Fistula ani atau anal fistul adalah kondisi medis dimana terbentuk saluran kecil abnormal antara bagian dalam anus yang merupakan lubang tempat keluarnya kotoran dan kulit di sekitarnya. Luka disekitar anus ini dapat terjadi akibat infeksi pada kelenjar di dalam anus yang menyebabkan timbulnya abses atau kantung yang berisi nanah. Jika abses tersebut tidak dibersihkan dengan sempurna, maka dapat terbentuk saluran atau jalur yang menghubungkan area dalam anus dengan permukaan kulit.
Penyebab Fistula Ani
Penyebab terjadinya luka di sekitar anus yang tidak sembuh atau fistula ani adalah infeksi pada kelenjar kecil yang ada di sekitar anus. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan cairan yang berfungsi mempermudah saat kita BAB. Jika kelenjar ini tersumbat atau ditemukannya luka maka dapat menyebabkan penumpukan masuknya bakteri dan membentuk abses atau bisul. Ketika abses ini tidak sepenuhnya sembuh, atau dibersihkan dengan baik maka bisa terbentuk saluran kecil yang menghubungkan bagian dalam anus ke kulit di sekitarnya dan inilah yang disebut fistula ani.
Penyebab lebih lanjut yang dapat memicu munculnya fistula ani meliputi:
1. Infeksi Kelenjar Anus
Benjolan di anus atau fistula ani paling sering disebabkan oleh infeksi pada kelenjar kecil yang ada di dalam anus. Infeksi ini dapat menyebabkan terbentuknya abses. Jika abses tersebut tidak sembuh atau dibersihkan dengan benar, terbentuklah fistula.
2. Cedera dan Radang Anus
Trauma atau luka di area anus baik karena cedera fisik dapat menyebabkan infeksi. Selain itu, peradangan kronis di sekitar anus, seperti akibat penyakit radang usus (inflammatory bowel disease) dapat menyebabkan kerusakan jaringan, infeksi dan berkembang menjadi infeksi di sekitar anus.
3. Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah jenis penyakit radang usus kronis yang bisa mempengaruhi seluruh saluran pencernaan, termasuk area anus. Peradangan berulang yang ada di sekitar anus dapat mengakibatkan fistula.
4. Komplikasi Pasca Operasi
Operasi di area sekitar anus atau rektum, misalnya untuk mengatasi wasir atau abses terkadang dapat menyebabkan komplikasi yang memicu terbentuknya fistula ani. Selain itu, proses penyembuhan yang tidak sempurna atau infeksi setelah operasi juga dapat menyebabkan masalah ini.
5. Fisura Ani
Fisura ani atau anal fissure merupakan robekan kecil pada dinding anus yang disebabkan oleh sembelit diare kronis, atau trauma lain. Fisura yang tidak sembuh dapat terinfeksi dan berkembang menjadi abses, yang akibatnya akan menyebabkan benjolan di anus.
6. Tumor atau Kanker Usus Besar
Meski jarang ditemui, namun tumor atau kanker di sekitar anus atau usus besar dapat menekan jaringan di sekitarnya dan menyebabkan infeksi. Dalam kasus seperti ini, penanganan terhadap tumor atau kanker biasanya juga mencakup pengobatan untuk fistula.
Kenali Gejala Fistula Ani
Fistula ani memiliki gejala yang cukup khas sehingga mudah dikenali. Berikut gejala atau tanda fistula ani yang perlu Anda ketahui:
1. Nyeri di sekitar anus
Salah satu gejala utama fistula ani adalah rasa sakit atau nyeri di area sekitar anus terutama saat duduk, bergerak, atau buang air besar. Nyeri ini bisa berlangsung terus-menerus atau muncul saat ada tekanan pada area tersebut.
2. Keluarnya cairan nanah dan iritasi
Fistula ani menyebabkan keluarnya cairan bernanah di kulit dekat anus. Cairan ini bisa berbau tidak sedap dan menyebabkan iritasi, gatal, dan kemerahan pada kulit di sekitar anus.
