Kelebihan Bedah Minimal Invasif untuk Menangani Penyakit Saraf yang Diderita Anak

Setiap hari, jutaan serabut saraf bekerja di dalam tubuh. Serabut-serabut ini terhubung satu dengan yang lainnya dan tergabung dalam suatu sistem yang disebut sistem saraf. Beragam sel saraf bekerja untuk mengirimkan sinyal dari satu sel atau satu bagian tubuh ke sel atau bagian lainnya. Sinyal-sinyal ini dipicu oleh berbagai rangsangan, termasuk rangsangan dari lingkungan sekitar. Setelah sinyal diproses, muncullah respon yang kita lakukan untuk menanggapi rangsangan yang diterima oleh tubuh. Demikianlah pentingnya sistem saraf bagi manusia.

Meskipun sangat penting, sistem saraf Anda tidak luput dari gangguan. Jika gangguan menyerang sistem saraf, semua sistem tubuh akan terkena dampaknya. Akibatnya, koordinasi gerakan dan fungsi tubuh lainnya menjadi tidak dapat bekerja dengan normal.

Tidak hanya menyerang orang dewasa, gangguan dan penyakit saraf juga seringkali terjadi pada anak-anak. Hal ini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak secara fisik maupun psikologis. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit saraf yang banyak ditemukan pada usia anak:

  1. Epilepsi

Terjadi karena aktivitas listrik yang tidak normal di otak. Penyebabnya bisa dari keturunan, cedera di kepala, dan masalah pada otak. Gangguan ini ditandai dengan kejang yang terjadi berulang-ulang. Epilepsi menyebabkan masalah pada kemampuan bahasa, memori, belajar, serta kendali otot untuk bergerak.

  1. Celebral palsy

Terjadi karena kerusakan otak sebelum bayi lahir. Kondisi ini dapat ditandai dengan kurangnya koordinasi otot, kesulitan berjalan, lambat berbicara, kesulitan mengunyah dan menelan makanan, serta tremor.

  1. Hidrosefalus

Terjadi karena penumpukan suatu cairan pada rongga otak. Karena kelebihan cairan, ukuran kepala membesar dan terjadi penekanan pada otak. Hidrosefalus menyebabkan rusaknya jaringan otak dan gangguan fungsi otak pada anak.

  1. Spina bifida

Terjadi akibat tulang belakang dan sumsum tulang belakang tidak terbentuk dengan sempurna. Spina bifida bisa terjadi karena saat hamil ibu mengalami kekurangan asupan asam folat. Gejalanya bisa berbeda pada tiap anak. Dampaknya pun bisa berbeda tergantung dari tingkat keparahannya. Dalam skala ringan, anak dapat tumbuh dengan normal. Namun, bagi kasus lain yang cukup parah, anak bisa mengalami kelumpuhan.

Perawatan dan Pengobatan Penyakit Saraf pada Anak

Sebagai orangtua, Anda tentu menginginkan yang terbaik untuk buah hati termasuk dalam memilih pengobatan yang paling tepat jika anak Anda mengalami gangguan saraf. Bagi penderita penyakit saraf pada anak, biasanya dokter akan menyarankan tindakan pembedahan.

Seringkali pembedahan menjadi ketakutan tersendiri bagi para pasien karena risiko yang mungkin terjadi. Namun, akibat teknologi bedah yang sudah berkembang, kini prosedur bedah menjadi lebih minim risiko semenjak ditemukannya tindakan minimal invasive surgery atau bedah minimal invasif.

Bedah minimal invasif menggunakan sayatan yang lebih kecil dibandingkan jenis bedah lainnya. Setelah melakukan sayatan, dokter bedah kemudian akan memasukkan alat yang membantu untuk melihat organ bagian dalam dengan ukuran yang diperbesar. Gambar organ dalam pada tubuh pasien ini terlihat melalui monitor. Untuk menjangkau organ yang perlu ditindaklanjuti, dokter akan menggunakan alat-alat bedah yang lebih kecil dibandingkan dengan alat yang digunakan pada operasi biasa. Setelah selesai, sayatan akan dijahit. Karena sayatannya cukup kecil, maka bekas luka jahitan pun lebih kecil.

Bila anak Anda mengalami gangguan saraf dan dokter menyarankan prosedur bedah, maka bedah minimal invasif dapat menjadi pilihan karena beberapa kelebihan yang ditawarkannya, antara lain:

  1. Bekas luka yang kecil

Karena tidak diperlukan sayatan yang besar untuk melakukan prosedur bedah, maka jahitan dan bekas luka pada tubuh anak Anda berukuran lebih kecil dibandingkan jahitan akibat prosedur bedah biasa.

  1. Berkurangnya risiko infeksi

Dengan minimal invasive surgery, organ tubuh anak Anda tidak akan terpapar oleh zat-zat kontaminasi sehingga risiko infeksi menjadi minim.

  1. Singkatnya masa pemulihan

Karena kecilnya ukuran luka pasca operasi di rumah sakit dengan metode bedah minimal invasif, anak Anda tidak perlu berlama-lama menginap di rumah sakit untuk masa pemulihan. Anak bisa kembali bersekolah dan melanjutkan aktivitas dalam hitungan hari setelah selesai dioperasi.

Nah, itulah keunggulan tindakan minimal invasive surgery pada anak yang mengalami gangguan saraf. Konsultasikan segala tindakan dengan dokter Anda dan pastikan anak-anak Anda mendapatkan penanganan terbaik agar mereka dapat segera kembali menikmati masa-masa bermain dan belajar yang penuh keceriaan. #LiveExcellently