Asam urat adalah sebuah kondisi di mana penderitanya mengalami nyeri yang tak tertahankan serta rasa panas / kemerahan pada area persendian. Setiap persendian dalam tubuh memiliki risiko terserang asam urat, terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.
Hingga sekarang, banyak sekali mitos tentang asam urat yang tersebar di masyarakat. Sebelum kita termakan oleh berbagai mitos yang tak masuk akal dan salah, mari pelajari 5 fakta tentang asam urat.
- Mitos: asam urat hanya dapat menyerang orang obesitas atau gemuk.
Fakta: setiap orang berpotensi terkena asam urat, berapapun berat badannya. Tapi, orang dengan obesitas atau berat badan berlebih lebih berisiko terkena asam urat. Selain itu, asam urat juga sering menyerang orang yang mengidap diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol. Ternyata, asam urat juga merupakan penyakit turunan.
- Mitos: asam urat hanya menyerang jempol kaki
Fakta: asam urat dapat menyerang segala persendian dalam tubuh (lutut, pergelangan kaki & tangan, jari tangan & kaki). Asam urat yang menumpuk dalam darah dapat membentuk kristal yang merusak sendi, sehingga menyebabkan jempol kaki menjadi area yang diserang terlebih dulu.
- Mitos: hanya pria yang dapat terkena asam urat
Fakta: asam urat dapat menyerang pria maupun wanita. Namun, pria memang berpotensi lebih tinggi untuk terkena asam urat.
- Mitos: asam urat tak dapat diobati
Fakta: asam urat dapat diobati dengan berbagai obat sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Bahkan, ada beberapa obat yang telah diformulasikan untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan akibat penumpukan kristal asam urat dengan cepat.
- Mitos: nyeri, namun asam urat tak mematikan
Fakta: asam urat memang tidak membunuh secara langsung. Namun, apabila kondisi tersebut dibiarkan, maka asam urat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit yang lebih serius dan berakibat fatal hingga kematian. Asam urat dapat meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, serta retensi insulin.
Itulah 5 fakta seputar asam urat yang perlu kita ketahui, agar tak termakan mitos dan lebih paham mengenai cara mengatasi dan mencegahnya. Untuk mengatasi asam urat, kita harus mengubah gaya hidup dan mengontrol berat badan. Hindari asupan tinggi purin, seperti daging merah, jerohan, makanan laut (udang, cumi, kerang, kepiting) dan menggantinya dengan sayuran dan protein nabati seperti buncis dan kacang polong. Mengatur pola makan seimbang merupakan sebuah kunci untuk menghindari asam urat.
Jangan lupa untuk selalu memeriksakan diri secara rutin ke rumah sakit EMC guna mendeteksi asam urat sedini mungkin. Dengan begitu, penanganan medis pun dapat dilakukan dengan lebih awal.
Artikel ditulis oleh dr. Stephanie Chandra, Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Tangerang).