Sering kesemutan di tangan? Hati-hati, kemungkinan Anda terkena sindrom saluran karpal atau carpal tunnel syndrome. Sindrom saluran karpal merupakan kondisi yang disebabkan peningkatan tekanan pada saraf yang melewati bagian depan pergelangan tangan atau saraf median Anda. Saraf median ini adalah saraf utama yang membuat tangan bisa merasakan sesuatu. Saraf tersebut melewati ruang sempit di pergelangan tangan sehingga disebut sebagai saluran karpal.
Sindrom saluran karpal biasanya dialami oleh orang yang melakukan berbagai pekerjaan secara berulang-ulang dengan tangannya. Misalnya, bekerja dengan menggunakan keyboard komputer dalam waktu lama, ditambah dengan postur tubuh yang tidak baik. Selain itu, beberapa kegiatan yang dilakukan terlalu intens dan lama, seperti mencengkeram objek dengan erat, mengunakan ponsel, dan memegang koran juga dapat memperbesar risiko terkena sindrom saluran karpal.
Gejala-gejala yang dapat dirasakan apabila terkena sindrom saluran karpal, yaitu mati rasa dan kehilangan fungsi tangan, lalu kesemutan di sekujur tangan Anda. Selain itu, tidur dan aktivitas Anda akan sering terganggu karena rasa nyeri dan rasa terbakar pada jari-jari tangan Anda. Jika hal tersebut terjadi, Anda dapat meredakan gejala tersebut dengan mengguncangkan tangan Anda keras-keras lalu menjaga pergelangan tangan Anda dengan penyangga saat tidur. Agar kondisi tersebut tidak semakin parah, jagalah postur tubuh Anda dan hindari aktivitas yang meningkatkan tekanan di sekitar saraf median Anda.
Penanganan sindrom saluran karpal ini salah satunya bisa dilakukan melalui pengobatan, seperti pengobatan nonsteroid antiradang, vitamin B6 dengan dosis tinggi, dan injeksi steroid di sekitar saraf. Sayangnya, meski dapat membantu meredakan nyeri, tetapi efek pengobatan tersebut bisa jadi hanya bersifat sementara.
Apabila beberapa solusi pengobatan tersebut telah Anda lakukan namun tidak ada perubahan dan tanda-tanda akan sembuh, sebaiknya segera berkonsultadi pada dokter dan lakukan tes saraf untuk mengetahui apakah perlu melakukan operasi atau tidak. Sebab, apabila Anda benar-benar terkena sindrom saluran karpal, perlu dilakukan prosedur operasi dengan memotong jaringan saraf yang menyempit untuk mengurangi tekanan di saraf secara permanen.
Bagi Anda yang diharuskan melakukan operasi, kini tidak perlu merasa takut atau khawatir karena saat ini sudah ada penanganan yang lebih efektif dan minim risiko melalui bedah minimal invasif. Teknik bedah minimal invasif ini dilakukan dengan cara memberikan sayatan satu sentimeter di pergelangan tangan Anda dan dipandu dengan alat-alat khusus yang canggih dan memiliki kamera video untuk melihat permasalahan pada saraf dengan jelas.
Saat sebelum operasi, tubuh Anda akan diberikan bius lokal untuk menghalangi nyeri pada pergelangan tangan Anda, tetapi Anda akan tetap terbangun saat prosedur berlangsung. Kemudian dokter bedah akan memotong ligamen kencang atau flexor retinaculum yang membentuk atap carpal tunnel. Hal Ini dilakukan untuk membebaskan saraf dari tekanan. Teknik bedah minimal invasif ini hanya menimbulkan luka yang sangat kecil, sehingga minim risiko dan komplikasi.
Lalu, pemberian bius lokal akan memungkinkan dokter untuk dapat terus berkomunikasi dengan Anda saat pembedahan dan memastikan tidak adanya gangguan pada saraf, karena dokter bedah dapat meminta Anda menggerakkan tangan untuk memeriksanya.
Selain minim risiko, proses pemulihan bedah minimal invasif juga jauh lebih cepat dibandingkan dengan bedah terbuka atau konvensional. Dengan begitu, Anda dapat pulang dan beraktivitas lebih cepat setelah operasi selesai.
Meski begitu, masih ada sedikit rasa sakit dan kelemahan yang berlangsung dalam satu hingga dua bulan pada tangan Anda. Jadi, setelah melakukan bedah minimal invasif, jangan lupa untuk menjaga kondisi tangan dan biarkan tangan Anda diperban selama dua hari. Kemudian, latih jari-jari, siku, dan bahu Anda dengan peregangan lembut untuk mencegah kekakuan pada tangan.
Demikianlah penjelasan mengenai bedah minimal invasif untuk penanganan carpal tunnel syndrome. Jangan lupa lakukan olahraga secara teratur untuk mengembalikan kondisi tubuh Anda agar dapat beraktivitas normal sesegera mungkin. Akan tetapi, sebelum olahraga, tanyakan terlebih dahulu pada dokter Anda, aktivitas fisik apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan agar proses pemulihan tetap berjalan dengan lancar. #LiveExcellently