Di Indonesia, 1 dari 300 bayi yang lahir secara normal menderita bibir sumbing. Setiap tahunnya, kelainan bibir sumbing di Indonesia mencapai 7.000 kasus. Tidak heran kelainan yang muncul pada bayi ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang tua yang sedang menunggu kelahiran bayi. Bagi Anda yang sedang menunggu kelahiran buah hati tercinta, yuk simak hal yang perlu Anda ketahui mengenai bibir sumbing pada anak.
Bibir sumbing merupakan kelainan bawaan berupa celah pada bibir atas. Pada janin, seharusnya jaringan pada bibir dan langit-langit mulut menyatu pada bulan kedua dan ketiga masa kehamilan. Gagalnya penyatuan jaringan-jaringan tersebut mengakibatkan bibir bayi menjadi sumbing.
Sumbing pada anak disebabkan oleh gabungan beberapa faktor, bukan hanya satu faktor saja. Beberapa faktor penyebab bibir sumbing adalah: penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, hipoksia janin yang terjadi saat janin tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup, penggunaan kosmetik dengan kandungan air raksa, konsumsi rokok, konsumsi obat tanpa resep dokter saat hamil, dan paparan radiasi.
Selain faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko bayi terlahir sumbing, antara lain:
- Orang tua dengan kelainan bibir sumbing
- Jenis kelamin bayi, cacat lahir lebih sering dialami oleh bayi laki-laki daripada bayi perempuan.
- Ibu hamil penderita diabetes
- Kondisi obesitas selama masa kehamilan
- Konsumsi rokok, alkohol, tablet kortikosteroid, dan obat-obatan antikejang selama masa kehamilan
- Kekurangan asam folat
Sebagai orang tua, perlu Anda ketahui bahwa kelainan sumbing pada bibir bayi bisa menimbulkan komplikasi dalam pertumbuhannya. Kondisi bibir bayi dan langit-langit mulut yang tidak normal dapat menimbulkan tumpukkan cairan dan infeksi pada telinga. Akibatnya, anak dapat mengalami gangguan pendengaran. Bibir sumbing juga membuat bayi kesulitan menghisap ASI. Selain itu, bila kondisi bibir anak dibiarkan sumbing hingga memasuki usia berbicara, anak akan mengalami kesulitan berkomunikasi.
Untuk menangani bibir sumbing pada anak, dokter dan rumah sakit dapat melakukan operasi pembedahan. Operasi bibir sumbing dilakukan bukan hanya untuk memperbaiki penampilan wajah, tetapi juga membantu anak untuk dapat makan, minum, berbicara, dan mendengar dengan lebih baik.
Operasi bedah bagi bayi dengan kelainan bibir sumbing biasa disebut dengan bedah penutup. Metode bedah ini termasuk dalam kategori bedah plastik. Operasi dilakukan dengan memindahkan jaringan beserta sejumlah pembuluh darah utama dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Operasi ini mirip dengan teknik cangkok kulit. Namun, operasi bedah penutup memiliki kemungkinan sukses lebih besar karena pasokan darah disediakan langsung oleh jaringan baru yang dipindahkan ke bagian tubuh yang rusak, dalam hal ini adalah bibir bayi yang mengalami sumbing. Dengan metode ini, bibir sumbing pada anak dapat diatasi dengan lebih mudah dan efektif.
Untuk dapat melalui prosedur operasi terdapat beberapa syarat yang perlu dipenuhi. Bayi yang akan dioperasi harus berusia lebih dari 3 bulan. Selain itu, bayi harus memiliki berat badan lebih dari 5 kg dan hemoglobin lebih dari 10 gr%. Di EMC, pemeriksaan kondisi ini dapat dilakukan dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak dan dokter bedah plastik agar operasi berjalan dengan lancar tidak terjadi risiko pasca operasi.
Setelah operasi berhasil dilakukan, dibutuhkan komitmen dari Anda sebagai orang tua untuk membantu proses pemulihan bayi. Operasi hanya membantu memulihkan kondisi bayi dari segi fisik. Diperlukan usaha dari orang tua untuk membantu bayi berlatih mengkoordinasikan otot mulutnya saat makan, minum, dan juga berbicara. Bayi yang baru dioperasi juga butuh kasih sayang lebih dari orang tua dalam masa pemulihan pasca operasi. Untuk itu, diperlukan kehadiran orang tua yang siap menjaga dan memenuhi kebutuhan bayi.
Nah, demikianlah yang perlu Anda ketahui mengenai bibir sumbing pada bayi dan anak. Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bedah penutup, para dokter di EMC siap melayani konsultasi. Kerja sama yang baik antara dokter, pihak rumah sakit, dan orang tua niscaya berhasil memberikan penanganan bahkan cara pencegahan terbaik terhadap cacat lahir bagi buah hati Anda tercinta. #LiveExcellently