Mata pada saat melakukan aktivitas jarak dekat seperti membaca buku, menggunakan laptop, menonton televisi atau bermain video game adalah aktivitas yang sering dilakukan oleh anak-anak. Tuntutan visual yang tinggi dengan penglihatan jarak dekat dan waktu yang lama dapat menjadi penyebab potensial terjadinya miopia.
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukan adanya hubungan aktifitas jarak dekat dengan perkembangan miopia. Plose One telah menganalisis dan melakukan tinjauan ditemukan bahwa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak dalam melakukan aktivitas jarak dekat (close-up) berpeluang lebih tinggi untuk mengidap miopia
Perkembangan faktor genetik, faktor lingkungan juga memiliki kontribusi besar terhadap risiko miopia. Seseorang dengan gen APLP2 dapat lebih rentan terhadap rabun jauh. Pada anak faktor lingkungan menjadi lima kali lebih beresiko terkena miopia ketika menghabiskan satu jam atau lebih setiap hari dalam melakukan pekerjaan jarak dekat.
Mata miopia adalah lensa mata tumbuh terlalu panjang dari biasanya yang mempengaruhi cahaya masuk ke mata dan bayangan jatuh ke depan retina. Pada akhirnya, hal ini menyebabkan seseorang memiliki penglihatan kabur ketika mencoba untuk fokus pada objek yang jauh.
Miopia terbagi menjadi beberapa tingkatan.
- Miopia rendah (kurang dari 5 Dioptri) hanya mengganggu penglihatan dapat ditangani menggunakan kacamata.
- Miopia lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko retino-chorodial, degenerasi, glaucoma dan katarak menyebabkan risiko kebutaan yang signifikan.
Adapun gejala yang dirasakan ketika anak-anak menderita rabun jauh diantaranya:
- Sakit kepala
- Menyempitkan mata
- Berkedip dan membaca buku di dekat mata.
Aktifitas jarak dekat tidak mungkin dihindari, ada beberapa tips untuk ditambahkan pada anak-anak dalam runitas sehari-hari yang dapat menurunkan risiko terkena miopia diantaranya:
- Luangkan waktu untuk aktivitas diluar ruangan.
Studi telah menemukan bahwa menghabiskan waktu di luar pada siang hari dapat menjadi solusi pada miopia. Ajak anak bermain diluar dengan durasi lebih dari 90 menit setiap hari, mata yang terkena sinar ultraviolet membuat pupil mata menyempit mengakibatkan mata menjadi fokus.
Faktanya, seseorang dengan sedikit paparan sinar matahari lima kali lebih mungkin mengalami miopia.
- Kurangi durasi waktu dari pekerjaan dekat.
Anak-anak biasa bersantai dengan menghabiskan waktu bermain media sosial atau video game di ponsel. Meskipun kegiatan tersebut menjadi pilihan ketika bersantai, hal ini tidak membuat otot fokus mata mereka menjadi rileks.
- Lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata.
Periksakan mata anak sejak dini dan jangan menunggu gangguan mata anak semakin parah. Dokter mata akan melakukan deteksi awal mengenai masalah penglihatan dan memberikan penangan sesuai dengan indikasi yang dialami anak.
Demikian penjelasan mengenai Miopia pada Anak. Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai Miopia pada Anak. Anda dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Mata di Rumah Sakit yang terpercaya agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel ditulis oleh dr. Grando Setiawan, Sp.M (Spesialis Mata RS EMC Sentul).