Mati rasa emosional adalah kondisi seseorang yang sulit mengekspresikan apa yang dirasakan, atau hanya yang dirasakan adalah kehampaan, bahkan dalam bentuk kecemasan trauma tertentu.
Terdapat beberapa istilah Anhedonia adalah kondisi di mana pengidapnya kehilangan minat terhadap kegiatan yang dahulu menyenangkan atau disukainya. Seperti biasanya melakukan aktivitas rutin yaitu olahraga , kumpul bersama teman. Namun hal itu tidak biasa dilakukan kembali. Emotional numbness atau mati rasa emosional adalah kondisi ketika seseorang tidak bisa merasakan, mengidentifikasi, dan mengekspresikan emosinya sendiri. Karena trauma di masa lalu, mematikan emosinya, belum berdamai dimasa lalu, atau obat-obatan anti depresan.
Merasa kosong atau hampa isitalnya disebut juga Borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental serius yang memengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang senantiasa berubah-ubah dan sulit dikontrol, serta perilaku yang impulsif.
Burnout atau stress kronis. Mati rasa emosional ini dapat dirasakan oleh kebanyakan kalangan remaja dan dewasa.
Ciri-ciri dari mati rasa : Mulai menjauhi hobi-hobi, menjauhi orang-orang terdekat, banyak keraguan/pesimis, sulit konsentrasi, sulit berempati dan menangis tanpa sebab.
Manusia adalah makhluk sosial, namun uniknya manusia itu menentukan kuantitas , yang terpenting itu adalah kualitas bukan kuantitasnya itu sudah sangat cukup.
Jika seseorang menarik diri , menjauhi hal kesukaannya, menutup diri, hal yang sering dilakukan namun dihindari. Itu harus waspada.
Sebetulnya emosional rasa senang, sedih, kecewa, dan sebagainya itu sangat normal. Kita harus juga menikmati tidak bisa kita dihindari. Manusia tanpa sadar dia itu bisa mematikan anggota tubuhnya dia merasa sudah tidak mampu akan ke masa depan karena menutup emosional. Manusia yang sehat itu ada ketika dia merasa berharga.
Yang harus dilakukan oleh orang yang merasakan mati rasa ini. Pertama kita harus peduli terhadap diri kita / refleksi diri untuk melihat kedepan diri kita, Kedua belajar menerima, manusia itu cenderung menghindari perasaan kondisi-kondisi negative yang ada, padahal perasaan atau emosi itu bersifat netral. Emosi itu perlu dirasakan dan diterima.
Peran dan dukungan dari orang terdekat adalah hal yang sangat penting. Itu memberikan rasa kenyamanan yaitu bercerita, mendengarkan, memahami, dan tidak menghakimi.
Artikel ditulis oleh dr. William Surya Atmadja, Sp.KJ (Spesialis Kedokteran Jiwa RS EMC Alam Sutera & Pulomas).