Memahami Lebih Dekat Tentang Gangguan Bipolar, Berikut Ciri-Cirinya!

Tak jarang dari kita yang sudah pernah mendengar tentang istilah bipolar. Bipolar masuk dalam kategori gangguan mental yang biasanya kita dengar terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem yakni episode mania, hipomania, dan depresi. Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati. Penderita gangguan ini bisa merasa sangat gembira atau euforia, kemudian berubah menjadi sangat sedih. Gangguan ini dapat diderita seumur hidup sehingga memengaruhi penderitanya. Untuk lebih memahami gangguan ini, mari kita lihat penjelasan lengkapnya serta ciri-cirinya.

Memahami Apa Itu Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar, yang juga dikenal sebagai gangguan afektif bipolar, adalah kondisi mental kronis yang memengaruhi suasana hati, energi, aktivitas, dan kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari. Terdapat beberapa jenis gangguan bipolar, termasuk Bipolar I, Bipolar II, dan Cyclothymic Disorder. Perbedaan utama antara jenis-jenis ini terletak pada intensitas dan durasi episode suasana hati.

Jenis-Jenis Gangguan Bipolar

1. Bipolar I

  1. Dalam perjalanan penyakitnya dijumpai adanya episode depresi dan episode mania atau hanya episode mania berulang saja.
  2. Gejala mania berlangsung minimal 7 hari setiap hari terus-menerus dan gejala depresi berlangsung minimal 14 hari setiap hari terus-menerus.

2. Bipolar II

  1. Dalam perjalanan penyakit dijumpai adanya episode depresi dan episode hipomania (gejala lebih ringan daripada mania).
  2. Gejala hipomania berlangsung beberapa hari saja.

3. Cyclothymic Disorder yang ditandai oleh periode hipomania dan periode depresi yang berlangsung lama sekurang-kurangnya dua tahun (satu tahun pada anak-anak dan remaja), tetapi gejalanya tidak memenuhi kriteria untuk episode hipomania atau depresi utama.

Ciri-Ciri Gangguan Bipolar yang Wajib Diketahui

Gangguan bipolar memiliki ciri-ciri yang dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu gejala mania/hipomania dan gejala depresi. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai kedua kelompok gejala tersebut.

Gejala Mania/Hipomania

  1. Peningkatan energi: Mengalami energik berlebih dan bersemangat, tidak mengenal lelah (overaktif).
  2. Kegembiraan berlebihan: Euforia atau elasi tanpa alasan yang jelas, sangat bahagia, dan terlalu optimis.
  3. Penurunan kebutuhan tidur: disebabkan karena energi berlebih, banyak ide dan bergerak, tidak perlu banyak tidur dan selalu merasa segar.
  4. Berbicara cepat dan banyak: disertai euforia dan ide-ide (isi pikiran) yang berganti-ganti dengan cepat topik atau temanya.
  5. Mengalami gangguan konsentrasi: Sulit fokus pada satu hal karena pikiran mereka melompat-lompat.
  6. Adanya impulsivitas: Mengambil keputusan berperilaku dan berbicara tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, seperti belanja berlebihan, perilaku seksual berisiko, atau investasi yang buruk, dan lain-lain.

Gejala hipomania lebih ringan dan umumnya tidak memerlukan rawat inap (rasa senang, happy berenergi lebih hanya terjadi beberapa hari saja) di antara episode depresi.

Gejala Depresi

  1. Perasaan sedih yang mendalam: Merasa sangat sedih, kosong, putus asa atau pesimis hampir sepanjang hari. Sering dapat berupa mood sensitive, mudah marah, dan labil.
  2. Kehilangan minat: Hilang minat pada hampir semua aktivitas yang biasanya dilakukan.
  3. Perubahan berat badan: Penurunan atau peningkatan berat badan tanpa alasan yang jelas (individual tergantung mekanisme hoping mentalnya).
  4. Mengalami masalah tidur: Mengalami insomnia atau tidur berlebihan (hipersomnia).
  5. Merasa kelelahan: Merasakan kelelahan sepanjang hari, energi rendah walau tidak ada aktivitas.
  6. Merasa diri tidak berharga: Memiliki perasaan tidak berharga, bersalah, berdosa, kesepian, tidak berdaya, terlalu pesimis, dan lain-lain.
  7. Sulit untuk konsentrasi: Mudah “lupa” karena terfokus pada problem dan perasaan sedihnya.
  8. Ide atau upaya bunuh diri
  9. Perilaku selfharm (menyakiti diri sendiri)

Apa yang Menyebabkan Terjadinya Gangguan Bipolar?

Seperti gangguan mental lainnya, penyebab pasti gangguan bipolar belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi termasuk:

Internal Eksternal

Genetik, riwayat keluarga dengan gangguan bipolar salah satu orang tua dengan gangguan mental memberikan risiko pada anaknya sebanyak 25%. Jika kedua orang tua dengan gangguan mental memberikan risiko pada anaknya 50-75%.

Faktor Pola Asuh Anak: Overprotektif, otoriter, Neglected

Ketidakseimbangan Neurotransmitter di otak seperti dopamin, zerotonin, adrenalin, dan lain-lain.

Relasi keluarga kurang harmonis

Personality, seperti Borderline Personality Disorder (BPD), Anankastic Personality Disorder (APD), Narsistic Personality Disorder (NPD).

Riwayat abuse: sexual, verbal abuse, emosional

Faktor lingkungan: Stres yang ekstrem, penyalahgunaan zat, atau peristiwa traumatis dapat memicu gangguan bipolar pada individu yang rentan.

 

Bully atau perundung

Stressor Psikososial berkepanjangan atau kronis

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang kompleks dan memerlukan penanganan yang tepat. Mengenali ciri-ciri gangguan ini adalah langkah awal yang tepat dan penting untuk mendapatkan bantuan dan penanganan yang diperlukan. Dengan penanganan dini dan tepat, penderita gangguan bipolar dapat menjalani kehidupan yang lebih normal dan produktif (kualitas hidup yang lebih baik). Gangguan bipolar bukanlah “aib”, bukanlah penyakit “menular” dan dapat ditangani.

Baca Juga: Bagaimana Peran Akupunktur dalam Gangguan Bipolar?

Langkah-langkah Penanganan Gangguan Bipolar

Penanganan gangguan bipolar antara lain kombinasi farmakoterapi (obat) dan terapi psikologis. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

  1. Pemberian dukungan dan edukasi tentang gangguan bipolar dan penanganannya dapat membantu penderita atau keluarga atau pasangannya dalam menangani bipolar.
  2. Menerapkan gaya hidup sehat seperti jaga pola dan jadwal tidur yang teratur, diet seimbang, olahraga, dan menghindari alkohol atau narkoba dapat membantu mengelola gejala bipolar.
  3. Terapi psikologis seperti terapi kognitif-behavioral (CBT), terapi interpersonal, dan terapi keluarga dapat membantu individu memahami dan mengelola gejalanya.
  4. Melakukan medikasi yaitu dengan obat mood stabilizer yang disesuaikan dengan episodenya (mania, hipermania, depresi, ada gejala psikotik), antidepresan, dan antipsikotik. Penggunaan obat-obat ini wajib mengikuti petunjuk dokter yang menangani.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala gangguan bipolar, penting untuk berkonsultasi ke psikiater  untuk mendapatkan saran dan penanganan yang sesuai.

Artikel ditulis oleh Dr. dr. Surilena,Sp.KJ, Subsp.AR(K) (Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa / Psikiater RS Grha Kedoya).