Belakangan ini, Indonesia cukup diramaikan dengan meningkatnya angka kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada anak berusia 6 bulan hingga 18 tahun. Per tanggal 18 Oktober 2022, terdapat sebanyak 189 yang telah dilaporkan dengan angka kematian sebanyak 99 anak. Gagal ginjal akut, atau yang biasa dikenal dengan acute kidney injury sendiri merupakan sebuah kondisi dimana ginjal seseorang berhenti berfungsi secara tiba-tiba.
Apa Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak?
Secara umum, penyebab dari kondisi gagal ginjal akut cukup beragam, seperti gangguan aliran darah ke ginjal, penyumbatan di saluran urine, maupun gangguan pada ginjal. Namun, saat ini penyebab dari kondisi gagal ginjal akut yang terjadi pada anak sendiri masih diselidiki dan diduga terkait dengan infeksi adenovirus, leptospirosis, serta efek dari obat-obatan dalam bentuk sirup yg diduga memiliki kandungan etilen/dietilen glikol melebihi batas aman yang telah ditentukan.
Apa Saja Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak?
Dalam kondisi gagal ginjal akut yang terjadi pada anak, terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai oleh orang tua, di antaranya adalah:
- Meningkatnya suhu tubuh anak atau demam,
- Gangguan pencernaan (muntah, diare, dll),
- Gangguan pernapasan (batuk, pilek, sesak nafas, dll),
- Gangguan pada saluran kencing seperti tidak dapat kencing hingga 6-8 jam,
- Penurunan volume urine yang keluar hingga menjadi <0,5 ml/kg berat badan/jam dalam 6-12 jam,
- Urine berwarna kecoklatan atau lebih pekat
- Kejang
- Kesadaran menurun
Diagnosis Gagal Ginjal Akut
Untuk mendeteksi penyakit gagal ginjal akut, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang meliputi:
- Tes darah yang berfungsi untuk mengukur kadar kreatinin dan ureum yang biasanya meningkat dalam pasien gagal ginjal akut, serta mengukur laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate) agar dapat menilai tingkat keparahan dari gagal ginjal akut.
- Tes urine yang bertujuan untuk mengukur volume urine yang keluar serta kadar elektrolit yang terkandung di dalamnya.
- Pemindaian tubuh melalui USG, CT Scan, atau MRI yang berfungsi untuk melihat kondisi ginjal dan mendeteksi adanya tumor atau penyumbatan yang terjadi di saluran kemih atau pembuluh darah ke ginjal.
- Biopsi ginjal untuk mendeteksi gangguan di jaringan ginjal
Bagaimana Penanganan Gagal Ginjal Akut pada Anak?
Dalam menangani kasus terkait, Kementerian Kesehatan Indonesia menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan. Surat tersebut menyatakan bahwa setelah mendapatkan diagnosis positif gagal ginjal akut, pasien akan mendapatkan perawatan di ruangan intensif (HCU/PICU) dan mendapatkan monitoring dari fasyankes yang meliputi monitor volume balance cairan dan diuresis, kesadaran, napas kusmaull, tekanan darah, dan pemeriksaan kreatinin serial per 12 jam. Selama proses perawatan tersebut, pasien juga akan diberikan obat serta Intravena Imunoglobulin (IVIG) yang hanya dapat diberikan oleh rumah sakit setelah melakukan pengajuan permohonan kepada Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Bagaimana Pencegahan Gagal Ginjal Akut pada Anak?
Terdapat beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh orang tua, diantaranya:
- Memastikan perilaku hidup bersih dan sehat telah diterapkan
- Rutin menerapkan cuci tangan
- Memberikan makanan yang bergizi seimbang dan tidak jajan sembarangan
- Memastikan kematangan air yang diminum
- Memastikan imunisasi anak secara rutin dan dilengkapi
Itulah penyebab, gejala, diagnosis, hingga penanganan dari kondisi gagal ginjal akut pada anak. Apabila Anda mendapati anak Anda atau kerabat Anda mengalami gejala serupa, segera periksakan pada dokter di rumah sakit terpercaya untuk ditangani dan ditindaklanjuti.
Artikel ditulis oleh dr. Andina Chrisnawati R, Sp.A, M.Kes (Spesialis Anak RS EMC Alam Sutera).