Stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah menuju otak berkurang atau terganggu akibat tersumbatnya pembuluh darah. Akibatnya, kebutuhan oksigen dan nutrisi yang seharusnya diperoleh otak pun tidak tercukupi. Stroke identik dengan kondisi atau serangan yang datang secara tiba-tiba sehingga harus segera ditangani sebelum terlambat.
Serangan stroke tidak dapat dikategorikan sebagai gangguan kesehatan ringan, stroke dapat menyebabkan disfungsi pada berbagai kemampuan mendasar manusia, seperti kemampuan kognitif, motorik, sensorik, hingga kemampuan verbal. Pada beberapa kasus, kondisi stroke yang dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan dapat menimbulkan gangguan serius bagi kemampuan tubuh.
Penanganan dan pemulihan stroke memang tidak mudah, baik bagi pasien maupun keluarga pasien stroke. Dalam beberapa kasus, pasien yang terkena serangan stroke tidak mendapatkan penanganan yang tepat, pasien hanya ditangani dengan perawatan di rumah. Pasien stroke yang ditangani di rumah sakit pun kerap merasakan kebosanan untuk menjalani prosedur penanganan dan terapi pemulihan karena penanganan stroke membutuhkan proses yang panjang dan membutuhkan waktu yang lama. Diagnosis dan penanganan stroke membutuhkan ketelitian dan presisi tinggi, penanganan stroke dilakukan dengan mengombinasikan terapi pemulihan dan kontrol terhadap kondisi pasien agar tetap stabil. Pemeriksaan kesehatan berkala juga menjadi hal yang wajib dilakukan untuk menghindari komplikasi yang mungkin terjadi akibat stroke.
Dengan berkembangnya teknologi di bidang medis, permasalahan kompleks terkait kesehatan, khususnya penanganan penyakit stroke, secara perlahan mulai terpecahkan. Salah satu perkembangan yang menggembirakan di bidang medis adalah perkembangan dalam teknik bedah yang lebih modern, cepat, dan efektif daripada bedah konvensional. Pada prosedur penanganan konvensional, pasien stroke harus melakukan pembedahan besar untuk mengembalikan fungsi pembuluh darah yang tersumbat. Dengan pembedahan besar, masa pemulihan pun cenderung lama. Namun, saat ini telah berkembang salah satu teknik bedah baru, yaitu teknik bedah minimal invasif atau minimally invasive surgery yang memanfaatkan teknologi canggih dengan sayatan minimal hingga prosesnya menjadi lebih minim risiko dan komplikasi. Dengan bedah minimal invasif ini, pasien stroke pun bisa pulih dengan lebih cepat.
Bedah minimal invasif merupakan suatu tindakan bedah yang lebih meminimalkan luka sayatan dan rasa nyeri pada pasien dengan risiko komplikasi yang lebih rendah dan masa pemulihan yang lebih singkat. Prosedur bedah ini dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih yang dimasukkan melalui sayatan kecil berukuran lubang kancing. Sayatan yang dibuat sangat kecil dapat mengurangi risiko komplikasi akibat pembedahan.
Melalui lubang sayatan tersebut, akan dimasukkan alat yang bisa membantu dokter bedah untuk melihat gambar organ-organ bagian dalam yang diperbesar hingga terlihat dengan detail melalui monitor. Melalui monitor dan alat-alat bedah kecil lainnya, dokter akan menyelesaikan proses operasi. Monitor membantu pembedahan agar lebih presisi dan meminimalkan kerusakan jaringan lain. Setelah prosedur bedah selesai, sayatan-sayatan kecil tersebut akan dijahit. Karena sayatan yang dilakukan berukuran kecil, maka bekas luka jahitan pun lebih kecil dibandingkan dengan bedah terbuka. Selain itu, perawatan pasca bedah di rumah sakit pun jadi lebih singkat.
Keuntungan lain dari bedah minimal invasif ini adalah rasa nyeri setelah operasi yang lebih ringan sehingga tidak mengganggu masa pemulihan pasien stroke. Bedah minimal invasif dapat memberikan harapan baru dalam penanganan dan pemulihan stroke dengan kualitas layanan yang lebih baik dan nyaman untuk dijalani. Oleh karena itu, jika orang terdekat Anda mengalami stroke, bedah minimal invasif bisa menjadi pilihan tepat untuk membuatnya kembali pulih dengan lebih cepat dan kembali menikmati hidup yang berkualitas bersama Anda. #LiveExcellently