Penyakit Hepatitis Akut pada anak yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia di RSCM Jakarta akibat terinfeksi penyakit misterius ini. Pasien anak yang meninggal tersebut berumur 2, 8 dan 11 tahun. Tim dari Kementerian Kesehatan, FKUI dan IDAI (Ikatan dokter anak Indonesia) langsung bergerak cepat untuk melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini agar penyebarannya jangan sampai berlanjut. Sebenarnya apa sih penyakit hepatitis tersebut?
Hepatitis merupakan kondisi peradangan hati atau liver. Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus (paling sering hepatitis A,B,C), bakteri, parasit, bahan kimia, penyalahgunaan obat, pengobatan tertentu, dan gangguan kekebalan tubuh.
Peradangan hati yang terjadi akibat hal tersebut diatas bisa menyebabkan luka yang merusak fungsi hati secara akut (kurang dari 6 bulan) maupun kronis (lebih dari 6 bulan). Tahap tahapnya setelah hati mengalami peradangan lalu mengalami fibrosis, bila tidak tertangani berlanjut menjadi sirosis dan tahap akhir bisa menjadi tumor (karsinoma). Pada tahap peradangan fungsi hati sudah mulai berkurang dimana ditandai dengan pemerikaan enzim hati yaitu SGOT/SGPT meningkat. Bila sudah meningkat 10 kali lipat dari normal yaitu > 500 u/L digolongkan sudah berat (severe) Dikatakan menjadi fulminan (gagal hati) apabila pada pemeriksaan INR (International Normalized Ratio (INR) yaitu rasio normal berstandar internasional rekomendasi oleh WHO yang sering digunakan untuk pengukuran masa protrombin) terjadi peningkatan > 1.5 kali dengan disertai adanya ensefalopati (istilah yang digunakan untuk kerusakan atau malfungsi otak. Gejalanya bisa bervariasi, dari yang ringan hingga parah seperti Linglung, Kejang, Tremor, Sulit menelan, hilang ingatan, sulit fokus dan konsentrasi, Mudah mengantuk, Mata bergerak tidak terkendali bila sudah parah dapat menjadi koma) setelah dilakukan penyuntikan Vitamin K (untuk menyingkirkan penyebab defesiensi Vitamin K) atau peningkatan INR lebih dari 2 kali tanpa disertai adanya ensefalopati.
Penyebab hepatitis misterius ini masih terus diselidiki. Di Inggris, 163 kasus hepatitis akut misterius kini telah diidentifikasi dan 11 anak telah menerima transplantasi hati. Kasus telah terdeteksi di 20 negara di seluruh dunia dengan hampir 300 anak terkena dampak.
Sampai sekarang para ilmuwan menduga penyebab yang paling mungkin adenovirus (keluarga virus yang memiliki inang vertebrata. termasuk golongan virus DNA famili Adenoviridae , bentuk virus ini ikosahedral dengan diameter virion 70-100 nm dan genom 36-38kb) tapi masih memungkinkan penyebab yang lain walaupun sebenarnya adenovirus biasanya tidak membuat anak-anak tidak sehat secara serius. Analisis genetik sampel dari beberapa anak telah menemukan jenis virus yang disebut AAV-2 tetapi biasanya juga tidak menyebabkan penyakit. Para ilmuwan masih mengawasi jenis adenovirus ini yaitu tipe F41. Penyebaran penularan hepatitis akut ini dimungkinkan terjadi melalui fekal oral (makanan/minuman yang terkontaminasi yang dikonsumsi penderita).
Penderita hepatitis biasanya tidak merasakan gejala sampai beberapa minggu atau telah terjadi gangguan fungsi hati. Pada penderita hepatitis akibat infeksi virus, gejala akan muncul setelah masa inkubasi, yakni sekitar 2 minggu sampai 6 bulan.
Gejala umum yang muncul pada penderita hepatitis adalah: mual dan muntah, mudah lelah, feses berwarna pucat, urine berwarna gelap, nyeri perut, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, sklera/kulit menjadi kuning dan penurunan berat badan.
Tiga klasifikasi atas kasus hepatitis akut berat yang sekarang dilaporkan di berbagai negara. Klasikasi ini berasal dari WHO, Klasifikasi pertama adalah kasus terkonfirmasi (confirmed) yang secara jelas disebutkan bahwa belum ada definisinya. Klasifikasi ini terjadi karena memang sampai sekarang dunia belum tahu pasti apa penyebab hepatitis yang sekarang ini merebak, mungkin ada perubahan pada adenovirusnya; apakah ada virus-virus lain yang juga bersama- sama berperan menimbulkan penyakit; serta apakah ada faktor lain seperti toksin, pencemaran makanan atau aspek lingkungan atu apakah mungkin ada hal tertentu pada pasien yang terkena penyakit ini apakah mungkin adanya peningkatan kerentanan kepekaan anak-anak sesudah relatif rendahnya sirkulasi adenovirus selama pandemi Covid-19.
Klasifikasi kedua adalah probable, yaitu pasien yang menunjukkan gejala penyakit hepatitis akut (tanpa adanya virus hepatitis A sampai E). Lalu, pasien ini juga memiliki kadar serum transaminase >500 IU/L (AST atau ALT), yang berumur di bawah 16 tahun, terjadi sejak Oktober 2021.
Klasifikasi ketiga yaitu “epi-linked” atau ada hubungan epidemiologik. Kondisi yang masuk dalam kelompok ini adalah seseorang yang menunjukkan gejala penyakit hepatitis akut (tanpa adanya virus hepatitis A sampai E). Umur berapa saja, yang punya kontak erat atau langsung (close contact) dengan kasus probable.
