Sebelum memahami risiko dari kebiasaan mengorek telinga, kita perlu mengenali fungsi kotoran telinga atau serumen. Serumen bukanlah sesuatu yang harus dibersihkan secara rutin. Sebaliknya, kotoran telinga diproduksi oleh kelenjar di dalam saluran telinga sebagai perlindungan alami terhadap debu, partikel asing, dan mikroorganisme. Selain itu, serumen juga menjaga kelembapan telinga dan mencegah iritasi.
Secara alami, tubuh memiliki mekanisme pembersihan telinga sendiri. Saat kita berbicara, mengunyah, atau menggerakkan rahang, serumen secara perlahan terdorong keluar dari saluran telinga.
Bahaya Kebiasaan Mengorek Telinga
Meski tampak sepele, mengorek telinga dengan cotton bud, penjepit, atau alat lainnya bisa menimbulkan beberapa risiko, antara lain:
- Mendorong Kotoran Telinga Lebih Dalam
Mengorek telinga seringkali tidak mengeluarkan serumen, melainkan justru mendorongnya lebih dalam. Ini bisa menyebabkan sumbatan kotoran (impaksi serumen) yang memicu gejala seperti:
- Gangguan pendengaran
- Rasa penuh di telinga
- Telinga berdenging (tinnitus)
Jika terjadi sumbatan, biasanya diperlukan tindakan dari dokter THT untuk membersihkannya dengan aman.
- Luka di Saluran Telinga
Saluran telinga sangat sensitif, sehingga penggunaan cotton bud bisa melukai bagian dalamnya. Goresan kecil di saluran telinga bisa menjadi pintu masuk bakteri yang menyebabkan infeksi telinga luar (otitis eksterna), yang ditandai dengan rasa sakit, bengkak, dan keluarnya cairan dari telinga.
Pada kasus yang lebih parah, cotton bud bisa menyentuh atau bahkan melukai gendang telinga, menyebabkan gangguan pendengaran yang bersifat permanen.
- Perforasi Gendang Telinga
Risiko lain yang berbahaya adalah robeknya gendang telinga (perforasi). Gendang telinga yang robek bisa menimbulkan nyeri, kehilangan pendengaran, dan infeksi telinga tengah (otitis media). Dalam beberapa kasus, robeknya gendang telinga membutuhkan tindakan operasi untuk memperbaikinya.
Infeksi Karena Mengorek Telinga
Kebiasaan mengorek telinga juga bisa memicu infeksi. Luka di saluran telinga memberikan jalan bagi bakteri untuk masuk dan menyebabkan infeksi. Tanda-tanda infeksi meliputi:
- Nyeri tajam di telinga
- Pembengkakan di sekitar telinga
- Keluar cairan dari dalam telinga
- Demam
Jika tidak diobati, infeksi bisa menyebar ke area lain di sekitar telinga, menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
Cara Aman Merawat Telinga
Bagaimana cara membersihkan telinga yang benar dan aman? Berikut adalah beberapa saran medis:
- Biarkan Telinga Bersih dengan Sendirinya: Pada umumnya, tidak perlu membersihkan bagian dalam telinga. Tubuh secara alami akan mengeluarkan serumen.
- Bersihkan Bagian Luar Saja: Gunakan kain lembut atau tisu untuk membersihkan bagian luar telinga, tanpa memasukkan alat ke dalam saluran telinga.
- Konsultasikan ke Dokter: Jika merasa ada masalah pada telinga, seperti tersumbat atau gangguan pendengaran, sebaiknya kunjungi dokter spesialis THT untuk tindakan yang aman.
Kesimpulan
Meskipun mengorek telinga mungkin terlihat tidak berbahaya, kebiasaan ini sebenarnya berisiko menyebabkan berbagai masalah, mulai dari sumbatan serumen hingga cedera serius pada saluran telinga dan gendang telinga. Sebagai langkah terbaik, biarkan telinga melakukan proses pembersihan alaminya. Jika ada masalah, berkonsultasilah dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang aman dan sesuai.
Kesehatan telinga sangat penting, jadi hindari kebiasaan mengorek telinga dan pilih metode perawatan yang lebih aman untuk menjaga pendengaran Anda!
Artikel ditulis oleh dr. Joy Firman Lumban Tobing, Sp.THT-KL (Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher RS EMC Grha Kedoya Cibitung).