Menurut hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diketahui bahwa pada 2030 pasien kanker payudara di Indonesia akan meningkat hingga tujuh kali lipat. Melihat hal diatas ada baiknya kita lebih menyadari pentingnya menjaga pola hidup sehat.
Tanpa kita sadari penyebab kanker payudara itu sangat dekat dengan keseharian kita. Gaya hidup yang kurang sehat ditambah dengan kebiasaan sehari-hari kita bisa dengan mudah memicu tumbuhnya sel-sel kanker payudara.
Lalu apa saja sih yang disinyalir kuat dapat menjadi pemicu resiko kanker payudara.
- Obesitas. Kelebihan berat badan yang lazim dialami oleh pria dan wanita dapat menjadi salah satu pemicu resiko kanker payudara, hal ini dikarenakan wanita dengan berat badan berlebih memiliki tingkat insulin yang lebih tinggi.
- Kurang berolah raga. Beragam penelitian membuktikan kurang berolahraga dapat mengakibatkan berbagai keluhan kesehatan, salah satunya adalah kanker payudara. Sering berolahraga akan menyeimbangkan berat badan, hormone serta energy dalam tubuh, oleh karena itu akan menekan resiko kanker payudara.
- Merokok serta konsumsi Alkohol. Merokok terbukti meningkatkan risiko berkembangnya beragam kanker, termasuk salah satunya kanker payudara. Hal yang sama juga berlaku bagi kebiasaan konsumsi alkohol berlebih. Semakin banyak konsumsi rokok dan alkohol, maka semakin tinggi risiko kanker payudara. Seseorang yang mengonsumsi alkohol 2-3 gelas sehari memiliki risiko kanker payudara 20% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak meminum alkohol.
- Tidak memiliki keturunan. Keputusan seorang wanita untuk tidak memiliki anak atau menunda kehamilan pada usia 30 tahun ke atas berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara. Sebaliknya, hamil beberapa kali atau mengandung saat usia muda justru bisa mengurangi risiko kanker payudara.
- Kontrol kelahiran. Penggunaan kontrol kelahiran hormonal disebut mampu meningkatkan risiko kanker payudara. Sebut saja kontrasepsi oral, implan, hingga IUD yang dapat meningkatkan hormon pemicu kanker payudara.
Selain itu, penggunaan terapi hormon pasca-menopause juga memengaruhi risiko kanker payudara. Terapi ini biasanya banyak dilakukan wanita untuk meringankan gejala menopause dan mencegah osteoporosis.