Kenali Osteoarthritis (Pengapuran sendi)

Pada kesehariannya penyakit ini sering disalah artikan oleh pasien dengan Osteoporosis dan Gout arthritis. Hal ini mungkin dikarenakan nomenklatur yang hampir sama dengan osteoporosis dan  kurangnya pengetahuan medis pada masyarakat kita pada umumnya. Menurut American College of Rheumatology, penyakit ini hamper mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada Wanita. Sementara data di poliklinik rheumatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, sekitar 56,7% pasien   didiagnosis menderita osteoartritis (Soenarto, 2010).

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkan sendi.

Berdasarkan patogenesisnya OA dibedakan menjadi OA primer dan OA sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik adalah OA yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.

OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan dan imobilisasi yang lama.

OA primer lebih sering ditemukan dari pada OA sekunder. Penyakit ini bersifat progresif lambat dan umumnya terjadi pada usia lanjut  (terutama pada usia > 50 tahun ), walaupun usia bukan satu-satunya faktor risiko.

Beberapa faktor resiko pada OA

  • Usia ( > 50 tahun )
  • Jenis kelamin ( Wanita > pria )
  • Ras/etnik
  • faktor genetik
  • Gaya hidup ; seperti merokok
  • Obesitas
  • Aktivitas fisik yg berlebih ( berdiri lama/mengangkat beban berat )
  • Atlit olah raga benturan keras spt beladiri,sepak bola, lari marathon, dan lainnya

Gejala klinis yang biasa ditemukan di klinik meliputi :

  • Nyeri ( gejala utama )
  • Kekakuan sendi
  • Krepitasi / sensasi suara gemeratak
  • Pembengkakan
  • Deformitas sendi / kelainan sendi

Untuk menentukan diagnosis OA, selain melalui pemeriksaan fisik juga diperlukan pemeriksaan penunjang seperti radiologis dan lainnya. Foto polos dapat digunakan untuk membantu penegakan diagnosis OA walaupun sensivitasnya rendah terutama pada OA tahap awal.

Adapun Pembagian/ Klasifikasi OA dapat ditegakkan dari pemeriksaan radiologis. Derajat Klasifikasi radiografi OA menurut kriteria Kellgren-Lawrence

  • Derajat 0 (Normal ) Tidak ada gambaran radiografis yang abnormal
  • Derajat 1 (Meragukan) Tampak Osteofit kecil
  • Derajat 2 (Minimal) Tampak osteofit, celah sendi normal
  • Derajat 3 (Sedang) Osteofit jelas, penyempitan celah sendi
  • Derajat 4 (Berat) Penyempitan celah sendi berat dan adanya Sklerosis

Penatalaksanaan pasien dengan OA bertujuan untuk menghilangkan keluhan, mengoptimalkan fungsi sendi, mengurangi ketergantungan dan meningkatkan kualitas hidup, menghambat progresivitas penyakit dan mencegah komplikasi.

Ada beberapa cara dalam penatalaksanaan OA.

  1. Non farmakologis, berupa :
    Edukasi : teutama memberikan pengertian bahwa OA adalah penyakit yang kronik, sehingga perlu dipahami bahwa mungkin dalam derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri, kaku dan keterbatasan gerak serta fungsi
    Diet : diet bertujuan untuk menurunkan berat badan pada pasien OA yang gemuk. Hal ini sebaiknya menjadi program utama pengobatan OA. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi keluhan dan peradangan.
    - Terapi fisik : Olahraga bersepeda atau dengan melakukan senam lantai selama 30 menit sehari tiga kali seminggu. Pilihan lainnya adalah olahraga renang.
  1. Farmakologis, berupa :
    - Analgesik / anti-inflammatory agents
    - Injeksi glukokortikoid       
    - Injeksi asam hialuronat
    - Kondroitin sulfat
  1. Fisiotherapy, berupa : Fisioterapi untuk pasien OA termasuk traksi, stretching, akupuntur, transverse friction (tehnik pemijatan khusus untuk penderita OA), latihan stimulasi otot, elektroterapi.
  2. Alat bantu orthopedy kadang-kadang penting dilakukan seperti sepatu yang bagian dalam dan luar didesain khusus pasien OA, ortosis juga digunakan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi.
  3. Pembedahan ; dilakukan pada pasien OA yg sudah parah. Operasi yang biasanya dilakukan seperti Arthroscopic debridement, Joint debridement, Dekompresi tulang, Osteotomi dan Artroplasti.

Walaupun tindakan operatif dapat menghilangkan nyeri pada sendi OA, tetapi kadang-kadang fungsi sendi tersebut tidak dapat diperbaiki secara adekuat, sehingga terapi fisik pre dan pasca operatif harus dipersiapkan dengan baik.

Kesimpulan

  1. Osteoartritis adalah suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi.
  2. Nyeri sendi merupakan keluhan utama yang dirasakan pasien.
  3. Tujuan pengobatan pada pasien OA adalah untuk mengurangi gejala dan mencegah terjadinya kekakuan serta pengecilan otot.
  4. Edukasi, yang penting adalah meyakinkan pasien untuk dapat mandiri, tidak selalu tergantung pada orang lain walaupun OA tidak dapat disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan dan pemahaman mengenai dasar terapi diperlukan untuk menjamin keberhasilan terapi osteoartritis.

Artikel ditulis oleh dr. Dipa Yunta Firmanda, Sp.OT (Spesialis Ortopedi & Traumatologi RS EMC Cikarang).