Asma adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan, di mana penderitanya mengalami gejala-gejala seperti sesak napas, batuk, dan rasa tertekan di dada. Secara khusus, gejala ini disebabkan karena adanya peradangan kronis pada saluran napas, sehingga saluran udara ke paru atau bronkus mengalami penyempitan. Hal ini juga menyebabkan penderita asma memiliki saluran napas yang lebih sensitif terhadap berbagai pemicu, seperti paparan terhadap iritasi atau alergen, yang dapat menyebabkan serangan asma yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Berbagai Jenis Penyakit Asma
Meski banyak yang sudah mengetahui apa itu asma dan gejalanya, seringkali masih ditemukan beberapa kekeliruan atau kesalahpahaman terkait penyakit asma. Kesalahpahaman ini tentunya harus dihindari, mengingat pemahaman asma yang salah dapat mengakibatkan salahnya cara penanganan dan memperburuk kondisi penderitanya. Oleh karena itu, penting untuk mengecek informasi dan memahami dengan benar semua hal terkait asma. Berikut adalah beberapa kesalahpahaman umum tentang asma yang perlu dihindari:
- Asma Hanyalah Masalah Pernapasan Ringan
Salah satu kesalahpahaman umum terkait asma di masyarakat adalah anggapan bahwa asma hanyalah masalah pernapasan ringan, sehingga menyepelekan rasa ketidaknyamanan akibat gejala sesak napas yang ditimbulkan. Namun, asma sebenarnya bisa menjadi kondisi yang serius dan mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan baik. Bahkan, serangan asma yang parah dapat menyebabkan kesulitan bernafas secara signifikan dan memerlukan intervensi medis segera. - Asma Hanya Bisa Dialami oleh Anak-Anak
Penyakit asma memang paling sering dijumpai dan dialami oleh anak-anak. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa asma juga bisa dialami oleh orang dari segala usia, termasuk orang dewasa dan lanjut usia. Bahkan, beberapa orang baru mengalami gejala asma saat mereka dewasa. - Asma Tidak Dapat Diobati
Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan asma secara total, pengobatan yang tepat dan manajemen kesehatan yang baik dapat mengontrol gejala dan mencegah serangan yang parah. Perawatan yang komprehensif bisa membantu penderita asma menjalani kehidupan yang aktif dan produktif, seperti dengan melakukan terapi, baik dalam bentuk obat-obatan, teknik pernapasan, hingga melakukan jenis olahraga tertentu. - Asma Hanya Dipicu oleh Alergi
Meskipun alergi adalah salah satu pemicu umum asma, kondisi ini juga dapat dipicu oleh faktor lain seperti infeksi saluran pernapasan, aktivitas fisik yang berat, polusi udara, asap rokok, cuaca dingin, stres, dan bahkan beberapa obat-obatan. Penting bagi penderita asma untuk mengidentifikasi pemicu-pemicu mereka dan menghindarinya sebisa mungkin. - Merokok Tidak Berpengaruh pada Asma
Salah satu kesalahpahaman yang berbahaya adalah bahwa merokok tidak memiliki dampak signifikan pada asma. Padahal, merokok dapat memperparah gejala asma dan meningkatkan risiko serangan asma yang parah. Baik penderita asma maupun orang di sekitarnya harus menghindari paparan asap rokok. - Gejala Asma Hanya Muncul Saat Serangan Asma
Kesalahpahaman terakhir adalah bahwa gejala asma hanya muncul saat serangan asma terjadi. Padahal, penderita asma seringkali mengalami gejala seperti batuk, sesak napas, atau dada terasa berat, bahkan ketika mereka tidak sedang mengalami serangan asma. Ini dikenal sebagai "asma yang tidak terkontrol" dan bisa menjadi tanda bahwa perawatan yang lebih agresif diperlukan.
Untuk mencegah kesalahpahaman tentang asma, penting bagi masyarakat untuk selalu mengecek informasi dan meningkatkan pemahaman mereka tentang kondisi ini. Hal ini karena dengan tidak menyepelekan suatu gejala ataupun faktor risiko asma, kemungkinan salah penanganan terhadap asma dapat dihindari. Selain itu, pemahaman yang benar terkait asma juga dapat meningkatkan kualitas hidup bagi penderitanya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala asma, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mengetahui diagnosis dan mendapatkan perawatan yang tepat.
Artikel ditulis oleh dr. Hario Baskoro, Sp.P, Ph.D (Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan RS EMC Pulomas).