Mengacu pada Global Tuberculosis Report WHO 2019, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara dengan penderita tuberkulosis (TB atau TBC) terbanyak di dunia, setelah negara India dan Tiongkok. Laporan WHO tentang kondisi TBC di dunia tahun 2018 juga menyatakan bahwa setiap harinya di Indonesia terdapat 301 orang meninggal akibat TB. Selain itu, estimasi jumlah kasus TB mencapai 842.000 yang menyerang anak-anak maupun dewasa, namun yang terlaporkan hanya sebanyak 446.732 kasus. Sementara itu, perkiraan jumlah penderita TB resisten obat (TB, RO) yaitu sebanyak 12 ribu, namun yang dilaporkan hanya 5.070 kasus. Banyaknya kasus yang tidak dilaporkan dinilai akan mempercepat penyebaran atau penularan penyakit TB.
TB sendiri adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru. Dibandingkan dengan penyakit lain yang disebabkan oleh agen infeksi tunggal, TB adalah pembunuh terbesar kedua di dunia. Penyebab TB adalah bakteri mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan melalui percikan sputum saat batuk, bersin, maupun bicara.
Beberapa orang terinfeksi bakteri TB tetapi tidak mengalami gejala. TB dapat tetap tidak aktif selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi penyakit TB aktif. TB aktif biasanya menyebabkan banyak gejala yang paling umum terkait dengan sistem pernapasan, termasuk batuk berdahak bahkan disertai darah, sesak napas, kadang disertai nyeri dada saat bernapas.
Walaupun TB biasanya menyerang paru, TB juga dapat memengaruhi organ lain, seperti ginjal, tulang belakang, sumsum tulang, dan otak. Gejalanya bervariasi tergantung pada organ mana yang terinfeksi, sebagai contoh TB ginjal dapat menyebabkan gangguan buang air kecil.
Di Indonesia, sosialisasi mengenai penanggulangan penyakit TB telah banyak dilakukan melalui puskesmas, PKK, sekolah, maupun kelurahan. Selain itu, untuk mengurangi tingkat penularan TB, dilakukan juga pendekatan spesifik pada keluarga penderita, rekan kerja, dan institusi.
Agar Anda tidak tertular penyakit TB, penting untuk melakukan pencegahan seperti langkah-langkah pencegahan TB yang dikutip dari publikasi Kementerian Kesehatan RI berikut ini:
- Pakai masker untuk menutup mulut. Ini merupakan satu langkah pencegahan TB yang efektif. Namun, jangan lupa untuk membuang masker yang selesai dipakai dengan teratur.
- Membersihkan ventilasi ruangan. Kuman TB menyebar lebih mudah dalam ruangan tertutup yang kecil di mana udara tidak bergerak.
- Konsumsi makanan bergizi, cukup tidur, dan rutin berolahraga.
- Jika hendak meludah, lakukan di tempat tertentu yang sudah diberikan disinfektan.
- Usahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur dan hindari udara dingin.
- Menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama saat pagi hari.
Jika Anda mengalami batuk yang berlangsung selama lebih dari tiga minggu disertai dengan gejala TB lainnya seperti demam berkepanjangan, sesak napas, nafsu makan menurun, berat badan turun, keringat di malam hari, maka segera periksakan diri ke dokter dan lakukan pengecekan dahak untuk mengetahui apakah Anda positif TB atau tidak. Penyakit TB dapat sembuh asalkan pasien meminum obat dengan teratur.
Itulah beberapa hal yang penting diketahui terkait penyakit TB. Jangan lupa untuk menjaga daya tahan tubuh Anda agar tidak mudah tertular penyakit TB.Untuk mendapatkan tindakan pencegahan serta pengobatan TBC yang baik dibutuhkan penanganan oleh tenaga medis profesional, seperti penanganan dari Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), dr. Deva Bachtiar, Sp.P yang berpraktik pada hari Selasa pukul 08.00-12.00 WIB dan Jumat pukul 08.00-12.00 WIB di Rumah Sakit EMC Sentul. Mari hidup sehat dan #LiveExcellently.