Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang yang ditandai dengan lengkungan sisi ke kanan atau ke kiri. Kondisi skoliosis bisa terjadi pada siapa saja, baik pada orang dewasa dan anak-anak. Meskipun banyak dialami oleh anak-anak dan remaja, kelainan tulang belakang ini jarang terdeteksi pada saat bayi baru lahir atau pada masa awal kehidupan anak karena kelainan belum disadari atau sulit terlihat.
Berdasarkan penyebabnya, Skoliosis dibagi empat, yaitu:
- Congenital, terjadi sejak lahir. Biasa diikuti dengan kelainan bawaan lain.
- Idiopathic, terjadi paling banyak (80%) penyebabnya tidak diketahui, tapi mungkin berkaitan dengan genetik. Mulai terlihat pada usia 10 hingga 18 th atau saat anak mengalami akil balik.
- Neuro Muskular, diikuti kelainan neuro muskular lain, seperti cerebral palsy, muskular dystrophy.
- Degenerative, terjadi pada dewasa / lansia diatas 65 tahun akibat “Wear & Tear” / proses degeneratif (penuaan).
Akar Permasalahan Skoliosis pada Anak
- Faktor Genetik
Beberapa kasus skoliosis disebabkan oleh faktor genetik. Jika anggota keluarga dekat, seperti orang tua atau saudara kandung, memiliki skoliosis, kemungkinan anak juga berisiko mengalami kondisi serupa. - Pertumbuhan Tulang Belakang yang Tidak Normal
Skoliosis pada anak dapat disebabkan oleh pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal. Pertumbuhan yang tidak merata atau tidak simetris dapat menyebabkan lengkungan pada tulang belakang. Perubahan hormon saat masa pubertas juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang dan berkontribusi pada perkembangan skoliosis. - Postur Tubuh yang Buruk
Postur tubuh yang buruk dapat menjadi faktor risiko skoliosis pada anak. Kebiasaan duduk atau berdiri dengan posisi yang tidak baik, seperti membungkuk terlalu sering atau menggunakan tas yang terlalu berat, dapat memengaruhi postur tulang belakang. Penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak mengenai pentingnya postur yang baik sejak dini. - Diagnosis Skoliosis
Pemeriksaan skoliosis bisa dengan melakukan beberapa pemeriksaan. Dari pemeriksaan fisik, akan terlihat adanya asimetri bahu / pinggang / pinggul. Bila ditambah dengan pemeriksaan dimana pasien diminta membungkuk 90 derajat, maka akan terlihat ketidaksegarisan bahu, panggul & iga. Pemeriksaan dikonfirmasi dengan MRI, CT-Scan & X-Ray untuk mengukur sudut & derajat keparahan skoliosis.
Pengobatan Skoliosis pada Anak
- Observasi dan Pemantauan
Dalam beberapa kasus, skoliosis ringan pada anak dapat diatasi dengan observasi dan pemantauan secara berkala oleh dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menggunakan teknik pemantauan seperti sinar-X untuk memantau perkembangan kelengkungan tulang belakang. Pemantauan ini penting untuk memastikan bahwa skoliosis tidak memburuk secara signifikan.
Pada kebanyakan kasus skoliosis pada anak, dapat dilakukan “Wait & See” dan monitor berkala. - Fisioterapi dan Latihan
Fisioterapi dan latihan dapat membantu menguatkan otot-otot sekitar tulang belakang dan memperbaiki postur tubuh. Fisioterapis dapat merancang program latihan yang sesuai dengan kondisi anak untuk membantu mengurangi kelengkungan tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas. Latihan tersebut harus dilakukan secara teratur dan diawasi oleh profesional medis. Tujuan latihan adalah untuk memanjangkan otot pada sisi yang “tight” sehingga mengurangi nyeri & penekanan pada Spine. - Pemakaian Penyangga Punggung
Pada beberapa kasus skoliosis yang lebih parah, dokter dapat merekomendasikan pemakaian penyangga punggung. Penyangga punggung membantu menjaga posisi tulang belakang yang baik dan mencegah perkembangan skoliosis yang lebih lanjut. Pemakaian penyangga ini, digunakan sekitar 20 jam per hari. Menurut studi, cukup efektif 80% pada anak dengan skoliosis. - Operasi
Jika skoliosis pada anak mencapai tingkat keparahan tertentu dan mengganggu fungsi organ, operasi mungkin diperlukan. Prosedur operasi skoliosis melibatkan pemasangan penjepit atau penggunaan batang logam untuk meluruskan tulang belakang yang melengkung.
Menghadapi skoliosis pada anak memerlukan dukungan dan perhatian yang intensif. Penting untuk memberikan dukungan emosional dan mental kepada anak yang mengalami skoliosis, karena kondisi ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Edukasi mengenai pentingnya menjaga postur yang baik, kegiatan fisik yang tepat, dan kunjungan rutin ke dokter adalah langkah-langkah preventif yang penting untuk mengurangi risiko skoliosis. Jika Anda menemui tanda-tanda umum skoliosis pada anak, segera konsultasikan dengan dokter untuk dilakukan pengobatan yang sesuai kondisi skoliosis anak Anda.
Artikel ditulis oleh dr. Steesy Benedicta, M.Ked.Klin, Sp.OT (Spesialis Ortopedi & Traumatologi RS EMC Pulomas).