Penanganan yang Tepat Asfiksia Perinatal

Asfiksia perinatal adalah kondisi medis serius yang terjadi saat bayi mengalami kekurangan oksigen sebelum, selama, atau segera setelah kelahiran. Kondisi ini dapat berakibat fatal dan berdampak pada perkembangan jangka panjang bayi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Penanganan yang cepat dan tepat sangat krusial untuk memastikan kelangsungan hidup dan perkembangan optimal bayi.

Apa Itu Asfiksia Perinatal?

Asfiksia perinatal terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama periode perinatal, yaitu waktu sekitar satu minggu sebelum dan satu minggu setelah kelahiran. Kurangnya oksigen ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan aliran darah ke janin, komplikasi saat persalinan, atau kelainan pada sistem pernapasan bayi setelah lahir.

Asfiksia perinatal dapat menyebabkan kerusakan otak, gangguan pernapasan, atau bahkan kematian jika tidak segera diatasi. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang cepat sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius.

Penyebab Asfiksia Perinatal

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan asfiksia perinatal antara lain:

  1. Komplikasi persalinan: Proses persalinan yang berlangsung lama atau adanya gangguan mekanis seperti tali pusar yang terjepit atau posisinya yang tidak normal dapat menghambat aliran darah dan oksigen ke bayi.
  2. Infeksi: Infeksi yang terjadi pada ibu atau bayi selama masa kehamilan atau persalinan dapat meningkatkan risiko asfiksia.
  3. Masalah plasenta: Gangguan pada plasenta yang menghalangi aliran darah atau oksigen ke bayi dapat memicu asfiksia.
  4. Kelainan janin: Beberapa kelainan kongenital dapat mengganggu kemampuan bayi untuk bernapas atau menerima oksigen yang cukup.

Gejala Asfiksia Perinatal

Bayi yang mengalami asfiksia perinatal dapat menunjukkan beberapa gejala, baik selama persalinan maupun segera setelah kelahiran, seperti:

  • Kesulitan bernapas atau pernapasan yang tidak teratur
  • Jantung yang berdetak lambat (bradikardia)
  • Warna kulit kebiruan (sianosis)
  • Kurangnya respons terhadap rangsangan atau refleks yang lemah
  • Otot yang lemah atau tidak aktif
  • Kekurangan tonus otot (hypotonia)

Gejala-gejala ini mengindikasikan kekurangan oksigen yang serius dan memerlukan perhatian medis segera.

Berikut adalah beberapa pendekatan dalam penanganan asfiksia perinatal yang dilakukan di rumah sakit yaitu:

  1. Resusitasi Neonatal Segera Setelah Lahir
    Jika bayi menunjukkan tanda-tanda asfiksia perinatal, langkah pertama yang dilakukan adalah resusitasi neonatal. Dr. Mas Wisnuwardhana dan tim medis akan segera mengidentifikasi apakah bayi memerlukan bantuan pernapasan, seperti penggunaan CPR (resusitasi jantung paru) atau ventilasi mekanik. Tindakan ini dilakukan untuk mengembalikan suplai oksigen dan memastikan bayi bernapas dengan normal.
  1. Penggunaan Pendinginan Terapeutik (Therapeutic Hypothermia)
    Jika asfiksia perinatal menyebabkan kerusakan otak yang parah, salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah pendinginan terapeutik. Ini adalah prosedur medis di mana suhu tubuh bayi dikendalikan untuk membantu mengurangi kerusakan otak yang dapat terjadi akibat kekurangan oksigen. Prosedur ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil jangka panjang pada bayi yang mengalami asfiksia berat.
  1. Monitoring Ketat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
    Setelah kelahiran, bayi yang mengalami asfiksia akan dipantau secara ketat di NICU. Dr. Mas Wisnuwardhana dan tim medis di RS EMC Pekayon akan memonitor kondisi bayi, termasuk status pernapasan, suhu tubuh, dan tanda-tanda vital lainnya. Pemantauan ini sangat penting untuk mendeteksi adanya perubahan kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
  1. Pemberian Obat dan Terapi Pendukung
    Dalam beberapa kasus, bayi dengan asfiksia perinatal mungkin memerlukan pemberian obat-obatan tertentu, seperti obat untuk meningkatkan tekanan darah atau meningkatkan fungsi organ lainnya. Terapi pendukung ini akan diberikan oleh dokter neonatologi untuk membantu stabilisasi kondisi bayi dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
  1. Perawatan Jangka Panjang dan Rehabilitasi
    Setelah fase awal perawatan, bayi yang selamat dari asfiksia perinatal tetap memerlukan pemantauan jangka panjang untuk memastikan perkembangan mereka. Dokter akan terus memantau perkembangan motorik, kognitif, dan fisik bayi yang terkena asfiksia untuk memastikan tidak ada gangguan jangka panjang. Jika diperlukan, terapi fisik atau terapi perkembangan juga akan diberikan untuk membantu bayi mengatasi keterlambatan tumbuh kembang.

Kenapa Memilih RS EMC Pekayon untuk Penanganan Asfiksia Perinatal?

RS EMC Pekayon merupakan rumah sakit dengan fasilitas medis lengkap dan tim medis yang berkompeten dalam menangani kasus asfiksia perinatal. Dengan dukungan ahli neonatologi seperti dr. Mas Wisnuwardhana, Sp.A (Fellow Neonatologi), rumah sakit ini dapat memberikan penanganan medis terbaik, mulai dari tahap resusitasi hingga perawatan jangka panjang.

Selain fasilitas canggih di NICU, RS EMC Pekayon juga memiliki tim dokter spesialis anak dan neonatologi yang berpengalaman, siap memberikan perhatian medis yang optimal kepada bayi dan keluarga mereka.

Artikel ditulis oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, Sp.A, M.Si.Med (Fellow Neonatologi) (Dokter Spesialis Anak RS EMC Pekayon).