Trigliserida adalah jenis lemak yang berperan dalam penyimpanan energi dalam tubuh. Kadar trigliserida merupakan ukuran konsentrasi trigliserida dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah dapat menjadi faktor risiko untuk penyakit jantung dan pembuluh darah jika tidak dikendalikan.
Tubuh mendapatkan sebagian besar trigliserida dari makanan, seperti mentega, minyak goreng, daging berlemak, keju, dan krim. Selain itu, trigliserida juga bisa berasal dari gula dan alkohol. Lemak dari makanan yang dikonsumsi akan dipecah dan diubah menjadi energi. Setiap lemak yang tidak digunakan tubuh akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan di sel-sel lemak.
Apabila diperlukan, trigliserida akan dilepaskan tubuh untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah terjadi bila asupan trigliserida dari makanan melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini dapat memicu penebalan dinding pembuluh darah sehingga berisiko menyebabkan stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung.
Idealnya, kadar trigliserida yang sehat adalah kurang dari 150 miligram per desiliter (mg/dL) dalam darah setelah puasa semalam. Namun, nilai referensi ini dapat sedikit bervariasi tergantung pada pedoman medis yang digunakan oleh lembaga kesehatan setempat. Risiko penyakit kardiovaskular meningkat jika konsentrasi trigliserida puasa >150 mg/dL. Makin tinggi konsentrasi trigliserida, makin kecil ukuran partikel LDL sehingga hubungan antara konsentrasi trigliserida tinggi dan kejadian penyakit kardiovaskular mungkin lebih ditentukan oleh meningkatnya small dense LDL yang bersifat aterogenik. Pemeriksaan ApoB digunakan untuk menentukan apakah konsentrasi trigliserida tinggi bersifat aterogenik.
Peningkatan kadar trigliserida dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk diet tinggi lemak dan karbohidrat sederhana, kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan kondisi medis tertentu seperti diabetes dan gangguan kelenjar tiroid. Apa yang harus dilakukan untuk menurunkan kadar trigliserida yang tinggi?
Cara Menurunkan Kadar Trigliserida
Untuk menghindari terjadinya trigliserida tinggi, jalani tes darah secara rutin sehingga kadar trigliserida selalu terpantau. Untuk orang dewasa, disarankan untuk menjalani tes darah tiap 4–6 tahun. Sementara untuk anak-anak, dianjurkan untuk menjalani tes darah minimal sekali saat berusia 9–11 tahun. Selain itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar trigliserida:
- Mengubah Pola Makan
Jika kadar trigliserida dalam batas ringan atau sedang, fokuslah untuk mengurangi asupan kalori. Sudah dijelaskan sebelumnya, jika trigliserida terbentuk dari kalori ekstra. Jadi, dengan mengurangi asupan makanan tinggi kalori, bisa membantu tubuh untuk menurunkan kadarnya. Berfokus pada pola makan yang sehat dengan membatasi asupan lemak jenuh dan lemak trans. Kurangi konsumsi gula tambahan dan karbohidrat sederhana seperti tepung putih dan gula pasir. Perbanyak konsumsi serat dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.
Oleh karenanya, sebelum memulai terapi penurun trigliserida, pertimbangkan adanya penyebab sekunder berupa diet tinggi karbohidrat. Diet karbohidrat dianjurkan memenuhi 50-60% kalori total dan berasal dari karbohidrat kompleks seperti beras berserat, sereal, buah dan sayur. Diet karbohidrat kompleks seperti ini diharapkan tidak meningkatkan trigliserida plasma dan LDL-C. - Menjaga Berat Badan yang Sehat
Menurunkan berat badan, terutama jika berat badan berlebih, dapat membantu menurunkan kadar trigliserida. Kehilangan 5-10% dari berat badan tubuh dapat memberikan manfaat signifikan. Untuk mencapai dan menjaga berat badan yang sehat, penting untuk mengadopsi pola makan seimbang dan aktif secara fisik secara teratur. Olahraga disertai penurunan berat badan memperbaiki sensitivitas insulin dan menurunkan trigliserida lebih baik dibandingkan tanpa penurunan berat badan. - Aktivitas Fisik
Olahraga menjadi salah satu langkah untuk mencegah sekaligus mengatasi beberapa masalah kesehatan, salah satunya hipertrigliserida. Aktivitas fisik ini jika dilakukan secara teratur dapat menurunkan trigliserida dengan meningkatkan kolesterol baik. Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah olahraga aerobik intensitas sedang 150-300 menit/ minggu atau 75-150 menit/minggu olahraga aerobik intensitas tinggi. Mereka yang tidak sanggup melakukan olahraga intensitas moderat 150 menit/ minggu dianjurkan untuk tetap seaktif mungkin sesuai kondisi kesehatan mereka. Olahraga aerobik intensitas moderat dan tinggi misalnya, secara berurutan, jalan cepat dan berlari (jogging). - Mengurangi Konsumsi Alkohol
Saat minum alkohol, tubuh akan memecah dan mengubahnya menjadi trigliserida dan kolesterol pada organ hati. Jika kebiasaan minum alkohol masih dilakukan, bisa terjadi penumpukan lemak di hati. Pengaruh alkohol bisa menyebabkan penyakit jantung, bila kebiasaan ini masih terus dilakukan dengan kondisi kadar trigliserida yang tinggi. Oleh karena itu, jika seseorang adalah peminum dan ingin menurunkan kadar trigliserida, cara paling ampuh adalah dengan mengurangi kebiasaan minum alkohol. Namun, perlu diketahui bahwa seseorang tidak bisa berhenti minum alkohol begitu saja karena akan ada gejala penarikan alkohol yang terjadi pada tubuh. Jadi, lakukan hal ini secara perlahan. - Batasi Konsumsi Lemak Trans dan Lemak Jenuh
Lemak trans dan lemak jenuh adalah jenis lemak yang dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Lemak trans umumnya ditemukan dalam makanan olahan seperti makanan cepat saji, camilan, margarin, dan kue-kue kemasan. Lemak jenuh terdapat dalam daging berlemak, produk susu tinggi lemak, mentega, dan makanan olahan. Mengurangi konsumsi lemak trans dan lemak jenuh dapat membantu menurunkan kadar trigliserida. - Konsultasi dengan Dokter
Jika langkah-langkah di atas tidak cukup efektif, atau jika seseorang memiliki kondisi medis yang mempengaruhi kadar trigliserida, seperti diabetes atau hipotiroidisme, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk saran dan perawatan yang lebih lanjut. Dokter mungkin juga merekomendasikan obat-obatan obat statin, seperti atorvastatin calcium (Lipitor) atau rosuvastatin calcium (Crestor). Terutama jika kadar kolesterol juga tinggi atau memiliki riwayat penyumbatan arteri atau diabetes.
Dengan mengikuti langkah-langkah yang disarankan, seperti mengatur pola makan, menjaga berat badan, berolahraga secara teratur, mengurangi konsumsi alkohol, dan berkonsultasi dengan dokter, kita dapat mengelola kadar trigliserida dengan lebih efektif. Jangan ragu untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam merawat kesehatan karena investasi dalam kesehatan adalah investasi jangka panjang bagi kebahagiaan dan kualitas hidup yang optimal.
Baca juga: Bagaimana Cara Membedakan Asam Urat dan Kolesterol Tinggi? Simak Faktanya di Sini!
Artikel ditulis oleh dr. Cut Meina Mulyanti, Sp.PD, FINASIM (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Grha Kedoya Sentul).