Untuk mendiagnosis hepatitis, perlu dilakukan melakukan tanya jawab tentang gejala dan riwayat kesehatan pasien (anamnesis) dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, adanya perubahan warna di bagian putih mata (sklera) dan menekan perut bagian kanan atas. Setelah itu dilakukan pemeriksaan lebih lanjutan untuk memastikan diagnosis, meliputi: Tes fungsi hati, untuk memeriksa kadar protein (albumin/Globulin), enzim (SGOT/SGPT), Gula darah di aliran darah yang dapat menunjukkan kerusakan fungsi pada hati, Tes antibodi virus hepatitis (Hepatitis A-E, untuk pemeriksaan Hepatitis D-E dibeberapa tempat sulit untuk dilakukan), untuk mengetahui jenis antibodi virus hepatitis dalam darah dan menentukan apakah hepatitis bersifat akut atau kronis, pemeriksaan faktor koagulasi (PT/INR, APTT), Test PCR untuk mendeteksi virus non A-E, USG perut, untuk mengetahui jenis kelainan pada organ hati, seperti kerusakan hati, pembesaran hati, atau tumor hati, biopsi hati, untuk menentukan penyebab kerusakan di jaringan parenkim hati (peradangan-fibrosis-sirosis).
Untuk pengobatan hepatitis misterius ini masih belum dapat dilakukan secara pasti karena penyebabnya yang masih belum jelas . Pada tahap awal sebaiknya melakukan observasi ketat terhadap gejala gejala yang didapatkan. Bila didapatkan gejala mual, muntah, diare tahap awal kita memberikan oralit untuk mencegah dehidrasi. Bila gejala berlanjut sebaiknya dibawa ke fasilitas lengkap untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Prognosis pada penyakit hepatitis misterius ini tergantung kecepatan dalam membawa ke fasilitas kesehatan dan dilakukan pemeriksaan. Bila sudah didapatkan gejala yang berat biasanya dapat menyebabkan kematian. Untuk kemampuan Transplantasi hati di Indonesia belum dapat dilakukan untuk kasus gagal hati akut.
Dalam hal Penanganan hepatitis misterius sebaiknya memperhatikan hal hal berikut:
- Waspada gejala awal gejala awal hepatitis akut ini biasanya berupa gangguan saluran cerna yang bisa diikuti dengan demam ringan. Gejala awalnya adalah gejala saluran cerna, seperti tadi diare, mual ,muntah, sakit perut, dan demam ringan.
- Segera periksa jika ada Agar tidak panik jika mendapati adanya gejala hepatitis akut pada anak, segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat (puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan termasuk rumah sakit) untuk bisa ditangani dengan tepat.
- Jangan menunggu gejala lanjutan (tidak terlambat ke fasilitas kesehatan jika anak memiliki gejala awal hepatitis akut) Jangan menunggu sampai muncul gejala lanjutan seperti kulit dan mata dirujuk ke rumah sakit jangan sampai sudah dengan gejala yang sudah berat, seperti kuning di matanya atau di seluruh badannya atau sampai pasien sudah keadaan tidak sadar baru dibawa ke rumah sakit.
- Segera bawa ke ICU jika kesadaran menurun Jika sudah sampai mengalami kesadaran yang semakin menurun, segera dilarikan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas ICU Anak.
Untuk menghindari agar jangan sampai terkena, cara mencegah hepatitis misterius pada Anak Selain melakukan deteksi dini pada gejala hepatitis, Juga untuk menlakukan langkah langkah melakukan pencegahan. Berikut langkah-langkahnya :
- Mencuci tangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan kuman atau virus penyebab Sebab, tangan sering kali menjadi 'sarana transportasi' berbagai kuman penyakit. Lewat tangan, kuman bisa berpindah ke mata, hidung, mulut.
- Minum air bersih dan matang. Umumnya virus penyebab hepatitis E ditemukan pada air yang Agar air yang dikonsumsi selalu dalam kondisi bersih dan matang. Matang di sini berarti air sudah dimasak hingga mendidih sehingga kuman dalam air mati. Air pun aman dikonsumsi.
- Konsumsi makanan yang bersih dan matang penuh. Virus hepatitis A kebanyakan ditularkan lewat mulut saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus. Orang yang mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi feses dari orang yang terinfeksi akan tertular hepatitis. Selain mencuci tangan sebelum makan, pastikan makanan dalam kondisi bersih dan matang sebelum dikonsumsi.
- Membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya. Tinja atau popok sekali pakai wajib dibuang pada tempatnya. Langkah ini dilakukan demi menjaga agar lingkungan tidak tercemar feses dan urine. Beberapa virus penyebab hepatitis menular lewat kontak dengan feses dan urine orang yang terinfeksi.
- Menggunakan alat makan sendiri-sendiri. Sebaiknya alat makan anak dipisah dari orang dewasa di sekitarnya. Virus penyebab hepatitis bisa menular lewat mulut di mana orang yang terinfeksi lupa mencuci tangan setelah dari toilet lalu makan dengan alat makan orang lain.
- Memakai masker dan menjaga jarak. Sempat curiga hepatitis akut ini berkaitan dengan Covid-19. Meski ini belum sepenuhnya terbukti, tetap mendorong orang tua agar tetap memperketat pelaksanaan protokol kesehatan. Anak-anak perlu diingatkan untuk mengenakan masker dan menjaga jarak.
Artikel ditulis oleh dr. Sumardi Fransiskus S, Sp. A (K), M. Biomed (Spesialis Anak Konsultan Pencernaan, Hati dan Saluran bilier RS EMC Sentul).