Menular dan dapat menyerang semua usia, itulah yang membuat hepatitis ditakuti di seluruh dunia. Untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit hepatitis, World Health Organization (WHO) menetapkan tanggal 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Sedunia. Meski begitu, ternyata pengetahuan mengenai hepatitis di Indonesia cenderung masih rendah, sementara kasus hepatitis yang terjadi cenderung tinggi. Untuk itu, yuk kita ketahui lebih lanjut mengenai penyakit ini.
Hepatitis merupakan peradangan hati yang dapat disebabkan oleh virus, zat kimia, toxin, obat, dan infeksi. Hepatitis dibagi menjadi lima tipe, yaitu A, B, C, D, dan E. Secara khusus, hepatitis B dan C paling banyak menyebabkan penyakit kronis sirosis dan kanker hati. Di bawah ini Anda dapat mengetahui lebih lanjut mengenai masing-masing tipe hepatitis.
Hepatitis A
Disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) terdapat pada feses penderita. Virus dapat ditularkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi feses penderita. Pada jenis ini, infeksinya cenderung ringan dan penderita dapat sembuh. Walaupun tidak menutup kemungkinan menjadi parah dan berbahaya bila tidak segera ditangani.
Hepatitis A banyak ditemukan di negara-negara yang memiliki banyak area kumuh. Area tersebut memiliki sistem sanitasi yang buruk sehingga virus semakin mudah menyebar.
Hepatitis B
Virus hepatitis B ditularkan melalui cairan tubuh penderita, seperti darah, kelenjar ludah, sperma, atau cairan vagina. Pemakaian jarum suntik bergantian dan berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom dapat meningkatkan risiko tertular virus hepatitis B. Ibu hamil dengan hepatitis B juga dapat menularkan virus ini kepada bayi dalam proses melahirkan.
Hepatitis C
Hepatitis tipe C menular melalui cairan tubuh, terutama darah. Penyebaran virus bisa terjadi saat transfusi darah atau penggunaan produk yang terkontaminasi darah penderita. Hingga saat ini belum terdapat vaksin untuk hepatitis C.
Hepatitis D
Hepatitis jenis ini memang termasuk jarang terjadi. Virus hepatitis D hanya bisa berkembang dalam tubuh penderita hepatitis B.
Hepatitis E
Jenis ini adalah yang terakhir dari kelima tipe hepatitis. Virus hepatitis E menyebar melalui air dan makanan. Sama seperti hepatitis A, hepatitis E banyak terdapat pada wilayah-wilayah yang masih berkembang dan cenderung kumuh.
Selain karena kelima virus tersebut, hepatitis juga dapat menyerang Anda yang memiliki penyakit autoimun. Pada kondisi tersebut, sistem imun tubuh menyerang dan menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan tubuh sendiri, termasuk sel hati. Akibatnya, hati mengalami peradangan dan dikenal sebagai hepatitis autoimun.
Terkadang, hepatitis tidak menimbulkan gejala yang jelas. Akibatnya, penderita hepatitis seringkali tidak menyadari bahwa tubuhnya telah terserang virus. Beberapa gejala yang dapat terjadi adalah:
- Lemas dan demam
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
- Nyeri sendi dan otot
- Kulit dan bagian putih dari mata berwarna kuning
- Warna feses pucat dan urin menjadi gelap seperti teh
Bila Anda atau orang terdekat mengalami beberapa gejala tersebut, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk melakukan konsultasi dengan dokter. Semakin cepat diagnosis dan perawatan dilakukan, maka akan semakin baik.
Penanganan untuk Penderita Hepatitis
Beda jenis hepatitis, maka berbeda juga cara penanganannya. Umumnya, hepatitis akut tipe A, B, dan E tidak membutuhkan jenis pengobatan spesifik. Fokus pengobatan adalah untuk meredakan gejala yang muncul.
Pada hepatitis kronis, pengobatan untuk menghambat duplikasi virus dan mencegah timbulnya sirosis, kanker, dan gagal hati. Obat-obatan yang digunakan untuk menangani hepatitis kronis meliputi ribavirin, simeprevir, dan obat-obatan antivirus lainnya serta suntikan interferon. Penderita juga perlu menghentikan konsumsi alkohol dan rokok agar tidak memperparah kerusakan pada hati.
Selain mengonsumsi obat-obatan, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan pasien hepatitis. Istirahat menjadi salah satu hal utama yang harus dilakukan karena kondisi tubuh yang lemah dan mudah lelah. Untuk mencegah penularan virus kepada pasangan, penderita hepatitis harus menghindari aktivitas seksual.
Kini, Anda sudah tahu lebih banyak mengenai hepatitis. Perlu diingat bahwa hepatitis bersifat menular, terutama di lingkungan yang kurang bersih. Untuk itu, pastikan Anda selalu menjaga kebersihan diri dengan baik. Biasakan untuk mencuci tangan setelah dan sebelum melakukan aktivitas, tidak menggunakan jarum suntik secara bergatian, dan menggunakan kondom sebelum melakukan hubungan seksual. #LiveExcellently