Simak Apa Saja Perbedaan Kateterisasi Jantung dan Pasang Ring Berikut Ini!

Tak dapat dipungkiri bahwa kesehatan jantung menjadi sebuah aspek krusial yang memengaruhi kualitas hidup seseorang. Kita menyadari bahwa penyakit jantung adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, sehingga memerlukan penanganan yang tepat dalam tiap proses penyembuhannya. Untuk menangani masalah jantung, terdapat berbagai prosedur medis yang bisa dilakukan, termasuk kateterisasi jantung dan pemasangan ring (stent). Meski seringkali disebut bersamaan, kedua prosedur ini tentunya memiliki perbedaan mendasar.

Kateterisasi Jantung

Perlu dipahami bahwa kateterisasi jantung adalah prosedur medis yang digunakan untuk mendiagnosis dan mengevaluasi kondisi jantung pasien beserta dengan pembuluh darahnya. Prosedur ini melibatkan penyisipan kateter, yaitu sebuah tabung tipis dan fleksibel ke dalam pembuluh darah besar, biasanya di pangkal paha, pergelangan tangan, atau leher, yang kemudian diarahkan ke jantung.

Kateterisasi jantung ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Mengukur tekanan darah dalam bilik jantung.
  • Mengambil sampel darah dari jantung.
  • Mengidentifikasi penyumbatan atau penyempitan yang terjadi pada arteri koroner.
  • Mengevaluasi fungsi pompa jantung.
  • Melakukan biopsi jaringan jantung jika diperlukan.

Bagaimana Prosedur Kateterisasi Jantung Dilakukan?

  1. Sebelum memulai prosedur, pasien akan diberikan anestesi lokal di area penyisipan kateter.
  2. Selanjutnya, kateter akan dimasukkan melalui pembuluh darah menuju jantung.
  3. Terdapat pewarna kontras yang mungkin disuntikkan untuk membantu melihat pembuluh darah dan ruang jantung dengan lebih jelas melalui sinar-X (angiografi).
  4. Selama prosedur dilaksanakan, dokter dapat mengukur tekanan dan aliran darah dalam bilik jantung serta arteri koroner.

Dalam pelaksanaannya, tentu kateterisasi jantung ini memiliki manfaat dan juga risiko. Manfaat yang didapat antara lain dapat memperoleh gambaran detail mengenai kondisi jantung dan pembuluh darah. Kateterisasi jantung juga membantu dokter yang menangani dalam merencanakan tindakan selanjutnya, seperti angioplasti atau operasi bypass. Selain itu, prosedur ini juga termasuk non-invasif yang relatif aman dan cepat. Namun, Anda perlu mengetahui juga kemungkinan risiko yang dapat timbul dari prosedur kateterisasi jantung seperti pendarahan atau infeksi di lokasi penyisipan kateter, aritmia (irama jantung yang tidak normal), atau reaksi alergi terhadap pewarna kontras. Maka dari itu, segala prosedur kateterisasi jantung haruslah melalui konsultasi dengan dokter yang menangani sehingga memberikan solusi terbaik bagi permasalahan jantung Anda.

Pemasangan Ring (Stent)

Beda halnya dengan kateterisasi jantung, pemasangan ring (stent) meliputi sebuah prosedur terapeutik untuk membuka arteri koroner yang tersumbat dan menyempit. Stent adalah tabung kecil berbentuk jala yang ditempatkan di dalam arteri untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka dan memastikan aliran darah yang lancar ke jantung.

Pemasangan ring juga memiliki beberapa manfaat antara lain:

  • Mengembalikan aliran darah yang cukup ke jantung.
  • Mencegah serangan jantung pada pasien dengan penyakit arteri koroner.
  • Mengurangi gejala angina (nyeri dada).

Baca Juga: Memahami Kardiomiopati: Penyakit Lemah Jantung yang Patut Diwaspadai!

Bagaimana Prosedur Pemasangan Ring Dilakukan?

  1. Prosedur dimulai dengan melakukan kateterisasi jantung untuk menentukan lokasi penyumbatan.
  2. Balon yang terpasang pada kateter dikembangkan untuk membuka arteri setelah terdeteksi adanya penyumbatan.
  3. Stent kemudian ditempatkan di area yang dibuka oleh balon dan balon dikempiskan kembali.
  4. Stent yang telah dimasukkan tetap ditempatkan pada posisinya untuk menjaga arteri tetap terbuka.
  5. Pasien mungkin perlu mengonsumsi obat antiplatelet untuk mencegah pembentukan bekuan darah di sekitar stent, tentunya sesuai anjuran dokter.

Prosedur pemasangan ring tentu juga memiliki manfaat dan kemungkinan risiko yang menyertai. Manfaat yang diberikan meliputi mengurangi risiko serangan jantung, mengurangi gejala angina dan meningkatkan kualitas hidup, proses pemulihan yang relatif cepat dibandingkan dengan operasi bypass jantung. Selain itu, prosedur ini termasuk ke dalam minimally invasive dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Risiko yang kemungkinan dapat terjadi meliputi restenosis (penyempitan kembali arteri di sekitar stent), terjadinya trombosis stent (pembentukan bekuan darah di dalam stent), atau reaksi alergi terhadap material stent atau obat yang digunakan. Maka dari itu, dalam pelaksanaan pemasangan ring juga harus melalui konsultasi bersama dokter untuk memaksimalkan manfaat serta menghindari munculnya risiko.

Perbedaan Kateterisasi Jantung dan Pasang Ring

  1. Tujuan:
    - Kateterisasi jantung: Bertujuan untuk diagnosis, mengevaluasi kondisi jantung dan pembuluh darah.
    - Pemasangan ring: Bertujuan untuk terapi, membuka arteri koroner yang tersumbat atau menyempit.

  2. Prosedur:
    - Kateterisasi Jantung: Melibatkan penyisipan kateter untuk mengambil gambar dan data dari jantung.
    - Pemasangan Ring: Melibatkan penyisipan kateter dan penggunaan balon serta stent untuk membuka arteri.

  3. Hasil Akhir:
    - Kateterisasi Jantung: Memberikan informasi diagnostik yang detail untuk dokter yang menangani.
    - Pemasangan Ring: Menjaga arteri terbuka. Selain itu, pemasangan ring juga berfungsi mengembalikan aliran darah ke jantung.

Kateterisasi jantung dan pemasangan ring adalah dua prosedur penting dalam penanganan penyakit jantung, tetapi keduanya memiliki tujuan dan metode yang berbeda. Kateterisasi jantung digunakan terutama untuk diagnosis, sementara pemasangan ring adalah tindakan terapeutik untuk mengatasi penyumbatan arteri koroner. Kedua prosedur ini memiliki manfaat dan risiko masing-masing, dan keputusan untuk melakukan salah satu atau keduanya harus didiskusikan bersama dokter spesialis jantung untuk mendapatkan penanganan yang maksimal. Dengan demikian, pengetahuan yang mendalam mengenai kedua prosedur ini tidak hanya membantu dalam membuat keputusan medis yang tepat, tetapi juga meningkatkan pemahaman akan kondisi kesehatan jantung secara umum.

Artikel ditulis oleh dr. Kabul Priyantoro, Sp.JP (K), FIHA (Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS EMC Cikarang).