Hipotiroid Bisa Dialami Siapa Saja, Ini Fakta Pentingnya!

Kesehatan kelenjar tiroid sering kali luput dari perhatian, padahal organ kecil berbentuk kupu-kupu di leher ini memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Salah satu gangguan yang kerap terjadi pada tiroid adalah hipotiroidisme, atau kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup. 

Hipotiroid bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, dari anak-anak hingga lanjut usia. Memahami kondisi dari penyakit ini sangat penting untuk mencegah penderita mengalami komplikasi yang lebih serius.  

Apa Itu Hipotiroidisme? 

Hipotiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid (T3 dan T4) dalam jumlah yang memadai. Hormon-hormon ini memiliki fungsi penting dalam mengatur metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, dan keseimbangan energi. Ketika produksi hormon tiroid menurun, fungsi tubuh pun ikut melambat, sehingga menimbulkan berbagai gejala. 

Gejalanya bervariasi, berikut adalah beberapa tanda umum dapat memberikan petunjuk untuk diagnosis yang lebih tepat:

  1. Kelelahan yang Berkepanjangan
    Kelelahan secara terus-menerus walaupun sudah cukup istirahat merupakan sebuah gejala umum hipotiroidisme. Penderita sering merasa letih dan tidak bertenaga, bahkan setelah tidur yang cukup. Hal ini terjadi karena metabolisme tubuh yang melambat, sehingga tubuh kesulitan memperoleh energi yang cukup untuk beraktivitas.
  1. Penambahan Berat Badan
    Penderita hipotiroidisme sering mengalami penambahan berat badan meski pola makan dan aktivitas fisik tidak berubah, akibat metabolisme yang melambat dan tubuh kesulitan membakar kalori secara efisien.
  1. Kulit Kering dan Rambut Rontok
    Kulit kering dan kasar hingga rambut rontok merupakan gejala lain dari hipotiroidisme. Kekurangan hormon tiroid mempengaruhi produksi minyak kulit dan kesehatan folikel rambut, menyebabkan kerusakan dan kerontokan.
  1. Sensitivitas terhadap Dingin
    Penderita hipotiroidisme sering merasa lebih dingin karena metabolisme yang melambat, mengurangi produksi panas tubuh. Hal ini menyebabkan kesulitan menjaga suhu tubuh, membuat mereka lebih sensitif terhadap dingin.
  1. Gangguan Mood
    Gangguan mood, seperti depresi, kecemasan, dan kesulitan berkonsentrasi, sering terjadi pada penderita hipotiroidisme. Hormon tiroid yang rendah memengaruhi keseimbangan kimiawi otak, yang berperan dalam mengatur suasana hati dan fungsi kognitif.
  1. Konstipasi
    Konstipasi adalah gejala umum hipotiroidisme, di mana sistem pencernaan melambat, memperlambat gerakan usus dan menyebabkan sembelit atau buang air besar yang tidak teratur.

Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Hipotiroidisme?  

Hipotiroidisme dapat dialami siapa saja, tetapi beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi. Wanita di atas 60 tahun, individu dengan riwayat keluarga gangguan tiroid, serta penderita penyakit autoimun seperti lupus atau diabetes tipe 1, berisiko lebih tinggi. Selain itu, pascapersalinan, kekurangan yodium, dan riwayat pengobatan tiroid atau terapi radiasi leher juga meningkatkan risiko hipotiroidisme.

Penyebab Hipotiroidisme  

Hipotiroidisme dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi autoimun hingga kekurangan nutrisi. Beberapa penyebab utama hipotiroidisme yang perlu diketahui antara lain adalah penyakit Hashimoto, defisiensi yodium, pengangkatan kelenjar tiroid, efek samping obat-obatan, dan gangguan hipofisis.

  1. Penyakit Hashimoto
    Penyakit Hashimoto merupakan gangguan autoimun di mana sistem imun menyerang kelenjar tiroid, mengurangi produksi hormon tiroid. Kondisi ini menyebabkan gejala seperti kelelahan, kulit kering, dan penambahan berat badan.
  1. Defisiensi Yodium
    Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh kekurangan yodium, yang penting untuk produksi hormon tiroid. Kekurangan ini dapat mengganggu fungsi tiroid, terutama di wilayah yang sulit mengakses makanan kaya yodium.
  1. Pengangkatan Kelenjar Tiroid
    Pengangkatan ini dilakukan melalui prosedur medis seperti tiroidektomi dapat menyebabkan hipotiroidisme. Setelah pengangkatan, tubuh tidak dapat memproduksi hormon tiroid tanpa penggantian hormon eksternal.
  1. Efek Samping Obat-obatan
    Obat-obatan tertentu seperti lithium dan amiodaron, dapat mengganggu fungsi tiroid. Penggunaan obat-obatan ini dalam jangka panjang dapat mempengaruhi produksi hormon tiroid 
  1. Gangguan Hipofisis
    Gangguan tersebut dapat terjadi jika kelenjar hipofisis tidak memproduksi cukup hormon tirotropin (TSH), yang diperlukan untuk merangsang tiroid. Hal ini dapat mengarah pada gangguan dalam produksi hormon tiroid.

Penanganan Hipotiroidisme  

Kabar baiknya, hipotiroidisme dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat. Perawatan utama untuk hipotiroidisme adalah terapi penggantian hormon tiroid menggunakan levothyroxine, obat yang berfungsi menggantikan hormon T4 yang tidak diproduksi oleh tubuh.  

Pasien yang menjalani terapi ini perlu memantau kadar hormon tiroid secara berkala untuk memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Dengan pengobatan yang tepat, gejala hipotiroidisme dapat dikendalikan, dan pasien dapat menjalani kehidupan normal.  

Langkah Pencegahan dan Deteksi Dini  

Hipotiroidisme mungkin sulit dicegah, terutama jika disebabkan faktor genetik atau autoimun. Namun, Anda bisa menjaga kesehatan tiroid dengan langkah-langkah berikut: konsumsi makanan kaya yodium seperti garam beryodium, seafood, dan produk susu; rutin periksa kesehatan, terutama jika ada riwayat keluarga atau gejala kelelahan yang tidak wajar; serta hindari paparan radiasi yang tidak perlu pada leher.

Jaga Kesehatan Tiroid Anda untuk Keseimbangan Tubuh yang Optimal

Hipotiroidisme adalah gangguan tiroid yang dapat dialami oleh siapa saja, tetapi sering kali tidak terdeteksi pada tahap awal karena gejalanya berkembang perlahan. Mengenali gejala dan faktor risiko adalah langkah pertama untuk mencegah komplikasi. Jika Anda mencurigai adanya gangguan tiroid, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.  

Jaga kesehatan tiroid Anda, karena kelenjar kecil ini memegang peran besar dalam menjaga keseimbangan tubuh secara keseluruhan!

Artikel ditulis oleh dr. Patriotika Ismail, Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Cikarang).