Suntik Toksin Botulinum atau yang biasa dikenal dengan Botox telah memperoleh persetujuan FDA yang diindikasikan untuk semua jenis kerutan dinamis yang dihasilkan karena kontraksi otot yang persisten meliputi garis dahi, kerutan alis, dan bagian pinggir mata. Adapun Indikasi non-estetik penggunaan toksin botulinum termasuk hiperhidrosis (keringat berlebih) pada telapak tangan, telapak kaki dan aksila (lipat ketiak). Toksin botulinum menghambat transmisi neuromuskuler dan menghambat pelepasan neurotransmiter asetilkolin sehingga dapat mengurangi kerutan akibat terjadinya pengurangan aktivitas otot secara lokal.
Sebelum melakukan suntik toksin botulinum ada 5 hal yang perlu diketahui:
- Hasil suntik toksin botulinum hanya sementara
Hasil suntik toksin botulinum ternyata tidak bertahan secara permanen. Tingkat ketahan tergantung dari lokasi penyuntikan diarea wajah umumnya dapat bertahan 3-4 bulan sedangkan untuk kasus hiperhidrosis dapat bertahan sekita 8-12 bulan. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang tahan lama tindakan ini dapat diulang secara berkala. - Suntik toksin botulinum berbeda dengan mesobotox
Mesobotox meruoakan salah satu prosedur untuk mengurangi garis-garis halus, mengecilkan pori- pori, menghasilkan kulit yang lebih halus dan tampak lebih muda. Perbedaannya penyuntikan mesobotox dilakukan pada lapisan kulit yang dangkal dan dapat dilakukan pada seluruh wajah terutama area T, berbeda dengan suntik toksin botulinum pada umumnya yang disuntikan di lapisan otot tertentu sesuai dengan indikasi. - Resistensi suntik toksin botulinum
Resistensi toksin botulinum sejatinya jarang terjadi, dapat muncul sekitar 1 dari setiap 10.000 kasus. Karena toksin botulinum terbuat dari toksin yang dihasilkan oleh suatu bakteri, tubuh akan mencoba membentuk resistensi terhadap obat tersebut dari waktu ke waktu sehingga membentuk antibodi yang dapat menghalangi cara kerja dari toksin botulinum dan menyebabkan otot-otot wajah akan pulih dengan sangat cepat. Selain itu beberapa penyebab suntik toksin botulinum tidak berkerja dengan baik dapat dikarenakan dosis yang diberikan tidak sesuai, pengenceran toksin botulinum terlalu encer dan ketika botol toksin botulinum dibuka tidak langsung digunakan serta tekhnik dan lokasi penyuntikan yang salah. - Suntik toksin botulinum memiliki beberapa efek samping
Dalam beberapa kasus, suntik botox dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti: ptosis kelopak mata yang dapat terjadi setelah injeksi pada area alis, edema kelopak mata, sakit kepala biasanya timbul pada area penyuntikan di sepertiga bagian atas wajah dan kelemahan pada area telapak tangan setelah injeksi untuk hiperhidrosis. - Hindari beberapa aktifitas fisik setelah tindakan suntik Toksin Botulinum
Setelah melakukan tindakan suntik toksin botulinum sebaiknya memghindari beberapa aktifitas fisik yang dapat mengurangi efektifitas dari tindakan ini.
- Hindari menggosok area wajah
- Hindari berbaring minimal 4 jam pertama
- Hindari mencuci muka atau penggunaan krim minimal 6 jam pertama
- Hindari aktivitas fisik yang berat setidaknya 24 jam pertama
- Hindari kontak langsung dengan panas atau sinar matahari selama 24 jam pertama, selalu gunakan tabir surya untuk melindungi kulit anda.
Itulah 5 hal yang perlu diketahui sebelum melakukan prosedur suntik toksin botulinum. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, tepat, dan aman, konsultasikan kondisi wajah dan kesehatan kulitmu pada dokter ahli yang memang sudah berpengalaman di bidang tersebut, agar sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan Anda.
Artikel ditulis oleh dr. Pipim S. Bayasari, SpDV (Spesialis Kulit dan Kelamin RS EMC Sentul).