Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia belakangan ini semakin cepat. Berdasarkan informasi dari WHO (World Health Organization), bahwa beberapa varian atau mutasi virus Covid-19 lebih mudah menular dari orang ke orang.
Dari sekian banyak varian baru hasil mutasi virus SARS-CoV-2, varian Delta atau yang dikenal dengan virus corona B.1.617.2, yang berasal dari mutasi di negara India, dianggap sebagai salah satu yang paling mudah menular.
Saat ini, varian Delta dikabarkan telah menyebar di sekitar 62 negara di dunia, termasuk Indonesia. Ketika mendengar kabar adanya varian baru virus corona di Indonesia yang dianggap lebih mudah atau lebih cepat menular, wajar saja kalau kita semua menjadi semakin khawatir.
Jika seseorang terinfeksi varian asli virus corona, dapat menginfeksi 3 orang lain. Kemudian, orang yang terinfeksi varian Alpha (asal Inggris) dapat menginfeksi 5-6 orang lainnya. Sedangkan varian Delta berpotensi menularkan virus 40% lebih banyak dibanding varian Alpha. Dapat disimpulkan bahwa varian Delta dapat menginfeksi 7-8 orang lainnya.
Mengapa virus Covid-19 varian Delta lebih cepat menular?
- Perubahan komposisi lapisan protein virus, sehingga dapat masuk ke sel tubuh lebih mudah.
- Terjadi mutasi DNA virus, sehingga membuat infeksi terjadi lebih cepat dengan gejala yang lebih berat.
Berbagai daftar mutasi virus corona, antara lain :
- Varian Alpha (B.1.1.7) muncul di Inggris.
- Varian Beta (B.1.351) muncul di Afrika Selatan.
- Varian Gamma (P.1) muncul di Brazil.
- Varian Delta (B.1.617.2) muncul di India.
- Varian Epsilon (B.1427/429) muncul di Amerika Serikat.
- Varian Zeta (P.2) muncul di Brazil.
- Varian Eta (B.1525) muncul di berbagai negara.
- Varian Theta (P.3) muncul di Filipina.
- Varian Lota (B.1.526) muncul di Amerika Serikat.
- Varian Kappa (B.1.617.1) muncul di India.
WHO menghimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar dapat mengendalikan penyebaran virus Covid-19 dan mutasi varian barunya. Dengan begitu kesempatan virus untuk masuk ke tubuh manusia semakin kecil. Orang yang berisiko rendah, bukan berarti tidak berisiko. Karena sudah banyak juga kasus orang-orang yang masih muda terinfeksi Covid-19 dan memiliki gejala cukup berat.
Artikel direview oleh dr. Herman, Sp.P (Dokter Spesialis Asma & Paru RS EMC Sentul).