Rabies masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia di berbagai belahan dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat dan ini tidak dapat dideteksi sedari dini. Oleh karenanya, jika terkena infeksi virus rabies dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Kepala Dinas Kesehatan Bali, Nyoman Gede Anom mengatakan bahwa tercatat 300 kasus rabies dan empat orang diantaranya meninggal dunia. (CNN Indonesia, 27 Juni 2023). Penting bagi kita untuk memahami gejala dan tindakan darurat yang perlu diambil saat menghadapi ancaman rabies.
Apa itu Rabies?
Rabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf. Virus ini dapat ditemukan pada hewan seperti anjing, kucing, rubah, rakun, dan kelelawar. Penularan rabies terjadi melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi, dan virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka atau selaput lendir. Oleh karenanya, rabies tergolong penyakit zoonosis yang artinya penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Selain itu, rabies juga dikenal sebagai penyakit anjing gila, karena pada umumnya terjadi setelah terkena gigitan anjing.
Apa saja Ciri-ciri Hewan yang Terinfeksi Rabies?
Tidak dapat diketahui dengan pasti apakah suatu hewan terinfeksi rabies atau tidak. Namun hewan yang terinfeksi rabies akan menunjukan ciri-ciri umum dari penyakit tersebut. Secara umum, berikut ciri-ciri hewan yang terinfeksi rabies mengutip dari WebMD:
- Air liur berlebihan
- Sangat agresif
- Demam
- Kesulitan menelan
- Gerakan sempoyongan, kejang, hingga lumpuh
- Sensitif terhadap stimulasi cahaya, gerakan dan suara
- Mulut berbusa akibat akumulasi liur
Apa Saja Gejala Rabies pada Manusia?
Gejala rabies pada manusia dapat bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Masa inkubasi penyakit ini, yaitu waktu antara terpapar virus rabies hingga munculnya gejala, biasanya berkisar antara beberapa minggu hingga beberapa bulan. Namun, pada beberapa kasus, masa inkubasi dapat lebih pendek atau lebih panjang. Biasanya, gejala rabies pada manusia akan muncul dalam tiga fase, yaitu fase prodromal, fase akut neurologis, dan fase koma. Gejala yang akan muncul pada setiap fase dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda dan gejala umum yang perlu diketahui meliputi:
- Fase Prodromal
- Ketidaknyamanan atau gatal di lokasi gigitan.
- Demam, malaise (rasa tidak enak badan atau sensasi terpapar penyakit), dan kelelahan.
- Sakit kepala dan mual. - Fase Neurologis Akut
- Kecemasan, kegelisahan, dan kebingungan.
- Kekakuan otot dan kesulitan menelan.
- Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia), suara (fonofobia), dan air (hidrofobia).
- Kehilangan kontrol otot, kejang, dan agitasi.
- Halusinasi. - Fase Koma
- Lemah atau kehilangan fungsi otot.
- Kesulitan bernapas dan gagal jantung.
- Gagal nafas.
- Aritmia.
- Hipotermia.
Tindakan Darurat untuk Rabies:
Rabies merupakan kondisi darurat medis yang membutuhkan tindakan cepat dan tepat. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diambil saat menghadapi situasi darurat terkait rabies:
- Cuci luka dengan sabun
Jika digigit atau dicakar oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera cuci luka dengan air dan sabun selama 15 menit. Membersihkan luka dengan baik dapat membantu menghilangkan virus yang mungkin ada pada permukaan kulit. - Cari perawatan medis segera
Setelah membersihkan luka, segera cari perawatan medis. Dokter akan mengevaluasi risiko rabies berdasarkan jenis gigitan, riwayat hewan, dan tingkat keberadaan rabies di wilayah tersebut. - Imunisasi pasca-paparan
Jika risiko rabies tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan imunisasi pasca-paparan. Prosedur ini melibatkan pemberian vaksin rabies dan imunoglobulin rabies untuk melawan virus dan mencegah perkembangan penyakit. - Peningkatan kesadaran publik dan vaksinasi hewan
Untuk mencegah penularan rabies, penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya vaksinasi hewan peliharaan. Vaksinasi yang tepat pada hewan, terutama anjing dan kucing, dapat membantu mengendalikan penyebaran virus rabies. - Hindari kontak dengan hewan liar
Untuk mengurangi risiko rabies, hindari kontak langsung dengan hewan liar, terutama yang terlihat sakit atau tidak biasa. Jika Anda menemukan hewan liar yang terluka atau berperilaku aneh, laporkan kepada otoritas setempat.
Dengan Mengenali gejala awal dan mengambil tindakan darurat yang tepat dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini. Tetap jaga kebersihan sekitar Anda, hindari kontak diri dengan hewan yang dicurigai, dan segera cari perawatan tenaga medis yang ahli jika terjadi gigitan atau cakaran hewan.
Artikel ditulis oleh dr. Dennis Samuel Torindatu, Sp.N (Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Cibitung).