Kata Hernia berasal dari bahasa latin yang berarti "rupture" (pecah). Hernia didefinisikan sebagai protrusi (keluarnya) isi suatu rongga, melalui dinding rongga tersebut yang lemah (defect), hernia yang paling sering terjadi adalah hernia melalui rongga perut, terutama pada lipat paha. Hernia pada lipat paha bila tidak ditangani akan menyebabkan aliran darah tersumbat, sehingga terjadi kematian jaringan.
Penyebab Hernia.
Penyakit hernia terjadi karena ada kelemahan pada otot dinding perut. Hal ini bisa disebabkan antara lain karena : bawaan sejak lahir, usia tua, sering mengangkat berat, pernah menjalani operasi perut, berat badan berlebih atau obesitas, batuk kronis dan konstipasi.
Gejala Hernia.
Gejala yang paling sering terjadi pada penyakit hernia adalah timbulnya benjolan pada dinding perut atau lipat paha, yang bisa keluar masuk. Benjolan akan keluar pada saat beraktifitas, dan masuk pada saat pasien beristirahat. Organ yang keluar pada hernia dapat terjepit sehingga menyebabkan benjolan yang dirasakan pasien tidak bisa masuk lagi. Jepitan dapat menyebabkan terhentinya aliran darah, benjolan terasa sakit, perut kembung (bila organ yang masuk adalah usus), tidak bisa BAB, dan yang paling parah bisa terjadi kematian/pembusukan organ yang terjepit.
Pencegahan Hernia.
Beberapa tips untuk mencegah terjadinya hernia adalah :
- Menjaga berat badan ideal dengan makan makanan yang sehat dan berolahraga secara teratur.
- Diet dengan jumlah serat yang cukup untuk mencegah konstipasi.
- Menggunakan teknik yang benar pada saat olahraga angkat beban, dan hindari mengangkat beban diluar kemampuan.
- Berhenti merokok.
- Cepat berobat bila menderita batuk yang berkepanjangan.
Penanganan Hernia.
Karena masalah hernia adalah terjadi kelemahan dinding, dan ada resiko terjepitnya suatu organ, maka penanganan hernia yang paling baik adalah dengan cara operasi. Umumnya yang dilakukan pada operasi hernia adalah pembebasan kantong hernia dan pemasangan Mesh untuk memperkuat defect pada dinding perut. Operasi ini dapat dilakukan dengan teknik laparoskopik, dengan membuat tiga sayatan kecil pada perut (0,5 cm - 1 cm). Dengan teknik laparoskopik, nyeri setelah operasi sangat ringan, masa rawat di rumah sakit singkat, dan pasien lebih cepat kembali beraktifitas normal.
Artikel ditulis oleh dr. Felmond Limanu, Sp.B.SubBDig (Spesialis Bedah - Subspesialis Bedah Digestif RS EMC Cikarang & Pekayon).