Nyeri pinggang (Low Back Pain) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan seiring dengan bertambahnya usia. Jika seseorang terkena nyeri pinggang, maka ia akan merasa nyeri di daerah punggung bawah, antara sudut iga paling bawah hingga menuju sakrum. Merujuk pada data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tingkat prevalensi nyeri pinggang berkisar di 18% dan akan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia terutama pada usia dekade tengah serta awal dekade empat.
Penyebab nyeri pinggang
Penyebab timbulnya nyeri pinggang pun cukup beragam. Menurut Orthopedi & Traumatologi Konsultan Spine di Rumah Sakit (RS) EMC Tangerang, dr. Harmantya Mahadhipta mengatakan bahwa penyebab nyeri pinggang (Low Back Pain) bisa ditimbulkan oleh infeksi pada otot atau tulang belakang, trauma atau benturan hebat di area pinggang, dan kelainan tulang belakang. Namun, salah satu penyebab nyeri pinggang yang sering terjadi adalah Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau dikenal sebagai sarah terjepit.
Menurut dr. Harmantya, sarat terjepit terjadi karena adanya penonjolan sendi belakang yang menjepit saraf. Pada HNP terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan potensi terkena saraf terjepit seperti pada orang yang merokok, batuk menahun, posisi duduk yang salah, atau cara mengangkat barang yang salah. Umumnya, nyeri yang dirasakan saat saraf terjepit adalah timbul rasa nyeri luar biasa, panas, ngilu, kesemutan bahkan seperti tersetrum.
Metode Penyembuhan Terbaru untuk Nyeri Pinggang
Selain menyebabkan rasa tidak nyaman pada tubuh, tekanan pada saraf terjepit dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf jika nyeri dibiarkan terus menerus. Jika terapi pijat hanya mampu meredakan rasa nyeri yang ditimbulkan oleh saraf terjepit, ada sebuah metode baru yang dapat menyembuhkan Hernia Nucleus Pulposus (HNP) secara ampuh. Metode baru tersebut adalah Micro Endoscopic Discectomy (MED).
Metode Micro Endoscopic Discectomy (MED) merupakan salah satu jenis tindakan Bedah Minimal Invasif yang tersedia di RS EMC Tangerang. Metode ini dilakukan dengan membuat sayatan berukuran kecil, hanya sebesar delapan millimeter yang bertujuan untuk memasukkan alat operasi berbentuk pipa kecil. Pipa kecil tersebut memiliki kamera yang tersambung dengan layar monitor, sehingga dokter dapat melihat objek operasi. Setelah melihat objek operasi, dokter akan memotong dan mengambil tonjolan gel nucleus yang menekan saraf menggunakan pipa kecil tersebut. Setelah tonjolan gel nucleus dihilangkan, maka pasien akan bebas dari saraf terjepit dan rasa nyeri pun hilang.
Metode bedah minimal invasif Micro Endoscopic Discectomy (MED) dinilai lebih efektif dan ampuh menyembuhkan nyeri saraf terjepit tanpa menimbulkan rasa nyeri tambahan pasca operasi. Hal ini disebabkan karena metode ini hanya membutuhkan sayatan kecil, sehingga mampu mengurangi cedera dan pendarahan. Persentase keberhasilannya pun mencapai 90-95% dan hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk prosedur bedahnya. Setelah melakukan bedah minimal invasif ini, pasien bisa segera pulang dan mulai beraktivitas kembali.
Jika Anda memiliki masalah dengan area pinggang atau memiliki gejala saraf terjepit, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dr. Harmantya Mahadhipta Sp.OT (K)Spine yang berpraktik di RS EMC Tangerang setiap Senin dan Rabu pukul 15.00 – 17.00. Untuk informasi lebih lanjut, Anda juga bisa menghubungi RS EMC Tangerang di 021-55752575. #LiveExcellently