
Kesehatan dan penampilan adalah dua hal yang penting. Berbicara tentang mencapai bentuk tubuh ideal, mungkin kita lebih mementingkan berat badan. Namun, ada konsep yang lebih dalam yang perlu dipahami yaitu body composition (komposisi tubuh).
Tujuan utama dalam melakukan pengkuruan komposisi tubuh adalah evaluasi status nutrisi dengan menghitung massa lemak, massa bebas lemak, kandungan mineral, dan/atau cairan di dalam tubuh (intraselular dan ekstraselular)
Komposisi tubuh adalah gambaran dan ukuran dari kompartemen yang menyusun tubuh seseorang. Komposisi tubuh terdiri dari dua kelompok :
- Massa lemak : gambaran simpanan energi cadangan dalam tubuh
Lemak Subkutan : lemak di bawah kulit yang berfungsi sebagai termoregulasi, mencegah dari trauma, cadangan energi.
Lemak viseral : lemak pada rongga perut yang menyelubungi organ dalam, berhubungan dengan risiko tinggi penyakit metabolik.
- Massa bebas lemak : meliputi bagian tubuh selain jaringan lemak. Massa bebas lemak terdiri dari tulang, otot, organ-organ, ligamen, tendon, dan air. Massa otot merupakan komponen yang paling besar menyusun massa bukan lemak yang menggambarkan laju metabolik dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Mengapa Pengukuran Komposisi Tubuh penting?
Komposisi tubuh adalah alat yang berfungsi untuk menilai:
- Status kesehatan : Komposisi tubuh menilai persentase lemak dalam tubuh. Memiliki lemak tubuh yang berlebihan, terutama lemak di sekitar organ (lemak viseral tubuh), meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti sakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
- Tingkat kebugaran : Atlet dan seseorang yang rutin berolahraga dapat menggunakan komposisi tubuh sebagai alat untuk menilai pembentukan otot. Komposisi tubuh membantu atlet mengoptimalkan kekuatan, daya tahan, dan kinerja atletik secara keseluruhan.
- Status Gizi : Komposisi tubuh dapat melihat status gizi seseorang termasuk obesitas dan Penilaiain komposisi tubuh dapat meningkatkan diagnosis obesitas dan monitoring respons pengobatan obesitas. Selain itu, komposisi tubuh juga dapat menilai seseorang dengan malnutrisi, malnutrisi kronik dapat ditandai dengan penurunan baik massa lemak maupun massa bebas lemak. Malnutrisi dapat berhubungan dnegan lama rawat, morbiditas, kualitas hidup, biaya kesehatan, dan mortalitas.
- Status metabolisme : Memiliki lemak berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik, termasuk resistensi insulin, ketidakseimbangan kolesterol dan trigliserida, tekanan darah tinggi, gula darah tidak terkontrol, dan metabolisme menjadi lebih lambat. Pemeriksaan komposisi tubuh merupakan cara yang efektif untuk memantau dan mengurangi risiko tersebut.
- Pengendalian berat badan : Penurunan berat badan seringkali disertai dengan hilangnya massa bebas lemak, terutama otot yang dapat menghambat penurunan berat badan jangka panjang dengan meperlambat metabolisme dan meningkatkan fatigue. Monitoring komposisi tubuh dapat membantu mempertahakan massa bebas lemak dan menurunkan massa lemak.
Artikel ditulis oleh dr. Noviyanti, Sp.GK (Dokter Spesialis Gizi Klinik RS EMC Cikarang).