Tekanan darah tinggi umum sekali menyerang ibu hamil. Sedihnya, kondisi ini bisa menyebabkan beberapa masalah pada ibu dan janin. Tak hanya itu, ternyata tekanan darah tinggi bisa menimbulkan masalah selama hamil dan setelah melahirkan. Meskipun begitu, tenang, tekanan darah tinggi bisa dicegah dan diobati. Kupas fakta lengkapnya tentang tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan cara mencegahnya serta penanganannya!
Dampak tekanan darah tinggi (hipertensi) pada ibu hamil dan janin
Tekanan darah yang tak terkontrol selama hamil, bisa menyebabkan beberapa gangguan pada perkembangan janin. Komplikasi pada janin akan semakin parah apabila ibu memiliki tekanan darah yang semakin tinggi dalam periode waktu yang lama. Salah satu dampak yang paling berbahaya adalah keguguran pada trimester awal ataupun kematian janin mendadak.
Jika kehamilan berlanjut, perkembangan dan pertumbuhan janin kemungkinan besar akan terhambat, bahkan gagal. Kondisi ini kemudian dapat berefek pada gangguan kognitif anak yang lahir.
Maka, sebelum calon ibu memutuskan untuk hamil, alangkah baiknya untuk melakukan kontrol tekanan darah terlebih dahulu. Dengan begitu, jika sudah terdeteksi adanya kondisi hipertensi, ibu bisa mendapatkan perawatam sebelum, selama, dan setelah kehamilan, sehingga dapat menghindari berbagai risiko.
Jenis hipertensi pada ibu hamil yang umum terjadi
Diagnosis hipertensi pada ibu hamil biasanya dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
- Hipertensi kronis, sudah ada sejak sebelum hamil atau baru terdiagnosis pada usia kehamilan sebelum 20 minggu.
- Preeklampsia-eklampsia, sebuah komplikasi kehamilan yang terjadi saat kehamilan memasuki usia 24 minggu ke atas.
- Hipertensi kronis dengan superimposed preeclampsia, sebuah kondisi ketika seorang ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi kronis sebelumnya juga mengalami preeklampsia.
- Hipertensi gestasional atau hipertensi yang hanya terjadi selama masa kehamilan. Tekanan darah kemudian akan turun kembali usai persalinan.
Faktor risiko ibu hamil lebih tinggi berisiko mengalami hipertensi
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ibu hamil mengalami hipertensi, yaitu: berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun, memiliki riwayat hipertensi kronis, sudah mengalami hipertensi semenjak sebelum hamil, mengidap diabetes, kelebihan berat badan, mengidap penyakit ginjal, pernah melakukan bayi tabung, memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi gestasional.
Cara mencegah dan menangani hipetensi pada ibu hamil
Layaknya penderita hipertensi pada umumnya, ibu hamil yang menderita hipertensi juga diperbolehkan untuk mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah. Namun, konsumsi obat-obatan harus berdasarkan ketentuan resep dokter karena tidak semua jenis obat hipertensi boleh dikonsumsi saat hamil.
Selain itu, ibu harus memperbaiki gaya hidup dan pola makan dengan menjaga berat badan ideal, aktif bergerak dan berolahraga, menyesuaikan kenaikan berat badan saat hamil dengan indeks massa tubuh Anda sebelum hamil.
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui calon ibu seputar dampak hipertensi pada ibu hamil. Alangkah baiknya jika berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu terkait kondisi kesehatan diri sebelum melakukan program kehamilan, agar terhindar dari risiko berbahaya.
Artikel ditulis oleh dr. Diyah Metta Ningrum, Sp.OG (Spesialis Kebidanan Kandungan RS EMC Cikarang).