![Mencegah Stroke di Usia Muda](https://www.emc.id/assets/img/img-preload.png)
Apakah Stroke bisa Menyerang di Usia Muda?
Stroke sering dikaitkan dengan proses degeneratif/penuaan pembuluh darah dan jantung, yang lebih sering dialami oleh orang-orang berusia lanjut. Orang berusia muda atau masih produktif merasa masih sehat sehingga cenderung mengabaikan risiko stroke dan menganggap remeh, tetapi apakah sesungguhnya orang-orang berusia lebih muda tidak perlu kuatir terserang stroke ?
Penyebab utama stroke adalah penyakit-penyakit atau keadaan yang mempercepat atau menyebabkan ‘kerusakan’ pembuluh darah, khususnya pembuluh darah otak. Oleh karena itu, setiap kondisi yang dapat mempercepat atau memperbesar risiko kerusakan pembuluh darah otak akan merupakan faktor risiko seseorang terserang stroke, tanpa memandang usia.
Kondisi obesitas atau kelebihan berat badan, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, bahkan penyakit jantung dapat dijumpai sejak usia muda; keadaan ini tidak boleh dianggap sepele karena meningkatkan risiko terkena stroke, bahkan dapat menyebabkan kematian di usia muda.
Cara Mencegah Stroke diusia Muda
1. Menurunkan Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu penyakit yang meningkatkan risiko stroke. Tekanan darah dapat dikontrol dengan mengurangi asupan garam (tidak lebih dari 1.500 mg/hari), menghindari makanan tinggi lemak jenuh seperti daging merah, rutin mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari, berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari, dan berhenti merokok.
2. Menurunkan Berat Badan
Selain hipertensi, obesitas berpotensi menyebabkan stroke. Pertahankan berat badan ideal, turunkan kelebihan berat badan dengan cara-cara yang sehat. Hindari diet sembarangan tanpa kontrol. Jangan sampai diet yang anda jalani berujung petaka akibat kekurangan nutrisi. Berolahraga teratur merupakan salah satu cara yang sehat untuk mengendalikan berat badan. Sebaiknya konsultasi dengan dokter/ahli gizi untuk program diet yang sesuai untuk anda.
3. Mengobati Diabetes
Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan gumpalan darah dan dapat merusak pembuluh darah secara perlahan. Untuk mengobati diabetes, ingatlah untuk memantau gula darah secara rutin. Selain itu, patuhi arahan dokter / ahli gizi dengan mengatur pola makan, olahraga, serta mengonsumsi obat-obatan.
4. Membatasi Mengkonsumsi Alkohol
Mengonsumsi alkohol lebih dari dua gelas setiap hari dapat meningkatkan risiko stroke. Dilansir dari studi genetik yang dipublikasikan di The Lancet, konsumsi segelas atau dua gelas minuman beralkohol setiap hari dapat meningkatkan risiko stroke hingga 10-15 persen. Jika mengonsumsi empat gelas minuman beralkohol setiap hari, maka risiko stroke meningkat sebesar 35 persen. Alhasil, makin tinggi konsumsi alkohol, maka makin besar pula risiko terkena stroke. Jadi, pastikan konsumsi harian alkohol tidak melebihi batas, yaitu tidak lebih dari satu gelas setiap harinya.
5. Menghentikan Kebiasaan Merokok
Merokok berkaitan erat dengan penyakit jantung yang serius, seperti serangan jantung dan stroke. Merokok berisiko pengerasan pembuluh darah dan mempercepat pembentukan gumpalan darah, yang jika terjadi di pembuluh darah otak, dapat menyebabkan stroke. Berhenti merokok dapat merupakan perubahan gaya hidup yang paling signifikan untuk mencegah risiko stroke. Apalagi jika disertai dengan olahraga teratur dan diet yang sehat.
6. Menghindari Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji sebagian besar tinggi kadar garam dan minyak berlebih, padahal kandungan tersebut berpengaruh buruik terhadap kesehatan, khususnya tekanan darah dan kondisi pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak, sehingga seoygyanya harus dihindari.
BACA JUGA : DETEKSI STROKE DENGAN METODE FAST
Artikel ditulis oleh dr. Budi Riyanto, Sp.S