Masyarakat pasti pernah mendengar mengenai penyakit TBC (Tuberkulosis), namun apakah kalian tau seberapa bahaya dari penyakit ini? Berdasarkan data WHO, Indonesia berada pada peringkat ke 6 sebagai negara dengan kasus TBC terbanyak pada tahun 2015. Angka kesembuhan kasus TBC di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 85%, dan jumlah ini menurun dibandingkan data pada tahun 2008 sebesar 90%. Penyakit ini masih menjadi infeksi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
Sekilas penjelasan mengenai penyakit TBC (Tuberkulosis), merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberkulosis (MTB). Bakteri tersebut menyerang dan merusak paru-paru, serta dapat juga menyebar ke tulang, kelenjar getah bening, menyerang sistem saraf pusat, jantung, dan organ lainnya. Penyakit ini ditularkan ketika penderita TBC aktif batuk mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang lain yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.
Setelah bakteri tersebut tertular dan memasuki tubuh, bakteri masih belum aktif karena akan tertidur selama beberapa waktu. Periode ini disebut masa inkubasi. Pada periode ini penderita tidak akan merasakan gejala dan juga tidak dapat menularkan orang lain. Namun jika penderita mengikuti tes bakteri MTB, hasilnya akan tetap positif, dan sebaiknya segera mendapatkan pengobatan yang tepat agar resiko TBC dapat dikurangi.
Bakteri MTB akan menyerang tubuh saat sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan atau ketika melemah (seperti pada orang lanjut usia, atau pada penderita HIV). Kemudian bakteri akan menjadi aktif dan berkembang di dalam paru-paru dan pebuluh darah, serta ke bagian tubuh lainnya.
Berikut adalah yang rentan terhadap penularan TB, antara lain :
- Orang yang kekurangan gizi
- Pengidap HIV/AIDS
- Penderita diabetes
- Orang yang sedang menjalani kemoterapi
- Perokok dan pecandu narkoba
- Orang yang berhubungan dengan pengidap TB aktif.
Gejala dari penderita TBC seperti mengalami demam, penurunan berat badan secara tiba-tiba, berkeringat di malam hari, dan batuk terus menerus selama 2 minggu lebih. Bila anda mengalami gejala tersebut, segera periksakan ke rumah sakit agar dapat segera ditangani.
*dirangkum dari berbagai sumber*