Kardiomiopati adalah penyakit yang berkaitan dengan otot jantung. Pada kondisi ini, otot jantung menjadi lemah, renggang, atau memiliki masalah pada strukturnya. Kondisi ini kerap disebut dengan jantung lemah atau lemah jantung. Sebagian besar kasus kardiomiopati menyebabkan otot jantung menjadi besar, tebal, atau kaku. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan otot jantung yang melemah akan tergantikan dengan jaringan parut atau luka. Saat melemah, jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Hal tersebut berpotensi menyebabkan detak jantung tidak beraturan, darah menumpuk di paru-paru, masalah katup jantung, atau gagal jantung.
Kasus kardiomiopati seringkali tidak terdiagnosa, sehingga angka kejadiannya pun bervariasi. Namun, dilansir dari CDC, diperkirakan sekitar 1 dari 500 orang berpotensi mengalami kondisi ini. Kasus lemah jantung ini dapat terjadi pada siapapun di segala usia. Namun, penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa dan lansia. Selain itu, angka kejadian penyakit ini pada laki-laki dan perempuan pun tidak berbeda jauh. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang Kardiomiopati
Jenis - Jenis Kardiomiopati
Kondisi kardiomiopati secara umum dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan bagaimana penyakit ini mempengaruhi otot jantung. 4 jenis tersebut antara lain:
- Kardiomiopati Dilatasi (Dilated Cardiomyopathy)
Kardiomiopati dilatasi adalah kondisi saat ruang bilik (ventrikel) kiri jantung membesar atau melebar dan dinding otot jantungnya menjadi lebih tipis. Kondisi ini menyebabkan jantung melemah, sehingga kemampuannya dalam memompa darah ke seluruh tubuh menjadi berkurang. Gagal jantung, penyakit katup jantung, pembekuan darah di jantung, dan detak jantung tidak teratur (aritmia) mungkin merupakan efek jangka panjang dari gangguan ini.
Kardiomiopati jenis ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Namun, pria dewasa lebih mungkin mengalami penyakit ini. Selain itu, anak penderita kardiomiopati biasanya juga mengalami jenis ini. Seringkali penyebab pasti dari penyakit ini tidak diketahui. Namun, kelemahan jantung seperti ini biasanya disebabkan oleh faktor genetik atau faktor keturunan lainnya, seperti konsumsi alkohol atau penggunaan obat-obatan tertentu.
[Baca Juga] Kardiomiopati Peripartum, Gagal Jantung yang Mengancam Ibu Hamil
- Kardiomiopati Hipertropik (Hypertrophic Cardiomyopathy)
Jantung lemah jenis ini termasuk yang paling umum terjadi dan dapat ditemukan pada pasien dari berbagai golongan usia. Kardiomiopati hipertropik terjadi ketika otot jantung membesar dan menebal tanpa penyebab yang pasti. Dinding ventrikel, dasar bilik jantung, dan septum—dinding yang memisahkan sisi kiri dan kanan jantung—biasanya merupakan tempat terjadinya penebalan otot jantung. Ruang ventrikel menyempit dan tersumbat akibat penyakit ini, sehingga jantung lebih sulit memompa darah. Ventrikel yang kaku, perubahan pada katup mitral, dan perubahan sel jaringan jantung juga dapat disebabkan oleh penyakit ini. Secara umum, kardiomiopati hipertrofik disebabkan oleh gejala penuaan, penyebab keturunan (genetik), atau penyakit lain yang muncul seperti hipertensi. - Kardiomiopati Restriktif (Restrictive Cardiomyopathy)
Restrictive Cardiomyopathy merupakan kelainan otot jantung yang terjadi karena ventrikel mengalami kekakuan atau tidak elastis, namun umumnya tidak terjadi penebalan pada dinding ventrikel. Oleh karena itu, ventrikel menjadi kaku dan mengakibatkan jantung tidak mengembang dan tak dapat menampung darah dengan baik. Restrictive cardiomyopathy merupakan tipe yang paling jarang ditemui.
Kardiomiopati restriktif umumnya terjadi karena kelebihan zat besi (hemokromatosis), penyakit jaringan ikat seperti skleroderma, pengobatan kanker, atau penyakit yang merusak jantung lainnya, seperti amyloidosis dan sarkoidosis. - Arrhythmogenic Right Ventricular Dysplasia (ARVD)
Jenis yang satu ini merupakan yang paling langka terjadi. Pada ARVD, jaringan otot di ventrikel kanan jantung digantikan dengan lemak atau jaringan berserat. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan sistem elektrik jantung hingga berpotensi menyebabkan detak jantung tidak beraturan atau aritmia. ARVD umumnya menyerang pasien berusia remaja atau dewasa muda, dan umunnya terjadi karena faktor turunan. Penyakit ini juga berpotensi mengakibatkan henti jantung mendadak pada atlet muda.
