Operasi Bypass Jantung CABG untuk Penyakit Jantung Koroner

Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau yang biasa dikenal dengan operasi bypass jantung merupakan salah satu prosedur operasi yang diperuntukkan untuk pengidap penyakit jantung koroner. Tujuan dari dilaksanakannya prosedur ini adalah untuk membuat sebuah saluran baru melewati pembuluh darah yang tersumbat akibat adanya penyempitan arteri yang mengalami penyumbatan akibat adanya penumpukan plak atau lemak pada arteri. Adapun penumpukan plak atau lemak tersebut sendiri dapat menyebabkan pecahnya arteri serta membentuk gumpalan darah yang dapat berujung pada kurangnya oksigen pada jantung dan menyebabkan jantung berhenti berfungsi sehingga memicu serangan jantung.

Secara umum, operasi bypass jantung tidak menjadi pilihan pertama dalam mengatasi penyakit jantung koroner karena meskipun dapat menurunkan risiko serangan jantung, meredakan gejala nyeri dada, dan menambah usia harapan hidup hingga 10 tahun, operasi ini memiliki risiko yang cukup tinggi.

Kapan Operasi Bypass Jantung Perlu Dipertimbangkan?

Operasi bypass jantung perlu dipertimbangkan apabila:

  • Penyakit jantung yang dimiliki oleh pasien tidak dapat diobati dengan angioplasty dan/atau pemasangan ring jantung (prosedur minimal invasif untuk memperlebar arteri yang menyempit dengan mengembangkan balon yang dimasukkan melalui kateter).
  • Jika arteri koroner yang tersumbat lebih dari satu.
  • Jantung melemah karena beberapa sumbatan.
  • Arteri koroner sebelah kiri tersumbat.

Hingga saat ini, terdapat sebanyak 10% pasien penyakit jantung koroner yang diobati dengan operasi bypass jantung.

Bagaimana Prosedur dari Operasi Bypass Jantung?

Secara umum, operasi bypass jantung berlangsung selama 3-6 jam tergantung banyaknya pembuluh darah yang dicangkokkan untuk menggantikan fungsi pembuluh darah yang menyempit. Pembuatan jalur alternatif tersebut dapat dilakukan operasi menggunakan mesin pintas jantung paru, ada juga teknik tanpa menggunakan mesin pintas jantung paru, jantung di operasi dalam keadaan berdenyut. Pada teknik ini terdapat beberapa keuntungan dibandingkan teknik dengan menggunakan mesin pintas jantung paru, kemudian pembuluh darah dari kaki (vena saphena), dada (arteri mamaria interna), atau lengan (arteri radialis).

Pembuluh darah tersebut kemudian akan diangkat dan dokter membuat sayatan pada tulang dada agar bisa mencapai jantung. Lalu, jantung akan dihentikan dari memompa untuk beberapa saat agar dokter dapat memasangkan pembuluh darah cangkokkan.

Selama prosedur berlangsung, fungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh jantung digantikan oleh mesin bypass jantung-paru agar organ-organ lain tetap menerima oksigen selama aliran darah ke jantung diperbaiki.

Setelah aliran darah ke jantung sudah diperbaiki dan dicangkok, jantung pasien akan diberi kejutan listrik dengan kekuatan terkontrol agar kembali memompa. Terakhir, tulang dada yang disayat akan disatukan kembali dengan kawat dan kulit dijahit dengan benang.

Apa Efek Samping atau Risiko dari Operasi Bypass?

Salah satu efek samping atau risiko terburuk dari operasi bypass adalah kematian dan hal tersebut terjadi pada 3% dari total pasien yang ada. Kematian dapat terjadi baik itu ketika operasi berlangsung, setelah selesai operasi, atau beberapa waktu setelah operasi (karena serangan jantung).

Seiring dengan kemajuan teknologi dan kemampuan operasi saat ini, Angka keberhasilan pasca operasi jantung sangat jauh membaik dibandingkan periode dekade yang lalu. Namun masih bisa ditemukan beberapa komplikasi pasca operasi, sehingga sebaiknya didiskusikan dengan dokter bedah jantung Anda.

Artikel ditulis oleh dr. Marolop Pardede, Sp.BTKV(K), MH (Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular RS EMC Cikarang & Pekayon).