Saat melakukan perjalanan menggunakan pesawat, beberapa dari kita sering mengalami pembengkakan pada kaki. Sayangnya, pembekakan tersebut dapat dianggap aman namun juga dapat menyebabkan suatu kondisi kesehatan yang serius yang disebut Deep Vein Thrombosis (DVT). DVT merupakan suatu kondisi dimana terbentuk bekuan atau gumpalan darah pada pembuluh darah vena yang dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri, bahkan pada kondisi yang serius atau tidak tertangani, dapat menyebabkan penyumbatan pada paru-paru (Pulmonary Embolism) akibat bekuan darah yang pecah dan terbawa aliran darah menuju paru-paru yang berisiko fatal.
Ketika melakukan penerbangan, terdapat kondisi-kondisi baik dari sisi lingkungan penerbangan maupun penumpang yang dapat meningkatkan risiko terjadinya DVT. Kondisi-kondisi tersebut diantaranya adalah:
Faktor Penerbangan:
- Penurunan tekanan udara (Hipoksia Hipobarik) pada lingkungan pesawat dapat menurunkan aktivitas anti pembekuan darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya DVT, bahkan hingga 15 hari hingga 1 bulan setelah melakukan penerbangan.
- Penurunan tingkat kelembaban dapat mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh yang menyebabkan kondisi dehidrasi serta meningkatkan risiko terjadinya DVT.
- Keterbatasan ruang gerak pada pesawat menyebabkan penumpang cenderung berada dalam kondisi menetap (stasis) dan menyebabkan aliran darah pada vena tidak lancar.
- Lama penerbangan berhubungan dengan paparan seluruh risiko yang ada dalam penerbangan. Semakin lama waktu penerbangan yang dilakukan maka semakin tinggi risiko DVT yang dialami.
Faktor Penumpang:
- Imobilisasi atau kurangnya pergerakan terutama di area tungkai dapat meningkatkan risiko terjadinya DVT dikarenakan aliran darah vena menjadi kurang baik.
- Indeks massa tubuh yang berlebih (obesitas) dapat menurunkan aliran darah pada area tungkai sehingga meningkatkan risiko terjadinya DVT.
- Penggunaan kontrasepsi oral maupun terapi hormonal dapat meningkatkan risiko terjadinya DVT 4 kali lebih besar dikarenakan mempengaruhi proses pembekuan darah.
- Memiliki riwayat penyakit atau kondisi tertentu seperti thrombopilia, kanker, diabetes, trauma pada area tungkai, tindakan operatif, maupun riwayat DVT sebelumnya dapat meningkatkan terjadinya DVT.
- Memiliki kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya kerusakan pembuluh darah, gangguan sirkulasi darah, dan peningkatan faktor pembekuan darah, yang mana ketiganya merupakan mekanisme utama terjadinya DVT
- Dalam kondisi hamil terjadi peningkatan faktor-faktor pembekuan darah dan penurunan tonus vena yang menyebabkan peningkatan risiko terjadinya DVT meningkat 5-10 kali lebih dibandingkan wanita yang tidak hamil saat melakukan penerbangan, khususnya penerbangan lebih dari 4 jam.
Beberapa faktor risiko memang tidak dapat dihindari ketika melakukan penerbangan, namun masih terdapat faktor-faktor risiko yang dapat kita cegah untuk menurunkan kemungkinan terjadinya DVT saat melakukan penerbangan yaitu:
- Memilih kursi bagian bulkhead (area sekat antara kelas ekonomi dan bisnis) guna mendapatkan ruang tambahan bagi kaki untuk bergerak (bila memungkinkan dapat menggunakan kelas bisnis atau kelas satu)
- Hindari menaruh barang di bawah kursi bagian depan karena dapat mengurangi ruang gerak.
- Hindari tertidur atau berada pada posisi yang canggung (kaki melipat, badan memutar, dan lainnya) dalam waktu yang lama karena dapat mempengaruhi aliran darah.
- Hindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat dan tidak nyaman.
- Gunakan kaus kaki yang pas dan nyaman untuk memberikan tekanan yang pas pada area kaki untuk membantu aliran darah.
- Tidak lupa untuk minum air mineral serta menghindari konsumsi alkohol guna mencegah dehidrasi.
- Lakukan pergerakan secara rutin setiap 1-2 jam terutama pada penerbangan jarak jauh, baik dengan berjalan dilorong (aisle) atau menuju toilet ketika kondisi pesawat memungkinkan, maupun melakukan senam/peregangan (in-flight exercise) di tempat duduk.
Selain melakukan pencegahan di pesawat tentu penting untuk melakukan pencegahan-pencegahan lainnya seperti tidak merokok, menjaga berat badan, maupun mengontrol kondisi atau penyakit yang sudah dimiliki sebelumnya guna menurunkan risiko terjadinya DVT.
Berikut sedikit penjelasan mengenai Deep Vein Thrombosis (DVT). Perlu diingat bahwa kondisi tersebut dapat berbahaya dan dapat muncul hingga 1 bulan setelah melakukan penerbangan, sehingga jangan ragu untuk melakukan konsultasi guna menghindari kondisi tersebut.
Artikel ditulis oleh dr. Andyka Banyu Sutrisno, Sp.KP (Spesialis Kedokteran Penerbangan RS EMC Cibitung).