Hati-Hati Malaria! Kenali Gejala dan Pencegahannya

Malaria adalah penyakit yang dipicu oleh parasit Plasmodium dan menyebar melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Begitu masuk ke dalam tubuh, parasit ini menyerang sel darah merah dan bisa menyebabkan demam tinggi, menggigil, hingga komplikasi serius. Penyakit ini masih menjadi ancaman di banyak negara tropis, terutama di daerah dengan sanitasi buruk dan akses kesehatan terbatas.

Apa yang Menyebabkan Malaria?

Malaria disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Saat nyamuk menggigit, parasit ini masuk ke aliran darah dan mulai berkembang biak di dalam hati sebelum menyerang sel darah merah.

Ada lima jenis Plasmodium yang bisa menyebabkan malaria pada manusia, yaitu:

  1. Plasmodium falciparum: Jenis paling berbahaya yang bisa menyebabkan malaria berat dan kematian.
  2. Plasmodium vivax: Bisa menyebabkan malaria berulang karena parasitnya bisa tetap “tertidur” di hati dan aktif kembali setelah beberapa bulan atau tahun.
  3. Plasmodium ovale: Mirip dengan P. vivax, tapi lebih jarang ditemukan.
  4. Plasmodium malariae: Berkembang lebih lambat tetapi bisa bertahan dalam tubuh selama bertahun-tahun.
  5. Plasmodium knowlesi: Umumnya menginfeksi monyet tetapi juga bisa menular ke manusia.

Nyamuk Anopheles lebih aktif menggigit pada malam hari, terutama di daerah tropis dan subtropis dengan lingkungan lembab seperti rawa, sawah, atau hutan. Faktor lain yang meningkatkan risiko penyebaran malaria adalah sanitasi yang buruk, kurangnya akses ke layanan kesehatan, serta rendahnya penggunaan kelambu atau obat antimalaria.

Gejala Malaria yang Umum Terjadi

Saat seseorang digigit nyamuk yang terinfeksi, biasanya gejala malaria akan muncul setelah 10–15 hari. Gejalanya bisa ringan seperti flu biasa, tapi jika tidak ditangani, bisa menjadi serius.

Berikut beberapa gejala umum malaria:

  1. Demam tinggi: Suhu tubuh naik turun, sering disertai keringat berlebihan.
  2. Menggigil: Badan terasa sangat dingin dan menggigil hebat sebelum demam muncul.
  3. Sakit kepala: Kepala terasa berat atau berdenyut, mirip migrain.
  4. Mual dan muntah: Rasa mual yang bisa membuat sulit makan atau minum.
  5. Nyeri otot dan sendi: Tubuh terasa lemas dan pegal seperti habis bekerja berat.
  6. Kelelahan ekstrem: Mudah lelah dan sulit beraktivitas seperti biasa.
  7. Berkeringat berlebihan: Biasanya terjadi setelah demam mereda.
  8. Diare: Dalam beberapa kasus, malaria juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan.

Jika tidak segera diobati, malaria bisa berkembang menjadi lebih parah, menyebabkan gangguan pernapasan, kejang, bahkan koma.

Ketahui Faktor Risiko Malaria

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena malaria antara lain:

  1. Usia: Anak-anak, bayi, dan ibu hamil lebih rentan karena daya tahan tubuh yang lebih lemah.
  2. Tempat tinggal: Orang yang tinggal di daerah tropis dan subtropis, terutama di sekitar rawa, sawah, atau hutan, lebih berisiko karena lingkungan ini menjadi habitat nyamuk malaria atau Anopheles.
  3. Minimnya fasilitas kesehatan: Daerah dengan akses terbatas ke obat antimalaria, kelambu, atau layanan medis cenderung memiliki angka penularan lebih tinggi.

Pencegahan Malaria yang Dapat Dilakukan

Mencegah malaria bisa dilakukan dengan beberapa cara sederhana, yaitu dengan meningkatkan daya tahan tubuh, menghindari gigitan nyamuk, dan menjaga kebersihan lingkungan.

1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
 Tubuh yang sehat lebih mampu melawan infeksi, termasuk malaria. Caranya:

  • Makan makanan bergizi seperti buah, sayur, dan protein untuk memperkuat imun.
  • Cukup tidur dan olahraga teratur agar tubuh tetap bugar.
  • Cukupi kebutuhan air dalam tubuh agar tetap terhidrasi.

2. Menghindari Gigitan Nyamuk Malaria
 Nyamuk Anopheles yang menyebarkan malaria paling aktif saat malam hari. Untuk mencegah gigitan:

  • Gunakan kelambu saat tidur, terutama di daerah rawan malaria.
  • Pakai pakaian panjang dan tertutup saat beraktivitas di luar rumah pada malam hari.
  • Gunakan lotion atau semprotan anti-nyamuk.
  • Pasang kawat nyamuk di jendela dan pintu rumah untuk mencegah nyamuk malaria masuk.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan
 Nyamuk malaria berkembang biak di tempat yang lembab dan tergenang air. Untuk mengurangi risiko:

  • Buang atau tutup genangan air di sekitar rumah, seperti di ember, pot, atau ban bekas.
  • Bersihkan selokan agar air tidak tersumbat dan menggenang.
  • Tanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender atau serai di sekitar rumah.

4. Pemberian obat profilaksis Malaria pada individu yang akan berpergian ke daerah endemis malaria.

Malaria bukan sekadar demam biasa, jika tidak ditangani bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, tetap waspada dengan menerapkan langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, melindungi diri dari gigitan nyamuk malaria, dan menjaga daya tahan tubuh. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, atau kelelahan ekstrem, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Deteksi dini untuk mendapat perawatan dan pengobatan yang tepat agar segera pulih kembali.

Artikel ditulis oleh dr. Angie Shabira Permata H, Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Cikarang).