Tahukah Anda, osteporosis bukan satu-satunya penyakit yang berhubungan dengan tulang. Penyakit lainnya yang cukup umum terjadi adalah pengapuran. Pengapuran tulang atau osteoartritis adalah penyakit akibat rusaknya tulang rawan akibat sendi yang aus. Bila tidak ditangani, tulang sendi akan terus menipis. Penipisan ini menyebabkan pertemuan antara tulang keras dengan tulang lainnya. Bertemunya dua tulang ini membuat Anda merasakan nyeri tulang.
Semua sendi di tubuh Anda berpotensi terkena osteoartritis. Namun, osteoeartritis paling umum menyerang persendian pada tulang lutut, tangan, pinggul, leher, dan tulang belakang.
Berbeda dengan osteoporosis atau pengeroposan tulang, pengapuran tidak berhubungan dengan kurangnya asupan kalsium. Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan pengapuran tulang:
- Obesitas
Kondisi kelebihan berat badan atau obesitas membuat sendi-sendi penahan tubuh Anda, terutama di bagian pinggang dan lutut harus bekerja esktra menopang beban berlebih. Berat tubuh yang berlebih akan menekan bantalan tulang rawan. Bila terus-menerus ditekan, bantalan ini akan mengalami pengikisan. Semakin tipis tulang rawan, semakin besar pula gesekan antara dua tulang yang mengapitnya. Kondisi ini kita kenal sebagai pengapuran.
- Cedera
Olahraga memang sangat baik untuk menjaga kesehatan. Namun, Anda yang sering cedera saat berolahraga rentan mengalami pengapuran tulang. Hal ini bukan berarti Anda tidak perlu berolahraga. Agar manfaat berolahraga tetap terasa dan Anda terhindar dari pengapuran, lakukanlah gerakan dengan postur tubuh yang tepat dan jangan lupa mengambil waktu untuk beristirahat.
Selain olahraga, kecelakaan juga menjadi penyebab cedera sendi. Untuk itu, bila Anda mengalami cedera, meskipun akibat kecelakaan ringan, segera periksakan ke dokter agar Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat untuk mengurangi risiko pengapuran tulang.
- Gerakan berulang
Saat Anda terlalu lama berdiri, misalnya saat menaiki kendaraan umum, tulang dan sendi Anda akan mengalami tekanan yang cukup besar. Jika terus berulang, tekanan ini menyebabkan tulang rawan terkikis yang akrab kita kenal dengan pengapuran. Gerakan lainnya yang jika dilakukan berulang dan terus-menerus dapat memicu pengapuran tulang adalah membungkuk dan mengangkat beban berat.
- Genetik
Sebagian orang mengalami kelainan tubuh dalam menghasilkan kolagen. Kolagen adalah sejenis protein yang berfungsi membentuk jaringan tulang rawan. Bila produksi kolagen pada tubuh Anda terganggu, akibatnya adalah pengapuran sendi. Kondisi genetik lainnya yang memicu pengapuran adalah kelainan pada susunan tulang. Kelainan ini menyebabkan tulang rawan lebih mudah terkikis.
Terdapat beberapa gejala terjadinya pengapuran tulang. Bila Anda merasakan nyeri saat melakukan gerakan berlebihan, kaku dan bengkak pada sendi, dan bunyi gemeretak pada persendian, ada kemungkinan Anda mengalami pengapuran. Agar pengapuran tidak semakin parah dan mengganggu aktivitas, segera periksakan ke dokter bila Anda mengalami beberapa gejala tersebut.
Atasi Pengapuran Tulang Tanpa Pembedahan
Terdapat beberapa pengobatan yang bisa Anda dapatkan untuk mengatasi nyeri akibat pengapuran tulang. Untuk mengurangi rasa nyeri dan meredakan radang pada sendi Anda, dokter dapat memberikan obat pereda nyeri, seperti acetaminophen, ibuprofen, dan naproxen sodium.
Metode penanganan berikutnya adalah dengan suntikan kortison. Suntikan ini bisa Anda dapatkan di rumah sakit. Dengan suntikan obat kortikosteroid, rasa nyeri pada sendi akibat pengapuran tulang akan berkurang. Namun, jumlah suntikan obat kortikosteroid yang bisa Anda dapatkan terbatas pada tiga hingga empat kali setiap tahun.
Alternatif pengobatan pengapuran tulang lainnya yang lebih mutakhir adalah terapi dengan shockwave atau gelombang kejut. Metode ini disebut Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT). Tindakan ini termasuk terapi non invasif karena tidak melibatkan proses pembedahan. Karena tanpa pembedahan, terapi ESWT hampir tidak menimbulkan efek samping.
Dalam prosesnya, ESWT dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, dokter akan menentukan area tubuh yang mengalami pengapuran. Setelah area tubuh tersebut ditandai, tahap kedua dapat dilakukan yaitu pengaplikasian gel pada area sasaran terapi. Gel ini berfungsi untuk mentransfer gelombang kejut secara efisien. Tahap ketiga adalah pemancaran gelombang kejut pada area yang telah ditentukan. Tak butuh waktu lama, keseluruhan tahap ESWT ini hanya memakan waktu 5-10 menit.
Setelah Anda selesai mendapatkan penanganan dengan ESWT, Anda dapat kembali beraktivitas. Namun, Anda sebaiknya menghindari aktivitas yang terlalu berat selama 48 jam setelah terapi ESWT. Anda juga disarankan untuk menghindari konsumsi obat pereda nyeri agar proses penyembuhan tidak terhambat.
Nah, demikianlah penjelasan mengenai penyebab dan cara mengatasi pengapuran tulang. Agar terhindar dari pengapuran tulang, yuk terapkan gaya hidup sehat. Perhatikan pola makan agar terhindar dari obesitas, lakukan gerakan olahraga dengan postur yang tepat, dan jangan lupa untuk istirahat yang cukup. #LiveExcellently