3. Demam dan meriang
Jika fistula ani disebabkan oleh infeksi yang aktif, gejala umum seperti demam atau meriang bisa muncul. Demam menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi, dan ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius.
4. Nyeri saat buang air besar
Fistula dapat menyebabkan rasa nyeri dan sakit saat buang air besar karena tekanan pada area yang terkena fistula. Nyeri ini bisa menyebabkan penderita fistula ani menghindari buang air besar yang pada akhirnya menyebabkan masalah sembelit.
Gejala-gejala ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada ukuran fistula dan seberapa lama kondisinya berlangsung tanpa penanganan.
BACA JUGA : Atasi Fistula Perianal yang Sulit Sembuh dengan Metode FiLAC
Pengobatan Fistula Ani
Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengobati benjolan di anus atau fistula ani:
1. Prosedur fistulotomi atau fistulectomy
Fistulotomi atau fistulectomy adalah prosedur pembedahan yang paling umum digunakan untuk mengobati fistula ani. Dan untuk fistula sederhana, prosedur ini mempunyai tingkat kesembuhan tinggi. namun memiliki resiko nyeri, penyembuhan luka yang lambat, infeksi berulang dan yang paling menyeramkan adalah terpotongnya otot klep di sekitar anus yang kita sebut dengan Anal Sphincter sehingga menyebabkan keadaan inkontinentia (tidak dapat menahan BAB).
2. Seton
Seton adalah seutas benang atau karet khusus yang dipasang melalui saluran fistula untuk menjaga saluran tetap terbuka dan memungkinkan cairan nanah atau infeksi mengalir keluar dengan baik. biasanya prosedur ini dilakukan pada kasus yang kompleks.
3. Prosedur LIFT
Ligation of Intersphincteric Fistula Tract adalah metode bedah yang lebih baru dan populer untuk mengobati fistula ani, terutama yang berada di antara otot sfingter (intersphincteric) dan memiliki keberhasilan tinggi pada tipe atau kasus anal fistula tertentu.
4. Prosedur VAAFT
Video Assisted Anal Fistula Treatment. Merupakan Prosedur penanganan anal fistula dengan menggunakan kamera kecil yang dimasukkan dari luka luar fistula sampai ke luka yang di dalam anus. Prosedur ini biasanya digunakan pada kasus anal fistula yang kompleks dan berulang, biasanya pada keadaan tertentu dapat ditemukan percabangan (secondary track) sehingga menyebabkan pasien tidak sembuh.
5. Prosedur FiLAC
Fistula Laser Closure. Tindakan ini merupakan salah satu tindakan minimal invasif, bertujuan merusak saluran fistula dengan menggunakan energi laser. Prosedur ini diklaim minimal luka dan nyeri.
Pencegahan Fistula Ani
Untuk mengurangi risiko terbentuknya fistula ani, berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan:
- Menjaga kebersihan: Bersihkan area anus dengan baik setelah buang air besar untuk mencegah infeksi.
- Segera atasi infeksi: Periksa dan obati abses atau infeksi di sekitar anus sebelum berkembang menjadi fistula.
- Segera obati diare: Segera obati diare yang berkelanjutan untuk mencegah iritasi dan peradangan di area anus.
- Menerapkan pola makan sehat: Konsumsi makanan tinggi serat dan minum air yang cukup agar buang air besar lancar.
Jika Anda merasakan gejala yang mengarah pada kondisi fistula ani seperti nyeri terus menerus di sekitar anus, pembengkakan, keluarnya cairan bernanah, atau merasa tidak nyaman saat buang air besar, segeralah periksakan diri ke dokter. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah infeksi lebih lanjut dan komplikasi yang lebih serius. Benjolan pada anus tidak dapat sembuh dengan sendiri dan membutuhkan perawatan medis. Dengan mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat sejak awal, Anda dapat mempercepat proses penyembuhan dan menghindari masalah yang lebih besar di kemudian hari.
Artikel ditulis oleh dr. Okkian Wijaya Kotamto,Sp.B.SubBDig, FINACS (Dokter Spesialis Bedah – Subspesialis Bedah Digestif RS EMC Grha Kedoya Tangerang).