Mitos dan Fakta Seputar ASI

1. Benarkah menyusui akan membuat ibu kelelahan?

Kualitas dan jumlah jam tidur ibu yang menyusui dengan yang tidak menyusui kurang lebih sama. Bahkan ibu yang menyusui bisa mendapat “bonus” waktu tidur sekitar 40 menit setiap malamnya karena kerap tertidur sambil menyusui. Hormon-hormon menyusui pun akan membantu ibu lebih rileks dan mengantuk sehingga lebih mudah mengawali tidur dan muda tertidur kembali saat bayi bangun di malam hari.

Selain itu menyusui di hari-hari pertama meski sering dicap “membuat ibu menjadi lelah” faktanya akan membantu rahim berkontraksi lebih baik, mengurangi perdarahan pasca melahirkan, sehingga mencegah kematian ibu dan anemia.

2. Benarkah bayi yang mencret tidak usah menyusui dulu?

ASI mengandung zat-zat dan sel-sel hidup yang berfungsi menguatkan kekebalan tubuh bayi, dan ASI menguatkan sistem kekebalan di pencernaan tubuh bayi. Bayi saat sedang menyusu eksklusif biasanya sangat jarang mencret. Buang air besarnya mungkin memang tampak agak cair tapi itu bukan berarti mencret atau diare.

Ibu perlu mengenali karakter BAB bayi ASI eksklusif agar tidak panik. Bayi yang sudah makan makanan lain mungkin mendapat kuman dari makanannya kemudian mencret, saat hal itu terjadi ASI akan membantu bayi sembuh lebih cepat.

3. Benarkah menyusui menyebabkan payudara kendor?

Kadang perempuan enggan menyusui karena takut payudaranya kendor. Ketika hamil payudara sudah mulai membesar dan meregangkan kulit payudara. Ketika bayi lahir kemudian ibu menyusui dan berangsur berhenti menyusui saat anak mulai besar payudara kembali mengecil. Kemudian seiring bertambahnya usia di mana elastisitas kulit berkurang, kekencangan payudara akan berkurang dibanding saat muda baik ibu menyusui atau tidak. Menggunakan bra yang mampu menyangga payudara dan olah raga yang membangun otot-otot dada akan membantu menjaga bentuk payudara.

Menyusui dengan manajemen yang baik juga akan mencegah payudara bengkak atau terinfeksi yang juga akan mengganggu bentuk payudara. Lebih jauh lagi semakin lama ibu menyusui, risiko ibu menderita kanker payudara semakin kecil.

4. Benarkah berhubungan seks akan mempengaruhi kualitas ASI?

Hubungan seks ataupun cairan sperma tidak akan menganggu kualitas ASI. Memulai kembali aktivitas seks dalam 6 minggu atau 40 hari (setelah masa nifas) akan mempererat kembali bonding suami-istri yang mungkin agak meregang dengan hadirnya buah hati. Bahkan orgasme pada wanita akan melepaskan lebih banyak lagi hormon oksitosin yang melancarkan keluarnya ASI.