Pada pekan ASI di tanggal 1-7 Agustus kali ini, ada hal yang tak kalah penting untuk kita pelajari, yaitu cara yang baik untuk menyimpan ASI agar gizinya tetap terjaga. Bagi Anda yang baru memiliki bayi, istilah ASI perah mungkin sudah menjadi istilah yang tidak asing. ASI perah adalah ASI yang tidak langsung dikonsumsi bayi, melainkan disimpan dalam wadah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Sebagai orangtua, Anda perlu tahu bahwa kandungan gizi yang terdapat dalam ASI cukup sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Bila salah menyimpan ASI perah, kandungan gizinya dapat berkurang. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan manfaat maksimal dari ASI. Untuk menjaga ASI awet, ketahui terlebih dahulu cara tepat untuk menyimpannya.
- Menjaga kebersihan
Sehari-hari, Anda menggunakan tangan untuk melakukan berbagai hal, mulai dari makan, bekerja, hingga membersihkan rumah. Karenanya, tangan Anda dapat menjadi tempat bersarangnya kuman dan bakteri yang berasal dari benda yang Anda sentuh. Untuk itu, sebelum memerah ASI, pastikan tangan Anda bersih dan sudah mencuci tangan hingga sela-sela kuku dengan sabun pencuci tangan. Pastikan juga sabun yang Anda gunakan terbilas hingga bersih di bawah air yang mengalir.
Selain kebersihan tangan, Anda juga perlu menjaga agar botol tempat menyimpan ASI dan pompa ASI selalu steril dari kuman. Untuk melakukan sterilisasi, cucilah botol dan pompa ASI dengan sabun pencuci piring. Kemudian, rebus botol dan pompa dalam air mendidih selama 5-10 menit. Sebagai alternatif, Anda juga bisa menggunakan alat sterilisasi elektrik yang banyak dijual di pasaran.
- Memilih botol untuk ASI perah
Untuk menyimpan ASI perah, botol plastik atau kantung ASI plastik justru lebih baik dibandingkan dengan botol kaca. Alasannya, botol kaca mudah retak sehingga membuat ASI terpapar dengan udara dari luar wadah penyimpanan.
Jangan sembarang memilih botol plastik. Pilihlah botol plastik yang mencantumkan logo BPA free. BPA merupakan zat kimia yang umum digunakan untuk membuat wadah bahan makanan. Namun, wadah makanan dengan BPA yang dipanaskan juga dapat saja menyebabkan terlepasnya sejumlah zat kimia ke dalam makanan yang disimpan di dalamnya. Agar ASI tidak terkontaminasi zat kimia berbahaya, telitilah sebelum membeli botol untuk wadah ASI perah.
Untuk memberikan perlindungan ganda, masukkan botol ke dalam kotak kemasan lain sebelum memasukannya ke dalam kulkas. Cara ini dapat mencegah kebocoran ASI yang membuatnya terkontaminasi oleh udara.
- Prinsip waktu penyimpanan ASI
ASI yang sudah dimasukkan ke dalam wadah steril dapat disimpan untuk beberapa jam hingga beberapa bulan. Durasi penyimpanannya sendiri tergantung pada suhunya. Dalam suhu ruangan atau sekitar 25 derajat Celcius, ASI perah tahan disimpan hingga 6 jam sebelum kandungan gizinya berubah. Lebih dari jangka waktu tersebut, ASI sudah tidak baik untuk dikonsumsi oleh bayi. Saat disimpan dalam kotak pendingin dengan tambahan kantung es, ASI perah tahan hingga 24 jam. Jika Anda menyimpan ASI perah di kulkas dengan suhu setidaknya 4 derajat Celsius, ASI tahan disimpan sampai 5 hari. Bila Anda menempatkannya di freezer dengan suhu -18 derajat Celsius atau lebih rendah, ASI dapat bertahan sampai 6 bulan.
Meski ASI dapat bertahan hingga 6 bulan sejak dibekukan, tetap terdapat kemungkinan zat gizi yang terkandung di dalamnya berkurang, terutama kandungan vitamin C. Semakin lama ASI perah dibekukan, semakin berkurang pula kandungan vitamin C yang terdapat di dalamnya. Meskipun gizinya sedikit berkurang, ASI eksklusif yang disimpan tetap menjadi sumber nutrisi bayi yang lebih baik jika dibandingkan dengan susu formula.
Trik lain agar Anda tidak lupa tentang lamanya penyimpanan ASI Anda, berikanlah label dan tuliskan tanggal serta jam Anda menyimpan ASI tersebut dan pastikan Anda menggunakan ASI perah yang disimpan lebih awal.
- Menentukan takaran botol ASI
Satu botol ASI sebaiknya hanya menyimpan ASI perah untuk satu kali penyajian. Oleh karena itu, bagilah ASI ke dalam beberapa botol sesuai dengan kemampuan bayi mengonsumsi ASI. Sebagai permulaan, Anda bisa menempatkan ASI sebanyak 60 hingga 120 ml per botol. Jika bayi dapat mengonsumsi lebih dari jumlah tersebut, Anda dapat menambahkan takarannya secara bertahap.
Apabila bayi sudah mampu menghabiskan hingga satu botol ASI yang terisi penuh, pastikan Anda mengganti botol tersebut dengan kapasitas yang lebih besar. Hindari mengisi botol hingga penuh untuk menghindari kebocoran. Alasannya, ASI perah dapat mengembang saat berada dalam kondisi beku.
Demikianlah cara dan trik mudah untuk menyimpan ASI agar gizinya tetap terjaga. Anda dapat menggunakan cara-cara ini untuk memastikan bayi Anda menerima manfaat maksimal dari ASI. Yuk, selalu berikan gizi terbaik bagi buah hati Anda tercinta. #LiveExcellently