Epilepsi atau yang juga dikenal sebagai ayan merupakan sebuah kondisi gangguan sistem saraf yang umum dan banyak dialami oleh sebagian besar anak, terutama anak dengan usia 6 bulan hingga 5 tahun. Bertepatan dengan Hari Epilepsi Internasional yang jatuh pada tanggal 13 Februari, artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai epilepsi pada anak lengkap beserta dengan gejalanya.
Pada dasarnya, epilepsi merupakan kondisi yang muncul ketika terdapat masalah pada bagian sistem saraf anak/bayi. Kondisi ini ditandai dengan anak mengalami kejang yang berulang selama minimal dua kali tanpa diiringi dengan demam. Sehingga, tidak semua kejang dapat dikatakan sebagai epilepsi, namun sebagian besar epilepsi diawali dengan kejang. Agar dapat ditangani dengan tepat, kondisi epilepsi pada anak akan jauh lebih baik jika dapat terdeteksi lebih awal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui ciri dan gejala epilepsi yang dapat terjadi pada anak.
Apa penyebab epilepsi pada anak?
Terdapat dua jenis penyebab epilepsi, diantaranya:
- Idiopatik, dimana penyebab dari epilepsi itu sendiri tidak diketahui dan tidak dapat terdeteksi
- Simptomatik, dimana epilepsi disebabkan oleh adanya masalah struktural pada bagian otak seperti adanya tumor, infeksi otak, maupun kelainan bawaan.
Selain itu, epilepsi juga dapat disebabkan oleh adanya riwayat keturunan penyakit epilepsi serta mutasi gen tertentu.
Bagaimana gejala epilepsi pada anak?
Selain kejang tanpa demam yang terjadi lebih dari 2x epilepsi dalam periode 24 jam atau lebih secara tiba-tiba, epilepsi juga dapat ditandai dengan beberapa gejala lain, diantaranya:
- Adanya hentakan pada bagian tangan atau kaki
- Tatapan kosong yang hanya fokus pada satu titik saja
- Kaku pada bagian anggota badan hingga tidak dapat digerakkan
- Adanya sensasi kedutan pada bagian mata atau sebagian wajah
- Anak terlihat melamun atau bengong sebelum kehilangan kesadaran
- Anak terjatuh secara tiba-tiba dan kehilangan tenaga
- Terjadinya gangguan pada bagian pernapasan, bahkan hingga terhenti
Bagaimana penanganan kejang pada anak?
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua ketika anak sedang kejang, diantaranya:
- Menjauhkan anak dari benda-benda berbahaya di sekitarnya, terutama benda-benda tajam, keras, serta perabotan rumah dan tangga.
- Membaringkan tubuh anak entah itu ke arah kiri maupun kanan untuk membantu mengeluarkan cairan dalam mulut agar tidak masuk ke jalan pernapasan anak.
- Memantau kondisi pernapasan anak ketika kejang dan setelah kejang. Jika anak tidak bernapas setelah kejang, segera bawa ke IGD rumah sakit terdekat.
- Dampingi dan tenangkan anak setelah kejang agar anak tidak ketakutan dan bingung.
- Biarkan anak beristirahat dan hindari memberi obat selain diresepkan oleh dokter.
Itulah pembahasan mengenai epilepsi mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganan yang perlu diketahui. Jika anak Anda atau kerabat terdekat Anda mengalami gejala serupa, segera periksakan pada dokter terpercaya untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel ditulis oleh dr. Deddy Ria S, Sp.A (K) (Spesialis Anak – Konsultan Saraf RS EMC Alam Sutera).