Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan mental. Dengan tidur, semua keluhan hilang atau berkurang, dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang tidak berkualitas dapat menyebabkan lemas, penurunan konsentrasi, penurunan sistem kekebalan tubuh, gangguan pada tekanan darah serta hormon, dan berbagai masalah lainnya.
Insomnia adalah salah satu penyakit yang paling umum di masyarakat modern saat ini, ciri utamanya:
- Sulit tidur di malam hari
- Kegagalan untuk mempertahankan tidur yang efektif setelah dapat tertidur
- Sering terbangun di malam hari dan sulit untuk kembali tertidur
- Bangun lebih awal dari waktu yang diinginkan di pagi hari
Hal di atas dapat berdampak pada saat siang hari, seperti mengantuk, cemas, suasana hati yang tidak baik, kelelahan, tidak produktif, penurunan kognitif, gangguan konsentrasi, interaksi sosial yang bermasalah, yang pada akhirnya tidak hanya memengaruhi kesehatan pribadi, namun juga keharmonisan dan kestabilan sosial.
Penyebab Insomnia
Insomnia dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun faktor psikologis.
- Gadget
Bermain gadget yang berlebihan dapat menyebabkan insomnia karena perangkat elektronik dengan layar bercahaya dapat memengaruhi melatonin di malam hari, yang dapat mengakibatkan masalah tidur.
- Gangguan irama sirkadian
Jet lag, perubahan shift kerja, berada di ketinggian, kebisingan, kedinginan atau kepanasan, dapat mengganggu tidur.
- Masalah psikologis
Orang dengan gangguan, seperti bipolar atau depresi, posttraumatic stress disorder, serta gangguan kecemasan atau gangguan psikotik lebih cenderung mengalami insomnia.
- Penyakit
Seringkali terdapat kondisi medis yang menyebabkan terjadinya insomnia, misalnya lesi dan tumor otak, stroke, nyeri kronis, sindrom kelelahan kronis, gagal jantung kongestif, angina, gastroesophageal reflux disease (GERD), penyakit paru obstruktif kronis, asma, sleep apnea yang menyebabkan penderita berhenti bernapas secara berkala sepanjang malam, penyakit parkinson dan alzheimer, hipertiroid, artritis, dan penyakit neurodegeneratif.
- Usia
Insomnia lebih banyak terjadi pada lansia. Hal itu disebabkan oleh penurunan sebagian fungsi sistem kontrol tidur yang dapat menyebabkan insomnia pada lansia. Selain itu, adanya kondisi komorbiditas medis juga merupakan kontributor terjadinya insomnia pada lansia.
- Hormon
Rendahnya kadar estrogen pada perempuan post menopause dapat menyebabkan hot flashes, perubahan dalam stres, atau perubahan keseluruhan pada siklus tidur, yang semuanya dapat berkontribusi pada terjadinya insomnia. Selain itu, perubahan hormon selama menstruasi, misalnya kadar progesteron yang rendah selama siklus menstruasi, terutama mendekati akhir fase luteal, juga telah diketahui berkorelasi dengan insomnia serta perilaku agresif, mudah tersinggung, dan suasana hati yang tertekan pada perempuan. Sekitar 67% perempuan memiliki masalah dengan insomnia baik sebelum atau selama haid.
- Kafein, nikotin, dan alkohol
Kopi, teh, kola dan minuman berkafein lainnya yang diminum pada siang atau sore dapat menyebabkan insomnia. Alkohol dapat membantu tertidur, tetapi mencegah untuk tidur ke tahap lebih dalam dan sering menyebabkan terbangun saat tengah malam.
- Faktor lain
Tidur di sebelah pasangan yang mendengkur, kondisi genetik, pikiran yang terlalu aktif, kehamilan, makan terlalu banyak saat larut malam sehingga tidak nyaman saat berbaring, dapat membuat pasien tetap terjaga.
Akupunktur
Akupunktur untuk insomnia adalah salah satu terapi yang paling populer dan aman. Banyak penelitian menunjukkan bahwa akupunktur memiliki efek yang signifikan pada insomnia. Akupunktur menyeimbangkan tubuh dan mengembalikan fungsi fisiologis tubuh dengan memasukkan jarum yang tipis ke dalam titik akupunktur tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa akupunktur dapat meningkatkan kandungan endorphin, serotonin, melatonin, asam aminobutirat dan menurunkan kadar glutamat. Dengan demikian, terapi akupunktur dapat meningkatkan fungsi penghambatan sentral dan membantu orang tertidur.
Menurut penelitian, akupunktur dapat meningkatkan efisiensi tidur, memperpanjang waktu tidur, mengurangi keparahan insomnia, dan meredakan depresi atau perasaan cemas. Akupunktur dinilai memiliki keunggulan yang unik. Tidak hanya memperbaiki gangguan tidur, tetapi juga mengembalikan kondisi mental menjadi sehat. Akupunktur untuk insomnia umumnya dilakukan 2 kali per minggu. Ketika tidur sudah berkualitas, akupunktur dapat dihentikan. Jadi, akupunktur tidak menimbulkan ketergantungan.
Artikel ditulis oleh dr. Freddy Julianto, Sp.Ak, MM (Spesialis Akupunktur RS EMC Pulomas).