Radang selaput otak (meningitis) masih menjadi momok di seluruh dunia karena angka kesakitan dan kematiannya yang tinggi, serta komplikasi jangka panjang yang terkadang bersifat permanen. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja di rentang usia berapa pun. Penyebab meningitis bisa berupa bakteri/virus/jamur. Meningitis ini merupakan suatu kondisi darurat dan membutuhkan pengenalan tanda/gejala dan penanganan secara dini dan adekuat.
Gejala awal pada penyakit meningitis dapat bervariasi pada tahapan usia yang berbeda, gejala sugestifnya dapat berupa demam, kejang, dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Pada usia kurang dari 2 tahun, gejala terkadang tidak khas seperti rewel/gelisah tanpa sebab yang jelas, malas menyusu/minum, dan cenderung lebih lemas. Sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun, gejalanya bisa tampak lebih khas, seperti menangis kesakitan, muntah, nyeri kepala hebat.
Pencegahan meningitis pada bayi dan anak
- Pentingnya sejak awal kehamilan menjaga nutrisi ibu dan janin, karena insiden meningitis pada bayi berat lahir rendah 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bayi berat lahir normal.
- Imunisasi meningitis, seperti imunisasi Hib yang sudah terdapat dalam combo DPT serta imunisasi pneumokokus (PCV) sesuai jadwal rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
- Pemantauan ketat terhadap tumbuh kembang anak serta status gizi merupakan hal penting yang harus dilakukan secara berkala
- Menjaga kebersihan, seperti rajin mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas, dan membatasi kontak dengan penderita meningitis.
- Menjaga daya tahan tubuh dengan memberikan pola makan hidup sehat, olahraga rutin, permainan sesuai usia yang mendidik dan juga menyenangkan.
Artikel ditulis oleh dr. Anisa Setiorini, Sp. A (Dokter Spesialis Anak EMC Sentul).
Lakukan konsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut bila terdapat keluhan pada bayi dan anak. Pencegahan dini lebih baik daripada mengobati. #LiveExcellently