Penyebab dan Gejala Kardiomiopati
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kardiomiopati atau jantung lemah pada seseorang. Meski demikian, sebagian besar kasus ini terjadi karena faktor genetik atau keturunan dari orangtua. Selain faktor genetik, kondisi lain juga bisa menjadi penyebab terjadinya jantung lemah. Berikut beberapa kondisi yang juga dapat menyebabkan kardiomiopati terjadi:
- Tekanan darah tinggi yang terus-menerus, atau hipertensi.
- Memiliki riwayat masalah jantung, termasuk arteri koroner, serangan jantung, dll.
- Konsumsi kokain atau alkohol jangka panjang.
- Masalah dengan katup jantung.
- Menerima kemoterapi untuk pengobatan kanker saat ini.
- Kehamilan.
- Autoimun.
- Infeksi otot jantung.
Kardiomiopati atau jantung lemah umumnya tidak memiliki ciri-ciri, tanda-tanda, atau gejala tertentu. Namun, pada beberapa kasus, gejala akan muncul seiring dengan berkembangnya penyakit ini. Ketika kardiomiopati memburuk, jantung akan melemah. Adapun jantung yang lemah cenderung memiliki tanda-tanda atau gejala dari gagal jantung, seperti:
- Sesak napas atau kesulitan bernapas, terutama dengan aktivitas fisik yang berat.
- Kelelahan.
- Batuk saat sedang berbaring.
- Pembengkakan pada pergelangan kaki, telapak kaki, kaki, perut dan urat pada leher.
- Pusing.
- Pingsan saat beraktivitas.
- Detak jantung tidak teratur.
- Nyeri dada setelah beraktivitas berat atau makan banyak.
- Suara-suara yang menyertai detak jantung.
- Perut kembung akibat penumpukan cairan.
Pengobatan Kardiomiopati
Segera temui dokter jika mengalami gejala kardiomiopati agar dapat didiagnosis lebih lanjut. Setelah dipastikan bahwa penyakitnya memang kardiomiopati, dokter akan memberikan sejumlah obat. Berikut langkah pengobatan kardiomiopati:
- Meresepkan obat, seperti obat antihipertensi, antiaritmia, diuretik, kortikosteroid, antikoagulan, dan sebagainya, untuk mengatasi gejala kardiomiopati
- Pembedahan yang dikenal sebagai miektomi digunakan untuk mengangkat jaringan otot jantung yang menyimpang. Pasien dengan kardiomiopati hipertrofik persisten biasanya menjalani prosedur ini.
- Alat pacu jantung atau implan alat pacu jantung untuk membantu mengalirkasn listrik ke jantung. Meningkatkan keteraturan detak jantung adalah tujuannya.
- Jika pengobatan alternatif tidak berhasil, transplantasi jantung akan dilakukan sebagai upaya terakhir. Ketika seorang pasien menderita kardiomiopati, jantungnya yang rusak akan diganti dengan jantung donor yang sehat selama transplantasi jantung.
Selain mendapat perawatan medis, harus mengubah cara hidup untuk mengatasi kardiomiopati. Hal ini juga dapat menghindari terjadinya kardiomiopati dengan menggunakan teknik ini. Penyesuaian gaya hidup yang perlu lakukan adalah sebagai berikut:
- Pola makan yang sehat untuk jantung.
- Menjaga berat badan ideal.
- Mengelola atau mengatasi stres.
- Olahraga ringan secara rutin.
- Berhenti merokok.
- Mengurangi minum alkohol.
- Tidur yang cukup.
Kardiomiopati, atau yang sering disebut sebagai lemah jantung, adalah kondisi serius yang mempengaruhi kesehatan jantung seseorang. Meskipun tidak selalu terdiagnosis dengan mudah, memahami gejalanya dan mengenali faktor risiko dapat membantu dalam deteksi dini dan pengelolaan yang efektif. Dengan memahami jenis, penyebab, gejala, dan pengobatan kardiomiopati, Anda dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan jantung.
Artikel ditulis oleh dr. Heri Hernawan, Sp. JP FIHA (Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS EMC Tangerang).