Pengapuran Akibat Cedera Lutut Saat Muda yang Tak Ditangani

Masalah lutut pada kelompok usia muda kebanyakan dipicu oleh trauma atau cedera. Termasuk cedera olahraga yang kini banyak diminati seperti sepak bola, voli, dan basket.

Sayangnya, tidak semua pemuda segera menangani cedera yang didapat. Sebagian orang tidak menangani cedera itu dengan baik sehingga memicu dampak serius di masa depan.

Jatuh, trauma, ada cedera tulang, cedera ligamen, cedera tulang rawan, ada yang diperbaiki, ada juga yang tidak diperbaiki. Akibatnya, jangka panjangnya, tulangnya akan menjadi lebih cepat tua.

Tulang yang cepat tua bisa memicu pengapuran ketika memasuki usia yang lebih tua seperti 50 tahun ke atas.

Kalau lebih cepat tua, pada saat seseorang yang umurnya mungkin sudah 50, 60, 70 tahun terjadi yang disebut pengapuran. Itu yang paling sering, karena umur, di mana waktu mudanya terjadi trauma dan tidak diperbaiki dengan baik.

Selain usia dan riwayat cedera yang tidak ditangani dengan baik, masalah lutut juga bisa dipicu oleh obesitas alias kelebihan berat badan.

Berat badan atau obesitas itu mengambil peranan yang besar sekali pada lutut.

BACA JUGA: Atasi Cedera Lutut Saat Berolahraga dengan Arthroscopy

Masalah Lutut Bisa Ditandai Nyeri Ringan

Gejala masalah lutut bisa ditandai dengan nyeri. Nyerinya sendiri bisa dimulai dengan skala yang ringan.

Nyeri itu kadang-kadang dimulai dengan ringan-ringan saja, bangun tidur terasa kakinya kaku, mau melangkah pertama kali tuh sakit rasanya. Setelah berjalan beberapa saat, nyerinya berkurang pelan-pelan, aktivitas sehari-harinya belum terganggu.

Kemudian, sore harinya, setelah bekerja banyak mulai terasa kembali lututnya. Sama juga keluhannya, kaku dan nyeri, itu yang menjadi permulaan.

Nyeri Semakin Parah Seiring Berjalan Waktu

Lama-kelamaan, nyeri lutut ini akan meningkat dan semakin parah. Jika biasanya pagi-pagi hanya butuh waktu beberapa saat untuk bisa jalan kembali, kini jadi butuh waktu lebih lama.

Lama-lama nyerinya akan meningkat, lama-lama nyerinya terus-menerus. Mulai ada gangguan, gangguan melangkah, gangguan naik turun tangga, gangguan jongkok, mau shalat susah, berlutut juga susah, begitu step-step-nya, sampai lama-lama, gerak pun terbatas.

Jika sudah terjadi gejala seperti ini, sebaiknya segera menemui dokter dan memeriksakan diri. Sebelum terlambat, sebelum sampai harus diperbaiki.

Penanganan Masalah Lutut yang Parah dengan Bantuan Robot

Masalah lutut terbagi dalam empat tingkat. Tingkat pertama terbilang ringan dan tingkat empat yang paling parah.

Grade (tingkat) empat itu artinya tulang rawannya sudah habis, sudah bone to bone, tulangnya sudah menempel sama sekali. Nah kalau begitu kita sudah tidak bisa memperbaiki. Seperti mobil, bannya sudah habis, kita enggak bisa apa-apakan lagi, kita bisa ganti dengan ban yang baru.”

Bagian lutut yang bermasalah dapat diganti dengan implan untuk membuat sendi baru.

Jadi bukan tulangnya yang diganti, banyak orang berpikir itu lututnya diganti semuanya, bukan, bukan tulang, enggak semuanya diganti. Sudah tidak perlu mengganti tempurungnya, yang diganti adalah sendinya. Semakin sedikit sendi yang diganti, semakin nyaman lututnya seperti aslinya.

Prosedur penggantian sendi kini tak melulu menggunakan cara konvensional, tapi bisa dengan bantuan robot alias robotic surgical assistant.

Robot dalam prosedur penggantian sendi lutut berperan sebagai alat navigasi. Alat ini tidak sepenuhnya menggantikan peran dokter, tapi dapat membantu dokter melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif.

Sebelum pemotongan tulang, robot akan memberi saran misalnya pemotongannya sebaiknya sebanyak 9mm atau 10mm.

Tapi semua itu tergantung Dokter yang menentukan, di sini pengalaman penting, kalau tidak punya pengalaman, tidak punya basis yang baik tentu saja akan ikut terus apa yang robot bilang.

Artikel dibuat berdasarkan program Healthy Monday kolaborasi EMC Healthcare dengan Liputan6, bersama narasumber dr. Albert Gandakusuma, Sp.OT & dr. Moch Nagieb, Sp.OT (K), FICS, MARS, AIFO-K, FiSQUA (Dokter Spesialis Ortopedi Traumatologi RS EMC Alam Sutera).