Setelah melahirkan, ibu sangat disarankan untuk menyusui bayinya. Bukan semata-mata untuk makanan dan minuman saja, tapi ASI dan menyusui memberikan segudang manfaat bagi bayi dan juga ibu. Yuk kita menyegarkan ingatan kita dengan sekilas info tentang ASI.
Apa itu ASI?
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar payudara ibu sejak sedang mengandung Si Kecil. ASI dirancang sempurna untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI dapat memuskan rasa haus sekaligus rasa lapar bayi. ASI dari ibu yang baru melahirkan, berbeda dengan ASI dari bayi yang sudah 3 bulan. ASI dari bayi yang lahir cukup bulan berbeda komposisinya dengan ASI bayi prematur. ASI berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan Si Kecil. ASI cocok untuk bayi yang sehat, dan untuk bayi yang sedang sakit.
ASI yang keluar di menit-menit pertama menyusui berbeda dengan yang keluar di menit-menit terakhir satu sesi menyusui. Ketika ibu beberapa jam tidak menyusui dan payudaranya penuh, ASI yang keluar di menit-menit pertama mengandung banyak air, kemudian perlahan komposisinya berubah menjadi lebih kental dan mengandung lebih banyak protein, karbohidrat, lemak, dan lain sebagainya. Karena itu ibu dianjurkan menghabiskan satu payudara dulu sebelum menawarkan payudara satunya lagi, agar bayi mendapatkan semua yang ia butuhkan baik cairan maupun zat gizi lainnya.
Apa saja manfaat ASI?
Ibu yang baru saja melahirkan kemudian menyusui bayinya, rahimnya akan lebih cepat kembali ke kondisi saat tidak hamil. Menyusui menyelamatkan ibu karena hisapan bayi merangsang rahim ibu berkontraksi, membantu perdarahan cepat berhenti dan rahim cepat kembali ke ukuran semula. Jangka panjangnya ibu juga akan terindar dari banyak penyakit seperti kanker, penyakit gula, darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, alzheimer, osteoporosis, dan
lain-lainnya. ASI juga menguntungkan bagi psikologis ibu.
Untuk bayi, ASI memberikan banyak perlindungan. ASI melindungi bayi lewat sel-sel hidup dan zat-zat aktif yang membuat bayi kuat dari terpaan kuman, yang sulit ditiru oleh susu formula.
Selain penyakit infeksi, ASI juga menurunkan risiko alergi dan berbagai kanker di masa kecil. Sel otak bayi akan lebih optimal saat ia disusui berkat nutrisi dari ASI dan dari sentuhan dan pelukan yang ia dapatkan saat disusui. Bayi juga mengurangi risiko obesitas sehingga mengurangi juga berbagai risiko penyakit terkait obesitas.
Bagaimana agar ASI memiliki kandungan yang optimal?
Tubuh kita akan berupaya membuat ASI terbaik. Ibu yang gizinya cukup dan ibu yang gizinya sedang ASInya bisa sama baiknya. Jika ada yang kurang dari nutrisi ibu maka tubuh akan mengambil dari zat-zat di tubuh ibu. Karena itu ibu perlu makan gizi seimbang agar bayi dan ibu sama-sama sehat. Ibu yang bergizi buruk mungkin akan mengalami pengurangan produksi ASI
dari yang seharusnya. Makan makanan bergizi perlu dilakukan ibu sejak sebelum kehamilan agar pertumbuhan bayi optimal sejak awal.
Jika ibu sakit maka ASI ibu mengandung antibodi dari penyakit ibu yang bisa ditransfer ke bayi, sehingga umumnya ibu dianjurkan untuk tetap menyusui. Penyakit memiliki cara penularan yang berbeda-beda, umumnya penularan penyakit dari ibu ke bayi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tangan ibu dan alat-alat yang digunakan untuk memberi makan bayi, menggunakan masker akan mencegah penularan ketika penyakit ibu menular lewat percikan ludah. Ada sedikit penyakit ibu yang bisa membatasi kebebasan ibu untuk menyusui, contohnya ibu dengan HIV, atau ibu menderita penyakit yang membutuhkan obat-obatan yang sangat keras.
