Manfaat Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS) untuk Penyembuhan Stroke

Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS) adalah metode terapi non-invasif yang menggunakan arus listrik lemah untuk merangsang aktivitas otak. Teknik ini kini banyak digunakan dalam dunia medis untuk membantu proses rehabilitasi pasien stroke. tDCS bekerja dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempatkan di kulit kepala. Arus listrik ini tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi mampu mempengaruhi aktivitas neuron di area otak tertentu. Pada pasien stroke, tDCS digunakan untuk merangsang bagian otak yang terganggu akibat kerusakan saraf, serta menyeimbangkan aktivitas antara hemisfer otak yang terdampak dan yang sehat.

Manfaat tDCS dalam penyembuhan stroke sangat beragam. Salah satu manfaat utamanya adalah meningkatkan pemulihan fungsi motorik. Stroke sering menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparesis). Dengan merangsang korteks motorik, tDCS dapat mempercepat pemulihan gerakan tubuh, terutama jika dikombinasikan dengan terapi fisik. Selain itu, tDCS juga membantu meningkatkan fungsi kognitif, seperti kemampuan memori, perhatian, dan pemrosesan informasi, yang sering terganggu akibat stroke. Kemampuan berbicara yang terganggu (afasia) juga dapat diperbaiki dengan tDCS, terutama jika arus listrik diarahkan ke area otak yang mengatur bahasa, seperti area Broca atau area Wernicke.

Selain fungsi-fungsi tersebut, tDCS juga bermanfaat untuk mengurangi nyeri kronis dan spastisitas otot yang sering dialami pasien stroke. Dengan memodulasi sinyal saraf di otak, tDCS dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kekakuan otot, yang sering kali menjadi hambatan dalam proses rehabilitasi. Kombinasi tDCS dengan terapi lain, seperti terapi okupasi dan terapi wicara, juga terbukti meningkatkan efektivitas program rehabilitasi secara keseluruhan.

tDCS bekerja dengan dua jenis stimulasi utama, yaitu stimulasi anodal dan katodal. Stimulasi anodal meningkatkan aktivitas neuron di area otak yang kurang aktif, seperti hemisfer otak yang terdampak stroke. Sementara itu, stimulasi katodal menekan aktivitas berlebih di area otak yang terlalu aktif, biasanya hemisfer otak yang sehat, sehingga membantu menyeimbangkan aktivitas antara kedua sisi otak. Proses ini mendukung neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk membentuk koneksi baru setelah kerusakan akibat stroke.

Keunggulan utama tDCS adalah sifatnya yang non-invasif, aman dan tidak menimbulkan rasa sakit. Arus listrik yang digunakan sangat lemah, sehingga pasien hanya merasakan sensasi kesemutan ringan. Selain itu, tDCS dapat dengan mudah dikombinasikan dengan berbagai metode terapi lain untuk meningkatkan hasil pemulihan. Dengan berbagai manfaatnya, tDCS menjadi salah satu metode terapi yang menjanjikan dalam membantu pasien stroke mendapatkan kembali fungsi tubuh dan kualitas hidup mereka.

Artikel ditulis oleh dr. Nadia Devianca, Sp.N (Dokter Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Pulomas).