Masyarakat mengetahui Diabetes mellitus umumnya diderita oleh orang dewasa atau diabetes melitus tipe 2, Ternyata hal ini diderita oleh anak-anak sejak kecil dimana rata-rata puncaknya terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun yang disebut dengan diabetes melitus tipe 1. Diabetes mellitus tipe 1 ini terdiri dari 2 jenis, yaitu tipe 1A yang disebabkan mekanisme autoimun (90%) dan sisanya adalah tipe 1B yang tidak diketahui sebabnya atau idiopatik. Ada variasi DMT1 yaitu Latent Autoimmune Diabetes in Adults (LADA) atau DM tipe 1,5 terjadi pada usia 20-40 tahun dengan mekanisme yang sama seperti DMT1 namun terjadi sangat lambat.
Mekanisme autoimun menjadi mekanisme terbanyak sebagai penyebab DMT1, dimana secara genetik dan bersifat diturunkan, tubuh memproduksi auto-antibodi, yaitu antibodi terhadap bagian-bagian tubuh sendiri dalam hal ini adalah terhadap sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin, sehingga produksinya menurun bahkan absolut nol sehingga kadar gula darah kadanya tinggi. Perlu diketahui insulin adalah hormon yang berperan untuk menarik gula dalam darah untuk masuk ke dalam sel dan digunakan sebagai bahan baku pembentukan energi oleh tubuh.
Penderita DMT1 umumnya mengalami kondisi keterlambatan pertumbuhan (ketidaksesuaian tinggi dan berat badan sesuai untuk usia yang seharusnya) dan atau pubertas. Selain itu, dapat pula mengalami gejala-gejala diabetes pada umumnya, seperti: cepat lapar dan haus, sering buang air kecil, cepat lelah, mudah mengalami kejadian berbagai infeksi pada berbagai organ seperti TBC paru dan infeksi saluran kencing. Yang harus diperhatikan penderita DMT1 biasanya akan cukup sering alami komplikasi akut diabetes yang berbahaya, yaitu: diabetes ketoasidosis, dimana didapatkan kadar gula darah sangat tinggi disertai pembongkaran cadangan lemak sehingga terjadi kadar asam dalam darah meningkat tajam. Selain itu penderita DMT1 juga dapat mengalami komplikasi kronis diabetes, seperti gagal ginjal, penyakit kardiovaskular, gangguan retina mata atau kebutaan, masalah kesehatan kulit dan gigi, kaki diabetic, bahkan stroke). Sebagai tanda adanya DMT1 tentunya di dalam darah penderita akan ditemukan berbagai autoantibodi, seperti anti-Glutamic Acid Decarboxylase (GAD)-65, Thyrosine Phosphatase IA-2, Insulin autoantibody (IAAs), dan Islet Cell Autoantibodies (ICAs).
Anak-anak dengan DMT1 dapat hidup sehat sama dengan anak-anak lainnya dan berusia panjang. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk DMT1 yang sesuai dengan mekanisme dasarnya adalah dengan pemberian injeksi insulin untuk mengendalikan kadar gula darah, guna menghindari timbulnya komplikasi akut dan kronis sekaligus menjamin tumbuh kembang yang optimal pada anak-anak dengan DMT1. Selain itu dengan perkembangan teknologi kedokteran terdapat obat yang diminum yang dapat membantu dalam pengobatan DMT1 yaitu Inhibitor of sodium glucose co-transporter 2 (SGLT-2 inhibitor) dan dipeptidyl peptidase-4 inhibitor (DPP-4 inhibitor) yang dapat menurunkan kadar gula darah dari hasil beberapa penelitian mampu memberikan perlindungan terhadap ginjal dan terhadap reaksi autoimun terhadap pankreas.
Artikel ditulis oleh dr. Wardhana, Sp.PD, KEMD, FINASIM (Penyakit Dalam - Konsultan Metabolik, Endokrin & Diabetes RS EMC Alam Sutera).