Sinetron Indonesia kerap menampilkan adegan orang kaget hingga serangan jantung. Dalam tayangan televisi itu, biasanya serangan jantung ini dialami oleh orang tua dengan menyentuh dada hingga tak sadarkan diri usai mendengar kabar buruk.
Lantas, apakah reaksi seperti ini memang benar terjadi pada pasien serangan jantung di dunia nyata?
Itu kurang lebih benar karena salah satu pemicu dari serangan jantung adalah stres. Ini termasuk tekanan-tekanan psikis dari luar, mungkin habis berantem dengan pacar, habis dimarahin orangtua itu bisa saja ada hubungannya.
Meski begitu, perlu dilihat kembali gejala-gejala yang ada apakah sesuai dengan serangan jantung atau tidak.
Tapi kita juga harus lihat kembali apakah gejalanya memang betul sesuai dengan gejala-gejala serangan jantung dan apakah memiliki faktor risiko. Tapi stres memang salah satu pencetus dan faktor risiko dari serangan jantung.
Mengenal Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah terganggunya aliran atau sumbatan pada pembuluh darah koroner yang menyebabkan otot jantung tak dapat memompa jantung seperti seharusnya.
Penyakit jantung koroner dapat dipicu oleh berbagai hal seperti hipertensi, diabetes, kolesterol yang tinggi, merokok, dan riwayat keluarga.
Kalau family history (riwayat keluarga) misalnya pasien punya orangtua kandung atau saudara kandung yang punya riwayat serangan jantung ada sudden death (kematian mendadak) di bawah umur 50 tahun.
Jika ada family history faktor risikonya meningkat dua sampai empat kali lipat untuk kemungkinan kena penyakit jantung.
Tanda-Tanda Khas Penyakit Jantung Koroner
Ada beberapa tanda atau gejala dari penyakit jantung koroner, termasuk:
- Nyeri Dada
Nyeri dada pada pasien jantung koroner cenderung berat dan tumpul. Seperti ditekan, diremas, diinjak, atau dihimpit, bisa juga terasa panas.
Biasanya pasien tidak bisa melokalisasi (menunjuk titik nyeri) secara jelas. Pasien biasanya tidak bisa menunjuk dengan satu jari tapi sebagian besar di dada sebelah kiri.
Keluhan ini bisa datang tiba-tiba atau progresif alias berkembang secara bertahap. Gejala ini tidak pula dapat hilang dengan perubahan posisi tubuh.
- Banyak Berkeringat
Gejala lain dari penyakit jantung koroner adalah mual, muntah, dan keringat dingin.
Biasanya pasien akan mengeluh keringatnya sampai bercucuran, sampai seperti bulir-bulir jagung. Pasien bisa ganti baju sampai dua kali saking basahnya.
Lantas, apakah penyakit jantung koroner bisa disembuhkan?
Jawaban yang tepat adalah kita bisa kendalikan dengan baik. Kita bisa modifikasi faktor risiko. Jadi penyakit jantung koroner lebih tepat bisa dikendalikan dengan baik, jadi bukan disembuhkan total.
Modifikasi faktor risiko yang dimaksud adalah jika ada hipertensi makan kontrol tekanan darahnya, jika ada kencing manis maka kendalikan asupan gulanya.
Semua ini akan mencegah terjadinya gangguan lebih lanjut penyakit jantung koroner yang sifatnya berulang.
Artikel dibuat berdasarkan program Healthy Monday, kolaborasi dengan Liputan6.com bersama :
- Chorniansyah Indriyanto Rahayu, Sp.JP(K), FIHA - Spesialis Jantung dan Pembuluh darah (RS EMC Sentul).
- Mailani Karina Akhmad, Sp.JP(K), FIHA - Spesialis Jantung dan Pembuluh darah (RS EMC Cikarang).
- Ronaldi, Sp.JP, Subsp.KI(K), FIHA, FAPSC - Spesialis Jantung dan Pembuluh darah (RS Grha Kedoya dan RS EMC Pulomas).