Saat ibu bekerja ibu dapat tetap memberikan ASI. Ibu dapat memompa ASI di tempat kerja dan memberikan ke bayi saat ibu tidak di rumah. Tetap menyusui saat ibu di rumah termasuk di malam hari akan membantu produksi ASI ibu tetap terjaga. Memperhatikan cara memerah/memompa ASI dan cara penyimpanannya akan membantuk ASI tetap optimal meski diperah.
Bagaimana agar ASI keluar dengan lancar?
Berbagai cara dapat dilakukan untuk melancarkan produksi ASI. Memahami bagaimana cara memosisikan agar bayi melekat dengan nyaman ke payudara dan manajemen menyusui adalah sangat penting. Begitu juga dengan makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup serta manajemen stres yang baik. ASI booster mungkin bisa membantu.
Selain itu ada cara yang menyenangkan untuk dicoba yaitu pijat oksitosin. Pijat oksitosin dapat dilakukan setelah ibu melahirkan, gunanya untuk memancing hormon oksitosin yang memudahkan ASI mengalir dari payudara. Hormon ini juga dikenal dengan hormon cinta karena membuat bahagia, dan juga hormon yang membuat rahim ibu berkontraksi dan menghentikan perdarahan pasca melahirkan.
Kapan dan Bagaimana Ibu memberikan ASI pada bayi?
Ibu yang melahirkan bayi dengan cara normal ataupun caesar umumnya akan diberikan kesempatan untuk menyusui bayi pada satu jam pertama. Gunakan kesempatan emas ini untuk melatih bayi menyusu. Di dada ibu bayi akan refleks aktif mencari sumber makanannya.
Setelah dua jam biasanya bayi akan tertidur pulas cukup lama. Menyusui segera di jam pertama termasuk salah satu yang menurunkan angka kematian bayi baru lahir.
Jika ibu nyaman, senang dan bahagia ASI ibu akan mengalir lebih lancar. Memosisikan bayi hingga ia mudah melekat di payudara juga akan membuat bayi lebih mudah mendapatkan ASI. Posisi yang baik adalah ketika ibu menyangga seluruh tubuh bayi hingga ia merasa aman dan nyaman, tubuh bayi dalam satu garis lurus hingga lehernya tidak menoleh saat minum, badan bayi didekap sangat dekat dengan ibu hingga payudara bisa masuk cukup dalam ke mulutnya.
Seperti juga manusia dewasa, bayi memiliki naluri alamiah untuk bertahan hidup. Di antaranya saat butuh nutrisi ia akan merasa lapar dan mencari makan. Jika ibu mengenali tanda lapar bayi dan responsif terhadap tanda-tanda tersebut dengan menyusuinya, maka bayi akan mendapat cukup nutrisi dan tumbuh sehat dan kuat. Bayi yang lapar akan membuat gerakan mencari-cari puting, mengeluarkan suara-suara kecil, memasukkan tangan ke mulutnya, kemudian jika sudah sangat lapar ia akan menangis. Sangat penting untuk menyusui bayi mengikuti tanda laparnya sebelum ia menangis. Itulah jadwal menyusui yang dianjurkan, dengan menyusui sesuka bayi. Kita akan mengetaui kapan ia kenyang saat ia melepas sendiri payudara, tertidur, terlihat puas, dan tumbuh dengan baik. Memantau berat badannya di minggu-minggu awal kehidupannya dan setiap bulan akan membantu kita memastikan bayi mendapat cukup nutrisi.
Badan dunia menganjurkan bayi hanya mendapat ASI saja hingga 6 bulan, setelah itu perlu ditambah dengan makanan pendamping ASI yang berkualitas, sambil tetap menyusu hingga setidaknya dua tahun atau lebih.
Setelah mengetahui semua hal seputar ASI dan menyusui tentu kita tidak ragu lagi untuk memastikan bayi mendapatkan makanan terbaik untuknya. Sebagian ibu mungkin akan bertemu dengan sedikit tantangan, tapi statistik mengatakan 98% masalah menyusui dapat diatasi jika dibantu oleh tenaga yang terlatih tentang menyusui.