Keputihan merupakan masalah yang sering terjadi dan cukup mengganggu bagi sebagian besar wanita. Keputihan atau vaginal discharge merupakan hal yang normal dialami oleh wanita. Keluarnya cairan ini merupakan cara tubuh untuk menjaga vagina tetap bersih dan lembab serta melindungi dari infeksi.
Tak hanya terjadi pada wanita dewasa, remaja perempuan juga mengalaminya. Pada sebagian besar kasus, keputihan adalah normal. Namun, ada kondisi tertentu yang membuat keputihan pada wanita jadi tidak normal. Ini biasanya menandakan suatu masalah pada organ reproduksi.
Baca juga: Mengalami Keputihan saat Hamil? Berikut Cara Mengatasinya
Lantas, apa saja perbedaan keputihan yang normal dan abnormal?
Perbedaan Keputihan Normal dan Abnormal
Wanita perlu memperhatikan tekstur, bentuk, dan aroma cairan vagina untuk menjaga kesehatan reproduksi. Hal ini membantu mendeteksi dini potensi penyakit. Berikut beberapa poin penting dalam memahami normal atau tidaknya keputihan:
- Penyebab Keputihan
Keputihan yang normal juga kerap diakibatkan oleh perubahan hormon menjelang menstruasi, hamil, stres, hingga adanya dorongan seksual. Sementara itu, penyebab umum dari keputihan yang abnormal adalah infeksi bakteri, virus, parasit atau pertumbuhan jamur yang tidak terkendali. Selain itu, beberapa infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia, juga bisa ditandai dengan keluarnya cairan dari vagina. Jika ini terjadi, sebaiknya segera mencari pengobatan. - Tekstur
Keputihan normal umumnya memiliki tekstur yang agak encer atau sedikit kental dan lengket karena fluktuasi hormon. Namun, saat vagina terkena infeksi, konsistensi cairannya dapat menjadi gumpalan seperti ampas tahu atau keju cottage, seringkali disertai busa. Keputihan yang menyerupai ampas tahu tidaklah normal dan biasanya menyertai rasa gatal di area vagina. - Warna
Salah satu cara paling sederhana untuk membedakan apakah cairan dari vagina normal atau tidak adalah dengan memeriksa warnanya. Secara ideal, cairan vagina seharusnya bening atau berwarna putih keruh transparan. Keputihan berwarna putih seperti susu umumnya normal, kecuali jika disertai dengan gejala lain seperti rasa gatal pada vagina. Di sisi lain, keputihan yang tidak normal dapat memiliki warna kuning tua, hijau, atau bahkan abu-abu gelap. Keputihan berwarna cokelat bisa normal atau tidak, tergantung pada adanya gejala lain yang mungkin dialami. - Bau
Memang benar bahwa cairan yang dikeluarkan dari vagina memiliki aroma yang agak masam secara alami. Namun, aroma tersebut seharusnya tidak terlalu menyengat atau mengganggu. Jika tercium bau amis atau bahkan busuk pada cairan vagina, kemungkinan mengalami infeksi vagina. Infeksi vagina dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi menular seksual, kurangnya kebersihan area intim, hingga penyakit tertentu. - Gejala Keputihan
Gejala yang menyertainya juga dapat memberikan indikasi apakah cairan yang keluar dari vagina normal atau tidak. Rasa gatal saat cairan vagina dikeluarkan adalah hal yang umum, tetapi seharusnya tidak sampai mengganggu secara signifikan. Bahkan, mungkin baru disadari keberadaan cairan tersebut saat melihatnya secara langsung. Selain itu, pada keputihan yang terjadi selama kehamilan, mungkin akan merasakan sensasi hangat di area vagina karena pertumbuhan bakteri di sana. Di sisi lain, keputihan abnormal mungkin awalnya tidak menyebabkan gejala lain. Namun, seiring berjalannya waktu, mungkin akan mulai merasakan gejala lainnya, seperti nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual.
Dengan memahami perbedaan antara keputihan normal dan abnormal, serta gejala-gejalanya, wanita dapat lebih memahami kondisi kesehatan reproduksi mereka. Penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda keputihan yang tidak normal dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan. Dengan demikian, kita dapat menjaga kesehatan vagina dan mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.
Artikel ditulis oleh dr. Ervina Ningsih, Sp.OG (Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS EMC Pulomas).