Sirosis hati adalah kondisi medis yang ditandai oleh kerusakan hati yang parah dan tidak dapat dipulihkan. Kerusakan hati seperti halnya sirosis dapat berdampak pada seluruh bagian tubuh. Pada dasarnya organ hati dapat memperbaiki sel-nya sendiri, akan tetapi pada kondisi ini, ketika organ hati terluka, hati akan memperbaiki sel-nya dengan membentuk jaringan parut. Hal ini berdampak dalam proses pembuatan protein, pencernaan nutrisi makanan, penyimpanan energi, serta melawan infeksi.
Apabila kerusakan terus berlanjut dan jaringan parut yang dibentuk semakin banyak, akibatnya hati akan mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsinya. Sirosis hati bisa disebabkan oleh faktor dan memiliki berbagai gejala. Apa saja penyebab, gejala, dan bagaimana pengobatannya?
Penyebab Sirosis Hati
Penyebab utama dari penyakit sirosis hati biasanya dikarenakan kebiasaan minum alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang (kecanduan), atau istilah medisnya disebut dengan sirosis alkoholik. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol ini akan menyebabkan Fatty Liver atau perlemakan hati. Fatty liver juga dapat disebabkan oleh non-alkohol seperti penderita diabetes mellitus, obesitas, mengonsumsi makanan yang berminyak dan jarang berolahraga.
Di Indonesia sendiri penyakit infeksi, yakni hepatitis B dan C, masih menempati urutan pertama penyebab sirosis hati. Infeksi virus yang disebut hepatitis B dan C dapat menyebabkan peradangan kronik pada hati dan membahayakannya. Hepatitis dapat memperburuk sirosis hati dengan meningkatkan kerusakan pada jaringan hati, meningkatkan risiko kanker hati, mempercepat munculnya komplikasi, dan mengganggu respons terhadap pengobatan.
Baca juga: Hati-hati, Penyakit Hepatitis Bisa Mengancam Siapa Saja. Pahami Jenis, Gejala dan Penanganannya
Gejala Sirosis Hati
Sirosis pada awalnya tidak menimbulkan gejala. Gejala sirosis hati baru dirasakan pada saat kerusakan hati semakin meluas. Gejala yang timbul dapat berupa:
- Nafsu makan menurun
- Telapak tangan memerah
- Mudah merasa lelah
- Mual
- Mengalami penurunan berat badan secara signifikan
- Lemas dan lesu
Kondisi di atas merupakan gejala awal dari sirosis hati. Apabila sirosis hati telah mencapai tahap akhir, maka akan disertai dengan beberapa gejala lain, seperti:
- Kulit dan mata menguning
- Kulit terasa gatal
- Perubahan warna urine menjadi lebih gelap
- Perut dan kaki membengkak
- Perubahan pembuluh darah di sekitar pusar
- Muntah darah
- Warna kotoran BAB menjadi hitam
- Pembesaran payudara pada pria
- Mudah mengalami memar dan berdarah
- Rambut rontok
- Jika sudah menyebabkan komplikasi pada otak (ensefalopati hepatic) maka kebingungan, turunnya kesadaran bahkan koma, dan bicara pelo akan muncul sebagai dampaknya
Gejala sirosis hati sering tidak disadari oleh penderitanya, sehingga perlu melakukan deteksi dini dan periksakan ke dokter jika gejala tersebut tidak kunjung membaik atau malah makin memburuk.
Kategori sirosis hati berdasarkan Child Pugh Score terbagi menjadi 3 yaitu kategori ringan, kategori sedang dan kategori berat.
Pengobatan Sirosis Hati
Pengobatan sirosis hati dilakukan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien. Namun, perlu diketahui bahwa sirosis hati adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan, hanya saja bisa dilakukan perawatan untuk mencegah dan menangani komplikasi beserta meringankan gejalanya.
Penanganan sirosis hati dibagi menjadi 2 kelompok yaitu medika mentosa dan non-medika sentosa:
- Medika Mentosa
Pengobatan sirosis hati bertujuan untuk mengendalikan penyakit dan mengurangi gejala. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
- Obat antivirus
Jika sirosis disebabkan oleh infeksi virus hepatitis, pengobatan dengan obat antivirus dapat membantu mengendalikan infeksi.
- Diet rendah garam dan obat diuretik
Jika sirosis menyebabkan penumpukan cairan (edema atau asites), diet rendah garam dan obat diuretik dapat membantu mengurangi pembengkakan.
- Obat antihipertensi portal
Obat-obatan ini digunakan untuk menurunkan tekanan darah di vena portal dan mengurangi risiko varises dan perdarahan.
- Obat beta blocker
Obat-obatan ini digunakan untuk mengurangi risiko perdaraan dari varises esofagus.
- Transplantasi hati
Jika sirosis telah berkembang menjadi gagal hati, transplantasi hati mungkin menjadi opsi terakhir. Ini melibatkan penggantian hati yang rusak dengan hati sehat dari donor.
- Non-Medika Mentosa
- Batasi atau hindari konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan adalah salah satu penyebab utama sirosis, jadi menghindari atau membatasi konsumsi alkohol dapat membantu mencegah kondisi ini.
- Lindungi diri dari infeksi hepatitis
Ini dapat dilakukan dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis, tidak berbagi jarum suntik dan menggunakan perlindungan saat berhubungan seks.
- Jaga berat badan ideal
Makanan yang seimbang dan olaraga rutin dapat membantu mencegah obesitas yang akan memicu sirosis karena perlemakan hati.
Dalam menghadapi sirosis hati, pemahaman tentang penyebab, gejala, dan pengobatannya adalah langkah awal yang penting dalam upaya pencegahan dan pengelolaan kondisi ini. Meskipun sirosis hati merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tindakan medis yang tepat dan perubahan gaya hidup yang sesuai dapat membantu mengurangi risiko komplikasi serta meningkatkan kualitas hidup bagi individu yang terkena dampaknya. Penting untuk konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Dengan upaya yang konsisten dan dukungan yang tepat, kita dapat menghadapi sirosis hati dengan lebih baik.
Artikel ditulis oleh dr. Tjhang Supardjo, M. Surg, FCCS, Sp.B, FCSI, FInaCS, FICS - Dokter Bedah (Penyakit Hati, Empedu, Limpa dan Pankreas) RS EMC Alam Sutera.