
Kanker prostat adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada kelenjar prostat yang membuat salah satu organ reproduksi pria tersebut tidak dapat berfungsi secara normal & Optimal. Kanker prostat adalah kanker kedua yang paling umum terjadi pada pria di dunia. Kanker prostat lebih sering terjadi pada pria usia 60 tahun ke atas. Namun, semakin hari telah terjadi peningkatan kasus kanker prostat pada pria dengan usia lebih muda, yaitu 15-40 tahun.
Di Indonesia, Global Cancer Statistics menunjukkan bahwa kanker prostat adalah kanker kelima yang paling umum terjadi pada pria, dengan jumlah kasus baru sebanyak 13.563 pada tahun 2020.
Pemeriksaan Kanker Prostat
1. Prostate Specific Antigen (PSA)
Sel kanker cenderung memproduksi PSA lebih banyak, sehingga pada pasien dengan kanker prostat terdapat lonjakan level PSA ketika pemeriksaan dilakukan
2. Pemeriksaan Colok Dubur
Prosedur pemeriksaan colok dubur ini dilakukan dengan cara dokter menggunakan tangan yang sudah memakai sarung tangan, kemudian memasukkan satu jari yang sudah dilumasi gel pelumas ke dalam anus pasien. Tujuannya untuk memeriksa kondisi kelenjar prostat apakah ada benjolan atau tidak. Jika ditemukan keganjilan pada prostat, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut.
3. Test Pencitraan
Melakukan test pencitraan berupa MRI, USG atau CT scan, Tujuannya untuk mengetahui kondisi kelenjar prostat dengan lebih detail, serta lokasi penyebaran kanker prostat.
4. Biopsi
Pengambilan sampel jaringan untuk mengetahui ada atau tidak sel-sel kanker pada jaringan prostat.
Pentingnya Deteksi Dini
Sebanyak 70% pria yang terdiagnosa dengan kanker prostat baru mencari pengobatan medis ketika sudah terlambat. Oleh karena itu, deteksi dini kanker prostat sangat diperlukan untuk pria dimulai pada usia 40 tahun.
Pemeriksaan Terbaru Kanker Prostat dengan Prostate Health Index (PHI)
RS Grha Kedoya sebagai salah satu rumah sakit swasta berlokasi di Jakarta Barat, saat ini sudah menyediakan pemeriksaan Prostate Health Index (PHI) yang merupakan salah satu pemeriksaan kanker prostat melalui darah terbaru di Indonesia. PHI adalah formula yang menggabungkan 3 bentuk PSA (total PSA, free PSA, dan p2PSA) menjadi satu inti khusus. PHI dihitung dengan menggunakan formula (p2PSA/free PSA) x akar kuadrat (PSA). Pemeriksaan ini bersifat non-invasive dengan kemampuan 2.5 kali lebih spesifik dalam mendeteksi adanya kanker prostat, dibandingkan dengan pemeriksaa kanker prostat pada umumnya
PHI telah diterima oleh Food and Drug Administration (FDA) sejak tahun 2012, sebagai pemeriksaan yang bertujuan untuk menbedakan kanker prostat dengan kondisi pembesaran prostat jinak lainnya pada pasien pria usia 50 tahun yang hasil colok duburnya tidak menunjukkan kelainan dan hasil serum total PSA berkisar 4 samapi ng/ml 10 ng/ml. Dengan PHI, pasien dan dokter memiliki alat baru untuk mendeteksi lebih akurat kanker prostat.
Keunggulan Prostate Health Index (PHI)
- Hasil Lebih Akurat
- Non Invasive
Artikel ditulis oleh Prof. Dr. dr. Tonny Loho, DMM, Sp.PK (K) & dr. Desi Natalia, Sp.PK (Dokter Spesialis Pantologi Klinik)