeksi virus. Virus monkeypox ditularkan melalui binatang. Anda dapat terserang virus ini jika mengalami kontak dengan darah dan cairan tubuh binatang yang tertular virus monkeypox. Hewan pembawa virus penyebab cacar monyet antara lain tikus, monyet, dan tupai.
Selain kontak dengan cairan tubuh, Anda juga dapat terserang penyakit cacar ini jika mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi virus. Konsumsi daging inilah yang menyebabkan munculnya penyakit cacar monyet di Singapura. Diketahui bahwa seorang wanita asal Nigeria mengidap cacar monyet akibat menyantap daging hewan liar yang terkena virus monkeypox di negara asalnya sebelum pergi ke Singapura.
Selain penularan virus dari hewan, cacar monyet juga dapat menular antarmanusia. Anda dapat terjangkit virus monkeypox bila Anda menyentuh tisu, kain, atau pakaian pasien yang terpapar virus ini, misalnya kain yang digunakan untuk menutup hidung dan mulut pasien saat bersin. Meskipun begitu, penularan virus cacar monyet antarmanusia merupakan kasus yang sangat jarang terjadi.
Gejala dan Tanda Cacar Monyet
Bila Anda atau orang terdekat terinfeksi virus monkeypox, gejala akan mulai muncul setelah 6 sampai 16 hari setelah virus menyerang tubuh. Umumnya, gejala pada pasien cacar monyet terbagi menjadi dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit.
Pada periode invasi, tubuh Anda akan menunjukkan tanda, seperti demam, limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, sakit kepala hebat, dan badan terasa lemas. Periode ini berlangsung selama satu sampai tiga hari atau bahkan lebih.
Setelah periode invasi, Anda akan menemukan ruam pada tubuh. Timbulnya ruam ini termasuk dalam periode erupsi kulit. Ruam pertama kali akan muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Ruam ini adalah ciri utama cacar monyet yang membedakannya dengan jenis cacar lain.
Ruam pada kulit awalnya muncul sebagai bintik merah seperti cacar biasa. Kemudian bintik ini akan terisi cairan bening. Bintik berisi cairan ini berubah menjadi sejenis bentol berisi nanah yang kemudian mengeras seperti kerak. Proses berubahnya ruam dari bintik merah hingga menjadi kerak dibutuhkan waktu sekitar sepuluh hari. Ruam akan hilang total dalam waktu kurang lebih tiga minggu.
Meskipun kasus monkeypox di Indonesia belum pernah terjadi, Anda tetap harus berhati-hati terutama ketika bepergian ke negara yang pernah mengalami kasus ini. Untuk mencegah penyakit cacar monyet, terdapat cara yang bisa Anda dan keluarga lakukan. Karena penyakit ini tersebar melalui kontak dengan hewan, Anda dapat menghindari kontak langsung dekat hewan liar pembawa virus. Selain itu, Anda juga dapat memastikan bahwa daging hewan yang Anda konsumsi telah dimasak hingga matang.
Itulah hal yang perlu Anda dan keluarga ketahui mengenai monkeypox atau cacar monyet. Bila Anda dan keluarga mengalami beberapa gejala monkeypox setelah melakukan kontak dengan hewan liar, segera periksakan ke rumah sakit agar segera mendapatkan pengobatan yang tepat. #LiveExcellently